19

42.1K 1.9K 24
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Happy reading



"Juan!" Tiba-tiba saja terdengar pekikan Laras, dengan refleks Juan menjauhi tubuh Via yang menegang.

Ada aja sih yang ganggu, batin Juan.

Laras berjalan mendekati Juan lalu menjewer telinga anaknya itu. Ia datang ke kantor untuk menemui anaknya, sudah 1 minggu anaknya tidak pernah menemuinya lagi, walaupun menyebalkan. Tapi, ia sangat kangen dengan anaknya ini. Emang anak durhaka, orang tuanya jarang sekali ia jenguk ke rumah, mentang-mentang sudah besar dan punya tempat tinggal sendiri.

Baru sampai di pintu ruangan meeting yang di bilang Rey di bawah tadi, ia malah melihat anaknya yang seperti sedang mencium seseorang, ia tentu kaget. Ini di kantor bisa-bisanya anaknya berbuat mesum di sini.

"Eh mama kok jewer telinga Juan sih?" Protes Juan meringis.

"Kamu ini ya, nakal banget!" Omel Laras,  setelah puas ia melepaskan tangannya dari telinga Juan.

"Emang Juan ngapain sih ma?" Tanya Juan heran sambil mengusap-usap telinganya, jeweran Laras tak main-main rasanya. Padahal dia merasa tidak melakukan yang aneh-aneh.

Matanya menatap Via yang hanya terdiam saja. Owh dia menyadari dimana salahnya, seketika ia senyum-senyum sendiri mengingat reaksi Via yang pipinya bersemu merah tadi, menggemaskan.

"Kenapa senyum-senyum, sudah gila kamu?" Tanya Laras memandang anaknya sinis. Lalu matanya menatap seorang gadis yang menjadi korban anaknya barusan.

"Loh Via ya?" Laras bertanya untuk memastikan.

"Hehe iya tante" jawab Via singkat.

"Aduh ya ampun, makin cantik aja kamu nak" ujar Laras memegang pundak Via dan mengusap-usapnya dengan pelan.

Ia hampir tidak mengenali Via yang sekarang terlihat semakin cantik, beberapa bulan yang lalu Via tidaklah secantik sekarang. Muka Via semakin bersih saat noda-noda hitam bekas jerawatnya sudah hampir memudar seratus persen. Tapi semuanya pasti tidak akan hilang seratus persen.

"Kamu kalau di apa-apain Juan jangan mau ya nak, kalau dia  kurang ajar lagi, segera lapor ke tante" pesan Laras kepada Via.

"Juan ga ngapa-ngapain Via kok ma, tadi cuma mau minta bekal Via aja" Juan tak mau di salahkan.

"Mau minta bekal, tapi kenapa sedekat itu?" Heran Laras menatap keduanya. Pipi Via bersemu merah mengingat perkataan Juan tadi.

"Hehe suka aja ngejahilin Via ma" cengir Juan.

"Lagian mama belum pernah cobain masakan Via kan? Enak banget loh, mama harus coba" lanjutnya.

Via diam-diam merasa melayang karena di puji Juan seperti itu, apalagi Juan memujinya langsung di hadapan dirinya dan Laras.

"Iyaa? Kalau gitu kapan-kapan kamu main ke rumah tante ya, tante sering sendirian di rumah, anak-anak tante pada sibuk sendiri" ujar Laras kepada Via, lalu matanya menatap Juan dengan sinis.

Juan merasa tersindir segera memeluk mama cerewetnya ini.

"Maafin Juan ya ma, Juan emang lagi sibuk-sibuknya ngurus persiapan proyek, ini perdananya Juan loh" jelas Juan dengan bangga.

"Iya, tapi kamu jangan sampai lupa waktu juga, harus tetap istirahat secukupnya" Juan mengangguk lalu mencium kening ibunya dengan sayang.

"Via kesini ngapain nak?" Tanya Laras kepada Via yang hanya diam saja jika tidak di ajak berbicara.

"Via kerja di sini tante, jadi sekretarisnya Juan" jawab Via tersenyum.

"Wah ternyata pekerjaan baru kamu masih satu kontrak dengan Juan ya" kekeh Laras. Via hanya mengangguk dan tersenyum. Ia bingung harus bereaksi seperti apa.

Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now