5. I See What I Want to See

1.6K 213 4
                                    

Disebuah ruangan yang bernuansa biru aqua, dengan aksen putih pada gorden yang yang tengah melambai-lambai akibat angin yang berhembus.Terlihat seorang gadis muda yang tengah duduk dikursi rodanya mematut diri didepan cermin. Dia Cho Eunseo.



Ia menyisiri surai rambut coklat panjangnya. Make up pun sudah terpoles sempurna diwajahnya. Make up tipis berkesan natural. Beberapa waktu berselang, Setelah memastikan dirinya siap, dia meletakan sisirnya di meja riasnya. Lalu memutar kursi rodanya hendak pergi meninggalkan ruangan.



baru setengah berjalan menuju pintu utama kamarnya, seorang wanita paruhbaya muncul dari balik pintu. Senyum pun tak pernah lepas dari wajah wanita paruh baya, yang merupakan ibunya. Eunseo pun membalas senyuman itu.



"apa kau sudah siap, Chonse?"tanya Xi Ana sambil berjalan mendekat kearah Eunseo.



Eunseo hanya mengagguk kecil. Xi Ana pun mengambil langkah mendekat dan mengambil posisi berdiri dibelakang Eunseo. Ia mendorong kursi roda itu, membawanya pergi kesuatu tempat.


****


Chanyeol tengah berkutat dengan tumpukan berkas pekerjaannya, ketika tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka. Lelaki itu mengangkat wajahnya untuk melihat, Kang Seulgi. Sektretarisnya yang tengah berdiri diambang pintu.



"Permisi, Pak. Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda"kata Seulgi.



"siapa?"tanya Chanyeol.



Baru saja pertanyaan terlontar, seorang pria telah melenggang memasuki ruangan Chanyeol. Wajah pria itu terlihat kesal. Dia, Do Kyungsoo. Pria yang selalu saja memasang wajah datar tanpa ekspresi.



"Yasudah, kembalilah bekerja, Seul"Seulgi pun beranjak keluar dari ruangan untuk kembali ke meja kerjanya yang berada diluar ruangan Chanyeol.



"Tak kusangka penjagaan akan seketat itu"ujar Do Kyungsoo yang kini sudah duduk disofa yang berada di tengah ruangan Chanyeol.



"Maaf. Aku hanya sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun. Aku terlalu sibuk"Chanyeol berujar.



Do kyungsoo terlihat menghela nafas jengah. Chanyeol selalu saja seperti itu, pikirnya.



"Jadi, meskipun seseorang itu sahabatmu sendiri kau juga akan melakukan penjagaan seketat itu?"kini nada suara Kyungsoo ketus.



Chanyeol hanya tersenyum melihat perilaku temannya yang terlalu sentimental.



"Tidak juga. Lalu untuk apa kau datang? Tidak biasanya kau berkunjung diwaktumu yang sempit itu?"tanya Chanyeol.



Do Kyungsoo terlihat menghela nafas berat. "Apa kau sudah mendengar bahwa Kim Kai yang begitu kita sayangi itu tengah terbaring dirumah sakit, karena mengalami kecelakaan yang diakibatkan ia mengemudi dengan keadaan mabuk?"



Chanyeol mengangkat alisnya sebelah. Tak percaya.



"Dasar bocah tengik! Bagaimana bisa ia melakukan hal konyol itu?"Chanyeol terlihat berseru kesal.



"Jadi, kau belum mendengar beritanya. Aku kira kau sudah diberikan informasi dari Suho Hyung. Kalau begitu sebaiknya kita mengunjungi bocah tengik itu"Chanyeol pun mengangguk menanggapi ajakan Kyungsoo.



Mereka pun berlalu meninggalkan tempat menuju rumah sakit dimana Kim Jong In dirawat.


****


Matahari telah meninggi, menumpahkan cahaya panasnya pada sebagian belahan bumi. Kini Eunseo tengah berjalan diantara dua tiang yang menyangga sebuah jalan setapak dengan kedua tangannya berpegang erat dikedua sisi tiang pegangannya itu. Dia mengiikuti terapinya untuk mengembalikan kondisi kakinya yang lumpuh itu.



Cucuran keringat membasahi wajahnya. Eunseo terlihat berusaha keras menggerakan kedua kakinya. Baru beberapa langkah namun ia sudah goyah. Xi Ana yang melihatnya pun merasa tak tega. Eunseo terus berusaha sekuat tenaganya untuk kembali berdiri tegak. Hingga ia benar-benar merasa lelah dan hampir saja terjatuh jika Dokter ZhangYixing menahan tubuhnya.



"Tak perlu memaksakan diri. Kau cukup berusaha saja itu sudah cukup. Sebaiknya kita sudahi dulu terapimu hari ini" ujar Dr. Zhang yang membantu Eunseo kembali duduk ke kursi rodanya.



" Terima kasih, Dr. Zhang"Yixing hanya tersenyum menanggapi. Ia menoleh pada Xi Ana lalu menundukan kepalanya hormat.



Sedangkan Xi Ana hanya membalas anggukan kecil.



"Baiklah, Chonse. Apa kau mau berjalan-jalan sebentar? Kebetulan ini waktunya aku istirahat. Jadi apakah kaumau menemaniku berjalan ditaman sekitar rumah sakit?"ajak Yixing yang kini sedikit merunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Eunseo. Senyum oun tak lepas dari wajah orientalnya itu.



Eunseo terlihat berfikir. Menimbang apakah ia menerima ajakan itu atau tidak. Bahkan Eunseo kini menoleh pada Xi Ana meminta pendapat. Xi Ana yang mengerti dengan tatapan itu hanya mengangguk kecil. Ia setuju dengan ajakan yang diajukan Yixing padanya.



"Hmm...baiklah Dr. Zhang"Eunseo menerima ajakan Yixing yang sontak membuat Yixing senang.



Yixing pun mendorong kursi roda Eunseo keluar dari ruangan terapinya dan membawa tubuh gadis itu pergi menuju taman sekitar Rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Eunseo hanya terdiam. Ia tidak tahu harus bicara apa. Lagipula ia bukan termasuk orang yang suka bicara.



"Apa kau ingin sesuatu, Chonse? Aku akan membelikan makanan jika kau mau sebelum kita melanjutkan perjalanan ke taman?" tawar Yixing namun Eunseo hanya menggeleng.



Yixing hanya mendesah pelan. Terlalu menutup diri, pikir Yixing. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju taman yang ada diluar rumah sakit hingga Eunseo memekik minta berhenti.



"berhenti.."pekik Eunseo sontak menghentikan aktivitas Yixing yang mendorong kursi rodanya. Eunseo terlihat menatap kearah kanan dimana pintu masuk pengunjung rumah sakit. Matanya tengah menatap seseorang.



Penasaran. Yixing juga ikut menoleh mengikuti arah pandangan Eunseo. Yixing hanya menangkap kegiatan orang-orang yang berlalu lalang memasuki rumah sakit.



"Chan gege-"gumam Eunseo pelan namun bisa ditangkap pendengaran Yixing.



Apa dia kekasihnya? Pikir Yixing.

Sedangkan Cho Eunseo kini masih terus memandangi orang yang ia yakini itu adalah Chan gegenya. Ia terus memandangi lamat-lamat hingga tubuhnya sedikit memiring hanya untuk mensejajarkan pandangannya. Hingga sosok yang ia yakini itu hilang dibalik lorong rumah sakit.

Matanya kini terlihat nanar. Ia kembali meluruskan tubuhnya kedepan. Ia terlihat kecewa dan Yixing menyadari itu.

"Apa itu kekasihmu, Chonse?" Tanya Yixing ragu.

Eunseo hanya menggeleng lemah.

"Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan" Yixing kembali mendorong kursi roda Eunseo keluar dari gedung rumah sakit menuju taman yang berada diluar Rumah Sakit.

tbc


Maaf ya pada kecewa karena cerita ini lama dilanjutkan. Tapi setelah difikirkan dan berkat saran seseorang jadi aku melanjutkan ceritanya lagi.

Tapi aku gak janji untuk ngelanjutin cepet soalnya aku sedang dalam mood yang kurang baik dalam menulis dan lebih mencari inspirasi diluaran sana.
Jadi mohon pengertiannya ya...


Kalave.

It's Okay It's Love (I Miss You Sequel)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz