18 || Perjanjian Konyol

47.3K 6.3K 2.6K
                                    

Assalamualaikum......

Sebelumnya terimakasih atas apresiasinya dalam bentuk vote dan komen di part sebelumnya.

Kurangi jumlah siders

Selamat membaca. Semoga suka, jangan buru-buru bacanya, pelan-pelan aja🤧

.

.
.

Zaina membuka lemari pakaian milik Zayden dengan ragu.

"Ini nggak ada uang atau barang berharga, kan? Takut hilang," gumam Zaina yang tidak-tidak.

Matanya meneliti baju-baju milik Zayden. Untuk pertama kalinya ia menyiapkan pakaian untuk sang suami. Perasaannya tidak bisa dideskripsikan. Antara senang dan gugup bersamaan.

Zaina bingung. Rata-rata baju Zayden berwarna putih. Hampir semua kemeja. Hanya beberapa baju kaos. Pilihannya jatuh pada sweater berwarna pink muda, hingga menyerupai warna putih. Sepertinya itu cocok untuk Zayden.

Karena hampir semua celana milik Zayden berwarna hitam, jadi Zaina asal pilih.

Hal yang paling sulit bagi Zaina setelah mengambil handuk milik Zayden.

Pakaian dalam. 

Hei, ayolah. Gadis polos seperti Zaina harus mengambil benda keramat itu? Ini pertama kali dan mungkin ini awal dari segalanya.

"Jaga mata Zaina ... ya, Allah," ucap Zaina saat melihat pakaian-pakaian dalam milik suaminya. Gadis itu memejamkan matanya sebelah, sedangkan sebelahnya berusaha melihat apa yang digapai oleh tangannya.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, langsung saja Zaina menyembunyikan benda itu dalam lipatan handuk di tangannya.

Jangan ditanya keadaan jantungnya. Zaina seperti baru saja memberanikan diri untuk menangkap seekor cicak yang ditakutinya.

Gadis memakai abaya itu segera berjalan menuju kamar mandi yang tertutup rapat.

"Kak ...."

Tok tok tok

"Kak, ini bajunya," panggil Zaina sedikit mengeraskan suaranya. Pintu di depannya bergeser, dengan cepat Zaina menutup matanya.

"Mana?" Suara Zayden terdengar. Hal itu membuat Zaina langsung mengulurkan pakaian-pakaian yang Zayden butuhkan.

"Na, saya di sini bukan di sana," celetuk Zayden. Pakaiannya urung ia ambil.

"I-ini bajunya," balas Zaina masih mengulurkan pakaian di tangannya.

"Iya, saya nggak nyampe, Ayana," jawab Zayden. "Maju lagi," lanjutnya.

Kaki Zaina bergeser hanya satu jengkal ke depan. Lagi-lagi ia memberikan pakaian Zayden. Namun, laki-laki itu belum juga menerimanya.

"K-kak Zayden ngerjain Zaina, ya?" tanya Zaina.

Suara kekehan Zayden terdengar.

"Na, coba buka dulu mata kamu," pinta Zayden.

"Enggak berani," jawab Zaina. Matanya masih terpejam rapat dan tangannya masih setia mengulurkan pakaian Zayden.

"Kenapa nggak berani?"

Zayden itu pura-pura tidak tau atau memang sengaja menggoda Zaina?

Tidak tau, kah, kalau tangan Zaina sudah gemetar karena gugup.

"Ayana, coba buka dulu matanya. Itu kamu ngasih baju ke siapa?" tanya Zayden. Laki-laki itu terdengar sedang tertawa kecil.

Sebelum membuka matanya, Zaina lebih dulu berbalik. Setelah tubuhnya berputar sembilan puluh derajat, barulah matanya terbuka.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Where stories live. Discover now