29 || Boyongan

42.9K 5.3K 3.2K
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gimana puasanya?

Di bulan yang penuh berkah ini, baiknya kita semua memperbanyak menebarkan kebaikan. Memberikan vote dan komen yang banyak di part ini termasuk kebaikan 😇

Diantara doa-dia yang mustajab yaitu orang yang berpuasa. "Tiga macam doa yang tidak akan ditolak; doa orang yang berpuasa hingga ia berpuasa, doa imam (pemimpin) yang adil, dan doa orang yang teraniaya."  HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Abu Hurairah

Jadi, minta doanya dong untuk kelancaran dan kebaikan untuk cerita ini🤭

Semoga diberi kelancaran dalam proses apapun, dijauhkan dari segala fitnah, dijauhkan dari PLAGIAT jenis apapun ... aamiin🤲

Udah kayak apa aja😭👊
Tapi serius aku minta doanya:)

Terimakasih orang-orang baik.

.
.

itu aku ngetiknya waktu masih bulan puasa☝️🤭

.
.
.

"KALIAN BERDUA YANG DI DALAM! APA TIDAK MENDENGAR SUARA ADZAN?"

Zayden maupun Zaina tersentak kaget.

"Astaghfirullah," gumam Zaina. Sedangkan Zayden geleng-geleng.

"Bang Arfa kenapa, sih?" gumam Zaina menggerutu.

"Dia cinta sama kamu, makanya dia nasehati kamu," jawab Zayden terkekeh.

"Ya, kan, bisa baik-baik. Ketuk pintu terus bilang baik-baik gitu. Zayden, Zaina, apa kalian tidak mendengar suara adzan, begitu aturannya," celoteh Zaina.

"Udah, jangan marah-marah," tegur Zayden. Ia menyudahi menyisiri rambut Zaina. "Udah cantik," sambungnya.

"Terima kasih," balas Zaina tersenyum walau Zayden tidak melihatnya.

"ADZAN!"

Zaina mendengkus. Dengan buru-buru ia bangkit dan berjalan keluar kamar. Setelah ia membuka pintu kamar, Zaina cemberut melihat kakaknya yang berdiri di sana sambil membenarkan pecinya.

"Abang kenapa, sih? Kan, Zaina sama kak Zayden, jadi Zaina sholat jama'ahnya di sini aja," sembur Zaina.

"Ya, cuma memperingati kalian. Takutnya nggak dengar adzan," balas Gus Arfa dengan tenang.

"Ya udah, kalian jangan lupa sholatnya.
Abang ke masjid dulu," lanjut Gus Arfa setelah itu ia berlalu.

Zaina mengedikkan bahunya. Gadis itu kemudian kembali masuk ke dalam kamar.

"Kak Zayden?" panggil Zaina ketika tidak mendapati Zayden di kamarnya.

"Wudhu mungkin," batin Zaina.

Sambil menunggu, Zaina duduk di bibir ranjang. Ia mengamati cincin di jari manisnya. Cincin yang dipakaikan Zayden waktu itu.

"Ay," celetuk Zayden yang baru keluar dari kamar mandi sembari merapikan lengan bajunya.

Zaina terperangah melihat laki-laki itu.

Melihat Zaina yang menatapnya tidak berkedip, Zayden mengerutkan dahinya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Eh? Hm, nggak apa-apa," jawab Zaina dengan kikuk. "Aku ambil wudhu dulu," lanjutnya. Setelah itu Zaina terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi.

Zayden melihat itu hanya terkekeh. "Tindakan dia itu selalu menggemaskan," gumamnya.

Lain halnya dengan Zaina yang berada di dalam kamar mandi. Ia terus mengusap pipinya.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora