Pertemuan

129 14 5
                                    

Happy Reading
...

Flasch Back

Dania, Nadia, Putri, Wulan dan Nesa berjalan beriringan melewati halaman Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, tujuan akhir mereka adalah Gerbang dua, untuk menunggu angkutan umum yang melewati jalan besar depan Kampus.

Sebelum sampai di Gerbang dua, tentu saja mereka melewati gedung-gedung utama Universitas seperti Auditorium. Sepanjang jalan mereka bersorak sorai, saling menggoda, saling menjahili seperti anak-anak gadis pada umumnya.

"Gimana tadi kata Mami si Putri?" pancing Nadia.

"Air mengalir pada habitatnya." Wulan memberi jawaban.

Setelah itu, mereka berlima tertawa renyah, mengingat kembali hal lucu yang mereka dapati tadi di Mata Kuliah Hukum Lingkungan.

"Jadi orang nanya alir mengalir kemana, jawabnya udah jelas ya cuy mengalir pada habitatnya."

"Berfaedah banget tau gak tambahan pengetahuan kita hari ini. Mami gue gitu loh." Putri mengacungkan jempolnya.

"Dan, jangan mepet mepet napa, lebarnya jalan woy." Nesa menyenggol tangan Dania.

"Ih aku maunya kan dekat-dekat sama kau." Dania mengedip-ngedipkan matanya.

"Dih, kok jijik aku ya liatnya."

Nesa, Wulan, Nadia dan Putri bergidik ngeri melihat kedipan mata Dania, mereka berjalan lebih cepat.

"Tungguin woy." Dania berjalan cepat, hingga tanpa sadar ia tengah melewati gorong-gorong yang rusak, Kaki Dania tersangkut ke dalam gorong-gorong.

"Woy, jatuh aku loh." Dania berteriak.

"Hah?"

Nesa dan Yang lainnya menghentikan langkah, berbalik arah untuk melihat keadaan Dania. Bukannya langsung membantu mereka malah nge-bug seperkian detik, baru setelahnya tanpa komando, tawa mereka pecah secara bersamaan, benar-benar defenisi dari sahabat tidak ada akhlak.

"Woy malah ketawa, bantuin kek."

Dari belakang ada seorang mahasiswa yang lewat, kalau dari seragam Prakteknya bisa dipastikan mahasiswa itu anak Teknik.

"Saya bantu ya Kak,"ucap lelaki itu.

Lelaki berseragam Teknik itu pun membantu Dania untuk mengeluarkan kakinya yang tersangkut di gorong-gorong. Lelaki itu juga membantu Dania berdiri.

"Lain kali hati-hati ya, Kak." Laki-laki itu tersenyum hangat, dan langsung pergi begitu saja.

Dania yang masih syok bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih.

"Woy sadar woy sadar." Nadia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Dania.

"Gila, adegan tadi berasa di FTV. Pangeran datang menolong putri yang kakinya nyangkut di got." Wulan masih merasa takjub.

"Duh bodohnya, aku lupa bilang makasih lagi." Dania menepuk jidatnya.

"Ah iya, kita gak ada bilang makasih woy." Wulan jadi ikutan nge-gas.

"Ada yang sakit gak Dan?" tanya Nadia.

"Enggak, kalian sih asik ketawa aja." Dania memicingkan matanya.

"Ambil hikmahnya, jadi ditolongin abang-abang kan,"goda Putri.

Dari Auditorium sampe di Gerbang dua mereka tidak henti-hentinya membahas kejadian tadi, termasuk rasa penasaran mereka soal lelaki yang membantu Dania tadi.

Kumpulan CerpenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin