Fifteenth ~ Secret Stalker

77 8 0
                                    

Hidup itu kadang emang suka nggak adil. Tapi hidup juga nggak selamanya pahit, pasti bakal ada manisnya. Mau seberapa banyak pun kita menemukan sisi manis itu, tinggal balik ke kitanya aja. Bakalan mulai bersyukur atau tetep serakah.

~Giska Azelia~

***

#TPU Pondok Kelapa Jakarta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#TPU Pondok Kelapa Jakarta

"Andai aja dulu aku lebih cepat menyadari dan memanfaatkan lebih banyak waktu sama kamu. Mungkin sekarang aku bisa hidup tanpa dihantui penyesalan. Kita juga bisa hidup bahagia selamanya." lirih seorang wanita muda di depan sebuah nisan yang sudah sering ia kunjungi setiap wanita itu sedang sedih. Sudah sepuluh tahun berlalu, namun wanita muda itu masih tidak bisa melupakan orang yang namanya terukir di batu nisan tersebut. Pikiran dan hatinya tentang orang tersebut seperti tidak lekang oleh waktu.

"Kepergian dia itu bukan salah lo. Tapi udah takdir dari Tuhan." timpal sebuah suara wanita yang datang bersama seorang pria. Sepertinya mereka berdua sepasang suami istri dan teman dekat si wanita muda tersebut.

Tanpa si wanita muda itu sadari, mereka berdua sudah berdiri di sampingnya yang sedang bersimpuh di samping makam tersebut. "Tapi gue bodoh banget nggak cepet nyadar dan malah terlalu fokus sama kebencian gue. Kenapa gue bisa sejahat itu sih? Kenapa?" tanya wanita muda itu perih. Air matanya menetes semakin deras.

"Selama ini rasa sakit hati gue udah ngebuat hati gue jadi mati rasa buat ngerasain yang lain." sambungnya dengan suara serak karena menangis terisak.

"Sssttt berhenti nyalahin diri lo sendiri. Semua yang terjadi di dunia ini udah ada yang ngatur. Jadi lo nggak boleh selalu mikir kalau semua yang terjadi sama dia adalah salah lo." hibur si teman wanita sambil memeluk wanita muda itu. Memberikan kekuatan untuk sang teman yang sedang terlihat rapuh.

"Terus kenapa Tuhan nggak ngasih gue kesempatan lebih banyak lagi buat nebus semua kesalahan gue sama dia?" tanya wanita muda itu semakin sakit dan perih. Setiap menit dan detik di hidupnya selalu dihantui rasa bersalah dan penyesalan. Ia selalu bertanya pada Tuhan kenapa tidak memberikan lebih banyak waktu untuk orang yang namanya telah terukir indah pada nisan tersebut.

"Dia sekarang udah bahagia di sisi Tuhan. Tapi yang harus lo tau, sebelum pergi dia lebih bahagia karena udah ngabisin sisa waktu yang dia punya sama orang-orang yang dia sayang, termasuk lo." hibur si teman pria wanita muda itu berharap sang teman bisa belajar untuk menerima kenyataan.

Semua orang pasti pernah merasakan kehilangan orang yang disayangi dan hal itu tentu saja terasa sangat menyakitkan. Namun takdir yang telah ditentukan Tuhan hanya bisa kita terima dengan kuat, ikhlas, dan ambil hikmahnya. Jadikan lah sebuah pertemuan dan perpisahan sebagai pelajaran berharga. Karena hanya dengan memaknai sebuah pertemuan dan perpisahan akan membuat kita belajar untuk menghargai setiap waktu yang ada untuk orang tersayang.

"Pelan-pelan lo harus belajar ikhlasin dia. Skenario Tuhan emang nggak ada yang tahu. Tapi setidaknya lo udah bahagiain dia disisa hidupnya. Gue rasa itu udah lebih dari cukup." timpal si teman wanita sambil memeluk wanita muda itu. Menenangkan dan menguatkan sang teman meskipun ia sendiri juga merasa sangat kehilangan orang yang namanya terukir di nisan tersebut.

Our Youth (On Going)Where stories live. Discover now