Ninth ~ Broken Heart

112 9 2
                                    

"Aduh, gerbangnya udah ditutup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aduh, gerbangnya udah ditutup. Gimana nih?" rutuk Kaluna panik setengah mati. Hari ini ia sial sekali. Sudah tadi menabrak nenek-nenek, sekarang malah terlambat datang ke sekolah. Mana hari ini gadis itu ada ulangan fisika. Ia bisa dimarahi habis-habisan jika tidak dapat mengikuti ulangan tersebut. Kakaknya bisa mengamuk kalau ia ketahuan terlambat dan tidak mengikuti ulangan. Apalagi jika sampai kena hukum guru piket. Fix, Kaluna yakin ia pasti akan kena omelan Chandra yang panjangnya sudah sepanjang rel kereta api.

Kaluna anak kedua dari tiga bersaudara. Ia hanya tinggal bertiga dengan kakak laki-laki dan adik perempuannya karena kedua orang tua gadis itu sedang dinas di luar kota dan hanya pulang sebulan sekali. Oleh karena itu, Chandra Alfian sang kakak yang bertanggung jawab untuk menjaga dan mengawasi kedua adik perempuannya.

Bagi Kaluna, lebih baik ia tinggal dengan seekor anjing daripada harus tinggal dengan kakak laki-lakinya itu. Chandra memang tipikal orang yang sangat tegas dan disiplin namun keras dalam mendidik kedua adiknya. Itulah mengapa Giska sangat malas jika harus berurusan dengan Chandra. Apalagi jika harus mendengarkan omelannya yang sudah seperti Ibu-Ibu kompleks ketika belanja diabang tukang sayur.

"Mati gue. Gimana bisa ikut ulangan fisika kalau telat. Bisa abis nih kena sembur kak Chandra." keluhnya frustasi. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Sepertinya gadis itu harus siap-siap mendapatkan omelan + uang jajannya dipotong oleh Chandra.

"Tenang aja. Kamu nggak sendirian kok." timpal sebuah suara yang cukup mengejutkan Kaluna. Begitu melihat siapa yang berbicara, raut wajah Kaluna semakin masam.

"Kenapa harus kamu sih yang telat?" gerutu gadis cantik itu malas. Ia tidak mau terus-terusan berhubungan dengan Dava. Sudah cukup semua yang Dava lakukan padanya dan membuat Kaluna sakit hati. Gadis itu berusaha sekeras mungkin untuk menjaga jarak dengan Dava. Namun kenapa Dava seolah menarik ulur perasaannya. Itu menurut sudut pandang Kaluna.

Lain halnya dengan sudut pandang Dava. Pemuda itu hanya ingin tetap menjaga dan melindungi Kaluna meskipun ia sudah tidak dapat bersama gadis itu lagi. Ia sadar diri jika tidak pantas bersanding dengan Kaluna. Dava hanya ingin membuat Kaluna bahagia sebelum Tuhan memanggilnya nanti. "Mungkin karena kita jodoh." tukas Dava sambil tersenyum lebar.

Kaluna memutar bola matanya sambil membuang muka. Ia tidak ingin terlalu lama menatap wajah tampan Dava yang hanya akan membuatnya semakin sakit hati.
"Nggak usah ngomong ngaco deh! Emang kamu peramal."

Dava terkekeh geli
"Ayo masuk." ajak Dava lalu menarik pergelangan tangan Kaluna. Membuat gadis itu terkejut dan berusaha melepaskan genggaman tangan Dava. Tapi pemuda itu tetap berjalan tanpa menghiraukan Kaluna yang meronta-ronta.

"Kamu ngapain narik-narik aku sih? Lagian mau masuk lewat mana? Lewat lubang gembok?" mendengar perkataan Kaluna membuat Dava langsung tertawa keras. Bibir Kaluna langsung mencebik. Bisa-bisanya pemuda itu tertawa disaat situasi sedang darurat seperti ini.

Our Youth (On Going)On viuen les histories. Descobreix ara