First : Murid Baru

399 32 11
                                    

*Masa depan 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Masa depan 2022

Sore hari adalah waktu yang tepat untuk bersantai. Suasana Mentari sore yang begitu hangat dapat menenangkan pikiran yang sedang penat. Seperti yang sedang dilakukan oleh seorang wanita cantik. Ia tampak sedang duduk bersantai di taman belakang rumahnya sambil membuka sebuah album kenangan. Wanita berkulit putih bersih itu, menatap lekat foto pada setiap lembar halaman album tersebut.

"Kamu lagi apa, sayang?" tanya seorang pria lembut. Yang ditanyai, hanya melempar senyum. Pria yang tak lain adalah suaminya itu duduk di sebelah istrinya dan ikut melihat apa yang sedari tadi mencuri perhatian sang istri.

Wanita yang berusia dua puluh tujuh tahun itu berganti mengelus pigura di tangannya setelah menutup album yang telah ia buka pada setiap halaman. Dengan seulas senyum kecil, tersirat kerinduaan yang mendalam pada sosok yang pernah membuat hari-harinya lebih indah dan berwarna.

"Kamu dulu dekil banget ya,"
sang suami mulai mengejek

"Enak aja!"

"Udah dekil, galak, jutek, dingin lagi."

"Terus kenapa kamu mau nikahin aku kalau tahu aku kayak gitu?" sungutnya kesal.

Pria itu menghela nafas setiap menghadapi sifat jutek istrinya.
"Aku belum selesai ngomong, sayang." kemudian pria itu meraih tangan istrinya dan menggenggamnya erat.

"Mau bagaimana pun kamu, aku akan selalu mencintaimu. Wanita dingin dan jutek pendamping hidupku."

Mata wanita itu berkaca-kaca mendengar pernyataan suaminya. Ia tersipu malu bercampur bahagia karena suaminya itu selalu memprioritaskan dirinya di atas segalanya. Pria ini, tidak pernah gagal memahami isi hatinya. Sama sekali tidak pernah.

Pria itu merangkul istrinya, ia berkata seperti itu hanya mencoba mencairkan suasana. Ia tahu betul tentang apa yang sedang istrinya rasakan. "Kamu kangen dia ya?"

Wanita itu mengangguk kecil, kemudian menatap manik mata hitam suaminya dengan tatapan sendu. Mungkin sebentar lagi ia akan kembali menangis. Hal yang sudah terjadi berulang kali setelah hari itu.
"Jangan sering-sering dong kangen dia. Aku masih suka cemburu tau."
Mendengar guyonan pria yang sudah menemaninya melewati masa mudanya itu, membuatnya terkekeh kecil. Baginya, pria yang duduk di sampingnya sekarang dan yang berdiri di sampingnya dalam potret beberapa tahun silam, adalah bagian dari cintanya. Bagian dari masa muda juga masa depannya. Kedua pria itu, memiliki tempat masing-masing di hati wanita yang sedang bersandar di dada bidang sang teman hidup.

Wanita bermata indah itu, bahkan tidak menyangka jika di masa depan takdir menyatukannya dengan sang suami. Baginya, tidak ada hal yang paling membahagiakan, selain dipertemukan dengan jodoh yang telah Tuhan gariskan untuknya. Siapa yang menyangka jika pria yang ada di sampingnya itu, saat ini menjadi pendamping hidupnya.

Cukup lama bersandar, wanita itu kembali menatap paras tampan suaminya. "Aku teringat masa muda kita, Mas." ungkapnya.

Pria itu tersenyum kecil
"Aku juga,"

Our Youth (On Going)Where stories live. Discover now