12.

29.7K 2K 90
                                    

Ardan memberikan sebuah kantong plastik berwarna putih besar kepada Jeno yang duduk di pinggir ranjang, Jeno mengambilnya, lalu membukanya.

Jeno langsung tersenyum senang melihat beberapa jenis makanan ringan dan minuman dingin dengan rasa matcha semua, salah satu rasa kesukaan Jeno.

" Thanks " Ucap Jeno membuat mereka mengangguk bersamaan.

Dewa dan Ardan ikut gabung duduk di bawah dengan Haikal, Dewa menarik kantong plastik satunya lagi yang terdapat logo nama makanan, mengeluarkan semua isinya lalu membuka salah satu kotak dan langsung tercium bau ayam crispy yang membuat siapapun akan lapar ketika mencium aromannya, Haikal mengambil sepotong paha atas dengan bumbu pedas di temani oleh sekaleng cola dingin.

Ardan dan Dewa memakam ayam crispy itu sembari bermain playstation milik Jeno, sedangkan Jeno dan Haikal hanya menonton saja nanti jika ada yang kalah akan bergantian.

Sebenarnya Jeno memiliki playstation yang lain tetapi ia males mengambilnya, sudah berdebu juga karna menarunya di atas lemari yang berada di gudang.

Dewa menyerahkan stick playstationnya untuk digantikan bermain oleh Haikal, ia berpindah tempat duduk dengan Haikal dan fokus memakan ayam yang di belinya di jalan menuju kerumah Jeno.


Tokk..Tokk..

" Jevano, Ini bunda. "

Tiffany berdiri di depan pintu kamar dengan membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat brownise coklat yang baru ia buat, bahkan brownise tersebut masih terlihat ada asap asapnya.

Jeno turun dari kasur memakai sendal rumahnya lalu membukkan pintu buat sang Bunda.

" Kenapa? "

Jeno menatap sang bunda dengan bingung, karna menampilan sang bunda yang sudah rapih dengan rambut hitam panjangnya di gerai begitu saja dan beberapan polesan make up tipis.

" Ini, makan yaa bareng sama yang lain " Tiffany menyerahkan nampan tersebut kepada putranya, Jeno mengambilnya.

" Pelan pelan masih panas. " Jeno memangguk mengerti

" Bunda bilang tadi pagi libur, kok kerja? " Tanya Jeno, terdengar sedikit nada kesal.

Jeno tidak suka kalau sang bunda yang seperti ini, hari libur itu waktunya untuk beristirahat.

" Bunda engga kerja sayang.. cuman mau cek aja ke kantor, engga lama kok, ka Jevan sama ka Jean ada di kamar, jadi kamu engga sendiri nanti "

Jeno hanya bisa mengangguk, ingin menahan sang bunda untuk jangan pergi, tapi di rumah ada sahabatnya.

" Bun, kunci motor Jeno, besok Jeno mau sekolah "

" Nanti bunda mintaiin sama papah yaa "

Jeno mengangguk, sebelum pergi Tiffany mengecup kening putranya.

" Hati hati. "

" Iya sayangnya bunda "

Setelah sang bunda sudah menuruni anak tangga, Jeno menutup pintu kamarnya dan menaru nampan tersebut diatas karpet berbulu dijejerkan bersama makanan yang lain.

" Nih makan lu pada, niatnya kesini cuman kangen brownise bunda gw kan " Ucap Jeno yang langsung mendapatkan senyum dari sahabatnya.

" Hehe tau aja sih kasep "

" bawa pulang boleh engga nih? "

Mereka yang tadinya sibuk memakan ayam crispy, kini beralih menyerbu brownise coklat bikinan Tiffany. 

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now