19.

26.3K 2K 80
                                    

Jam kini sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, udara juga semakin dingin, membuat siapa saja akan menarik selimut tebal untuk menghangatkan tubuh dari hawa dingin, lalu melajutkan tidurnya yang membawanya kealam mimpi.

Berbeda dengan wanita dengan surai panjang hitam kecoklatan, yang kini sama sekali belum memejamkan matanya, wanita cantik itu malah menyenderkan punggungnya di kepala ranjang, dengan kepalanya yang menoleh ke arah jendala kamarnya yang tertup rapat, terhalang oleh gorden panjang berwarna coklat susu.

Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk keluar kamar, sebelum itu ia memakai sendal rumahnya, lalu mengambil kardigan panjang berwarna biru dongker yang ia gantung di dalam lemari pakaian, ia keluar kamar lalu menutup pintu kamarnya dengan rapat.

Gelap, itu yang ia lihat ketika keluar kamar, hanya pencahayaan sedikit dari lampu lampu kecil yang menerangi lorong lantai dua rumahnya, kakinya melangkah meninggalkan kamar dan memberhentikan langkahnya tepat didepan pintu kamar putranya, menatap pintu kamar putranya yang tertutup rapat, tangannya mengulur untuk membuka pintu kamar, tetapi tangannya langsung di tahan begitu saja, membuat dirinya menoleh kesamping.

" Kenapa? " Tanya Tiffany

" Kenapa belum tidur? "

Jeffrey bukannya menjawab pertanyaan Tiffany, pria itu malah memberi pertanyaan kembali kepada Tiffany.

" Aku engga bisa tidur mas "

Terdengar helaan nafas dari Tiffany, membuat Jeffrey membawanya kedalam dekapannya, membenamkan wajah cantik milik calon istrinya kedalam dada bidangnya yang terbalut dengan piyama set berwarna biru dongker yang sama persis seperti Tiffany pakai saat ini.

" Go back to sleep, i will accompany you " Ucap Jeffrey pelan, membuat Tiffany melepas pelukannya lalu mendangakan kepalanya menatap Jeffrey yang lebih tinggi darinya.

" Kamar Jevano "

Jeffrey mengangguk lalu membuka pintu kamar, tangannya meraba dinding kamar Jeno yang dingin, mencari saklar lampu yang berada di samping pintu, setelah lampu menyala dengan terang, Tiffany langsung masuk ke dalam kamar Jeno dan duduk di pinggir ranjang, lalu menghidupkan lampu tidur yang berada di samping ranjang di atas rak kecil.

Setelah Tiffany menghidupkan lampu tidur, ia meminta tolong kepada Jeffrey untuk mematikan saklar lampu kamar kembali, setelah lampu kamar di matikan dan hanya penerangan kecil yang berada di pinggir ranjang.

Tiffany mulai merebahkan tubuhnya diatas ranjang, menarik selimut tebal sehingga menutupi setengah tubuhnya, Jeffrey berjalan ke arah Tiffany lalu menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang sebelah kanan Tiffany, Tiffany mengubah posisi tidurrannya menjadi menyender didada bidang Jeffrey.

Jeffrey mengelus rambut panjang itu sesekali mengecup kening calon istrinya.

" Kapan kita akan menjemput Jevano? I can't stay away from him.. "

Jeffrey berdiam sejenak lalu kembali mengelus rambut Tiffany, sesekali merapihkan rambut depan kekasihnya.

" Aku tau kau tidak bisa berjauhhan dengan Jevano. But not for now honey.. let Jevano spend his time with papah and mamah later when he is ready we will pick him up. " Ucap Jeffrey yang membuat Tiffany menitiskan air matanya yang sejak tadi di tahan.

Lalu semakin membenamkan wajahnya di dada bidang Jeffrey.

Jeffrey langsung memeluk kembali tubuh Tiffany, membiarkan wanita cantik itu menangis di dada bidangnya.

" Aku kangen Jevano mas.. " lirih Tiffany di dalam pelukkan Jeffrey.

🛡🔫

Jevano WilliamWhere stories live. Discover now