47.

20K 2.1K 260
                                    

Jeno memberhentikan langkahnya dilorong lantai dasar sekolah, diujung lorong mengarah kearah parkiran sekolah ia melihat Roy serta Demian yang sudah berdiri dengan sangat tegap didepan mobil berwarna hitam, tidak hanya Roy dan Demian, ada bodyguard lain yang juga ikut berjaga dengan memperhatikan sekitar, sesekali mereka berbicara melalui earpiece.

Kerah jaket milik Jeno ditarik kesamping oleh Dewa, membuatnya yang belum siap oleng kesamping dan masuk kedalam ruang kelas kosong yang biasa dipakai untuk perkumpulan rapat osis, untung saja ruangan itu belum terkunci dan sepertinya ruang kelas tersebut baru saja selesai dipakai karna pendingin ruangan masih menyala.

" Didepan ada bodyguard om Jeff, lu yakin? " Tanya Dewa, Jeno spontan langsung mengangguk.

Ardan dan Haikal sedikit mengintip dari celah jendela, memantau pergerakan para anggota bodyguard milik Jeffrey.

" Roy sama Demian jalan kesini anjayy! " Ucap Haikal.

Mereka berempat sontak langsung berjalan kearah pojok kelas, setiap ruangan kelas memang memiliki pintu kaca, jadi sedikit terlihat dari luar jika didalam ada orang.

Jeno melihat Roy dan Demian yang melewati ruangan tersebut dengan berjalan cepat, diikuti empat anggotanya di belakang, setelah merasa aman, Ardan mengintip kembali dari kaca jendela.

" Aman kayanya, udah sepi disana. " Ucap Ardan.

" Lu berdua, diem disini, gw sama Ardan ambil motor, nanti kalau gw kasih aba aba langsung lari kenceng pokoknya " Ucap Dewa, Jeno dan Haikal mengangguk mengerti.

Ardan membuka pintu ruangan dengan perlahan, dan sedikit melihat sekitarnya yang sudah sepi, Ardan langsung menyuruh Dewa untuk segera ikut bersamanya keparkiran motor. 

" Jen, kita baca al-fatiha dulu engga sih? Biar lancar " Ucap Haikal, dengan membawa tangan Jeno untuk digenggam.

" Pimpin kal, gw ngikut. " Ucap Jeno, menimpali ucapan Haikal.

" Bismillahirrahmanirrahim "

" Aminnn "

Mereka berdua langsung membasuh wajah mereka dengan kedua telapak tangannya.

Ponsel milik Haikal, berbunyi menandakan sebuah pesan masuk, setelah dilihat dari loockscreen, Dewa memberikan sebuah pesan agar mereka segera keluar dari ruangan, karna Dewa dan Ardan sudah menunggu didepan pagar sekolah.

" Siap, Kal?! "

" Siap, Jen! Bismillah! Anak mamih pasti bisa! "

Jeno menghembuskan nafas kasar, lalu membuka pintu ruangan dengan perlahan, sudah aman Jeno dengan cepat lngsung menarik Haikal untuk berlari, mereka berdua berlari dengan sangat cepat kearah depan pagar sekolah yang sudah ada Dewa dan Ardan yang menunggu, Haikal dan Jeno dengan buru buru naik ke atas jok belakang motor sport milik Ardan dan Dewa.

Dewa dan Ardan langsung melajukan motor sport dengan kecepatan cukup tinggi, meninggalkan lingkungan sekolah.

Jeno sepanjang jalan menuju rumah lamanya, terus menerus menoleh kebalakang, memastikan jika tidak ada yang mengikuti mereka.

" Lantai tiga kosong. "

" Lantai dua kosong. "

Suara setiap anggota saling memberikan informasi kepada sang ketua melalui earpiece.

Roy menuruni setiap anak tangga dengan cepat dari lantai paling atas gedung sekolah hingga dilorong lantai dasar sekolah, ia berpapasan dengan Demian serta anggota lainnya, Roy kembali menekan earpiecenya ketika mendengar kembali informasi yang di dapatkan oleh anggotanya.

Jevano WilliamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang