d u a

202K 22.8K 5.4K
                                    

Hi! Cici's here!

Ayo, bisa yok vote sampai 2K untuk besok 🤓

Ayo vote dan komen di bab awal judulnya Bad Duda.

Disana ada pilihan konflik, nanti kalian isi, mau konflik gimana? Berat apa ringan? Dan beberapa pertanyaan lain 😚

Jangan lupa follow supaya bisa baca cerita ini sampai end AloisiaTherin

🦛🦛🦛

+6280987xxxx
Anya

Anya baru saja turun dari bis, saat ponselnya berbunyi. Ia merogoh ponsel yang ada di saku jaket dan membuka pesan yang masuk.

Salah satu alis Anya terangkat, mendapati nomor tidak dikenal menghubunginya.

Me
Siape nich?

Setelah menjawab pesan tersebut, Anya kembali memasukan ponselnya ke dalam saku. Ia bersiap mencari tempat yang bisa ia gunakan untuk beristirahat.

Ting!

+6280987xxx
Saya Bian.
Kamu lolos menjadi pengasuh
Lokasi dmn

Mata Anya membelalak lebar membaca pesan itu. Ini, MUSTAHIL!

Bagaimana bisa ia diterima langsung, tanpa wawancara dan segala rentetan lainnya! Oh, jangan lupakan ia baru saja mendaftar beberapa saat yang lalu!

"Ini serius?" Gumam Anya. Dia masih linglung.

Belum sempat Anya sadar dari keterkejutannya, ponselnya berdering, sebuah telepon masuk dari nomor yang tadi baru saja memberinya pesan.

Tangannya bergerak untuk menggeser tombol hijau, lalu menempelkan ponsel ke telinganya. 

"Hal-"

"Dimana?" 

Sebuah suara berat dengan pertanyaan singkat mampu membuat Anya menelan salivanya dengan berat. 

"Di.... bawah pohon mangga, pak." Jawab Anya asal.

"Apa?"

Suara kebingungan dari sebrang telepon membuat Anya segera menggelengkan kepalanya. 

"Maksud saya di halte... mana ya? saya sendiri juga bingung." Kepala Anya turut celingukan kesana kemari.

Terdengar suara hembusan nafas panjang di sebrang telepon, membuat Anya meringis tak enak.

Kenapa ya, orang-orang gemar sekali menghela nafas jika berasama Anya?

"Share loc ke nomor saya. saya jemput kamu sekarang juga." 

Itu perintah  dari Bian, sebelum sambungannya di putus sepihak.

***

Bian menoleh ke samping, saat mendengar suara pintu dibuka. Tangannya menyahut kunci mobil yang terletak di atas meja, sebelum ia berjalan menghampiri sumber suara.

Benar saja, ia menemukan gadis kecil dalam balutan baju tidur bermotif minion itu sedang berjalan mengendap endap dengan mata menutup dan sesekali memicing kecil.

"EHM." 

Bian berdehem dengan suara beratnya.

"Joiyin ndak yiat, Joiyin ndak yiat, Joiyin ndak yiat."

Bad Duda [END]Where stories live. Discover now