E m p a t p u l u h d u a

70.7K 9K 1.8K
                                    

3K komen aja disini!!

Sudah siap?! Menuju ending di Part 43!

Kasih kata kata untuk mereka disini!

🧌🧌🧌

Nyawa Anya baru saja terkumpul, ketika mendengar suara Joilin di sebelahnya. Gadis kecil itu sedang tengkurap dengan kaki berayun ayun. Kepalanya di sanggah dengan kedua tangan mungilnya.

"Joilin?" Panggil Anya.

Gadis kecil itu tersenyum lebar, padahal dalam benaknya sudah memikirkan hari-hari tanpa seorang ibu lagi, seperti dulu.

"Mama Nyanya ndak mau nyusul Papabi?" Tanya Joilin dengan suara cadel khasnya.

"Hah?!" Anya dibuat bingung dengan pertanyaan anaknya ini.

"Papabi mau jalan jalan ke cingapul. Mamah Anya pasti ndak di ajak. Ich ich ich, Papabi Lifebuoy memang!" Tutur gadis kecil itu dengan nada sinis dan julidnya.

Anya seketika bangun dari ranjang. Tubuhnya terduduk sempurna dengan jantung berdegup cepat. Apa maksud Jolilin tadi? Singapura? Bian pergi?!

Anya mengambil ponselnya yang berada di bawah bantal. Dengan cepat ia mencari nama kontak suaminya. Setelah menemukan kontak Bian, Anya segera menghubungi pria itu. Deringan tersambung, namun tidak kunjung di angkat oleh sang pemilik kontak, membuat Anya kalut.

Masih ada satu kontak yang bisa Anya hubungi. Jamal tukang dari segala tukang. Hanya dia yang bisa Anya mintai pertolongan dengan secepat mungkin.

"Halo mbak Anya? Tumben menelep-"

"Jamal, kamu tau dimana suami saya?" Potong Anya dan langsung bertanya apa maksud tujuannya untuk menelepon pria itu.

"Saya nggak tau kalau letak suami mbak Anya. Tapi kalo posisi mbak Anya di hati saya, saya tau." Jawab pria itu sembari tersenyum malu malu.

Anya memejamkan matanya, mendengar gombalan ang di lontarkan pria itu. Jayus sekali! Lagi pula saat ini Anya tidak butuh gombalan Jayus seperti itu.

"Jamal, posisi kamu dimana sekarang?" Anya bertanya sembari memakai jaket dan juga celana panjang.

Si kecil Joilin juga mengikuti pergerakan Mamanya yang sibuk sendiri.

"Di depan rumah mbak Anya menunggu mbak Anya kembali." Jawab Jamal.

"Bisa tolong jemput saya dan—," Anya menghentikan gerakan tangannya membuka pintu. Kepalanya menoleh ke belakang, menatap Joilin yang mengedipkan mata beberapa kali dengan lucu.

"Saya tau kamu tukang yang bisa menjelma jadi apa saja. Dan untuk kali ini, bisa saya minta tolong? Cari keberadaan suami saya, lalu antar saya ke sana." Ujar Anya, sebelum mematikan sambungan telepon, lalu mengangkat Joilin ke dalam gendongannya.

Awas saja Bian! Akan ia pecat pria itu menjadi suami setelah ini!

***

Jamal sudah menunggu di depan rumah dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bad Duda [END]Where stories live. Discover now