e m p a t b e l a s

119K 14.3K 3.5K
                                    

Hi! Cici is here!

Update lagi! Awas gak rame!

Komen di setiap paragraf nya ya!

Extra part scene 13 udah ku upload yaa! Bisa kalian baca di karya karsa ❤😍

Follow dlu supaya bisa baca sampai end! AloisiaTherin

🦛🦛🦛

"Bapak kalo mandi bisa gak sih cepet?" Sembur Anya, tepat setelah Bian membuka pintu kamar mandi.

Anya berdiri, berkacak pinggang di depan kamar mandi dengan wajah garangnya.

Tak memperdulikan Bian yang hanya memakai handuk sebatas pinggang sampai dengan lutut, Anya tetap mencegat Bian di depan pintu kamar mandi.

"Kamu nungguin saya mandi? Kenapa nggak langsung masuk aja?"

DUGH!

Anya menendang pintu kamar mandi dengan kesal.

"Saya serius ya pak. Ini kamar mandi saya, tapi di pakek bapak! Saya kebelet ini!" Gerutu Anya.

"Ini kan rumah saya. Makanya nikah sama saya, kalau kamu mau pakek kamar mandi di kamar saya." Jawab Bian enteng.

Bahkan pria itu turut berkacak pinggang, menatap Anya yang sedang mendongak agar bisa memberikan tatapan intimidasi padanya.

"Bapak udah nggak laku ya? Makanya ngebet nikah sama saya? Kasihan.." ejek Anya dengan nada sok kasihan.

"Daripada kamu, gak ada yang mau, akhirnya di jodohin. Kamu nolak saya, dijamin nyesel seumur hidup." Suara Bian terdengar berbisik di akhir kalimat.

"Saya nyesel, nolak bapak? Haha.." Tawa palsu keluar dari bibir Anya.

"Ngomong ngomong hari ini gajian. Bapak jangan lupa ya. Udah sana keluar!" Anya mengusir Bian dari kamar mandi.

Gadis itu langsung menyerobot masuk, dan mendorong Bian untuk segera keluar.

"Kamu ngusir yang punya rumah?" Bian menahan pintu kamar mandi, agar tidak di tutup oleh Anya.

"Saya kebelet beol. Bapak mau lihat?"

***

"Papabi!!!" Joilin berlari, memeluk kaki Bian dengan erat.

"Hei cantiknya papa." Ia berjongkok, menyamaratakan tingginya dengan Joilin.

Melihat Bian menunduk, Joilin langsung memeluk tubuh Bian dengan erat.

Bian dengan senang hati menerima pelukan anaknya. Ia lantas berdiri dan membawa tubuh Joilin dalam dekapannya.

"Kenapa sayang?" Tanya Bian lembut. Nadanya jauh berbeda saat ia menggoda Anya tadi.

"Kita nggak pelgi ke lumah mama lagi?" Tanya Joilin dengan mata teduhnya.

Dan Bian hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan sangat putri kecilnya itu.

****

"BANGSAT YA LO! SEBULAN MINGGAT BARU NGABARI GUE!"

Sebuah umpatan tajam dan keras terdengar dari balik telepon Anya.

"Suara lo, Ci. Mirip toa. Kecilin napa, gue enggak budek." Dumel Anya.

Anya sengaja menghilang hampir 1 bulan, termasuk dari Cici. Ia tidak ingin mendengar kabar apapun tentang keluarganya maupun teman dan sahabatnya.

Bukannya tidak peduli, tapi Anya tidak ingin siapapun tahu lokasinya berada saat ini, termasuk sahabatnya, Cici.

Bad Duda [END]Where stories live. Discover now