T i g a p u l u h t u j u

82K 9.3K 2.1K
                                    

Aku tuh nggak pernah ngerasa gak update seminggu 🥲

Rasanya baru kemaren updatenya tuh 🥲🙏🏻

Maaf ya 😭🙏🏻

Besok aku usahain update lagi!

Bakar lapak ini! 1,5K aja! Lebih juga gapapa, biar asoy geboy 🤓😎

🧌🧌🧌

"Halo? Apa Pi?" Anya menjawab panggilan telfon dari Papinya. Ponselnya itu berdering sedari pagi tadi.

"Kakak kamu udah balik dari pelariannya! Anak sialan! Bisa bisanya kembali sembari cengengesan!" Semburan amarah dari sebarang telepon berhasil membuat Anya menyergit.

"Kakak udah balik? Kok nggak telepon Anya sih?!" Gerutu Anya kesal sendiri.

"Anak sialan memang!" Umpat Papi lagi.

"Anya mau ketemu kakak! Hampir lima tahun kakak hilang nggak ada kabar!" Sungut Anya bersemangat. Dia segera bangkit dari kasurnya.

"Ya, pulang kesini. Ajak suami dan anak mu. Dia bahkan sekarang sedang merengek meminta untuk bertemu suami dari adiknya!" Omel Papi. "BERHENTI MENANGIS OLIVER!" Teriakan Papinya menjadi penutup sambungan telepon keduanya.

Senyum Anya kembali sumringah. Kakaknya yang menghilang selama lima tahun itu akhirnya kembali.

Dulu, seingatnya, sebelum kakaknya pergi, terjadi pertengkaran hebat diantara mereka. Pertengkaran antara kedua orang tuanya dan juga Kakaknya, sebelum esoknya ia melihat kamar sang kakak sudah kosong.

"Sayang?" Bian masuk ke dalam kamar dengan tangan penuh tepung dan juga wajah celemotan.

"Mas, aku mau balik ke rumah Papi."

Mata Bian membelalak lebar. "Apa?! Kenapa? Mas ada salah sama kamu? Kenapa?" Bian terlihat panik, bahkan pria itu sudah berlutut di hadapan istrinya.

"Mas—"

"Kenapa? Joilin nakal sama kamu? Atau kamu yang gak kuat tiap malem adu tempur sama aku? Tenang, aku bisa kurang—"

"Mas—"

"Diem dulu sayang. Kamu suruh aku puasa satu tahun juga aku gak apa apa. Tapi please jangan balik—."

"Mas! Ih! Dengerin dulu!" Anya mencubit dada Bian, hingga pria itu mengaduh, baru berhenti nerocos.

"Dengerin dulu!" Bentak Anya kecil pada suaminya.

Bian cemberut. Ia mengangguk layaknya anak kecil.

"Kakak brengsek aku yang tiba tiba hilang itu pulang. Aku pernah cerita ke kamu, kan?" Tutur Anya lembut.

Bian terdiam sebentar, mengingat ingat. "Kayaknya pernah, tapi mas lupa."

"Nah, barusan kata papi, kakak aku pulang. Dia nangis nangis minta ketemu aku sama kalian berdua." Ujar Anya sembari membantu tubuh suaminya berdiri.

"Kebanyakan nempur ya gini, lutut loyo." Ledek Anya, membuat Bian manyun.

"Kamu mau berangkat sekarang? Aku nggak bisa, habis buat bakso aku ada meeting sama papi," sesal Bian.

Wajah pria itu nampak menyesal.

"Yah.. kalau aku bawa Joilin boleh?" Tanya Anya dengan mata bulatnya yang menggemaskan.

"Gemes banget. Istri siapa sih," Bian menyematkan satu kecupan di pipi Anya.

"Istrinya mantan duda nakal!" Jawab Anya cekikikan.

Bad Duda [END]Where stories live. Discover now