d u a p u l u h d u a

100K 12.7K 4.6K
                                    

Hi! Cici is here 🦛

4 hari gak update! Fyuh..

Yang setuju Joilin masuk playgroup 👉🏻

Yang setuju Joilin pengangguran aja 👉🏻

Jangan lupa follow IG @aloisiatherin siapa tau mau buat chat prik mereka 🦛

Follow wattpad aku juga biar bisa baca sampe end! AloisiaTherin

🦛🦛🦛

Bian menoleh ke samping, mengamati Anya yang kini nampak gugup dan berkeringat dingin.

Tangan gadis itu mencengkram erat tas kecil di pangkuannya, matanya mengamati luar mobil.

"Gapapa, tenang. Ada aku." Bian mengelus punggung tangan Anya, berusaha menenangkan calon istrinya.

Iya, mereka sedang ada di depan rumah kedua orang tua Anya.

Rumah dua lantai yang nampak suram di mata Anya itu benar benar begitu menakutkan, mampu membuat Anya bergidik ngeri, mengingat kejadian demi kejadian yang begitu suram dalam hidupnya.

Salah satunya, di jodohkan dengan aki aki istri dua.

"Ini rlumah ciapa? Kayak rlumah hantu." Celetuk Joilin, membuat Anya meringis.

Nah, lihat kan. Anak kecil aja bisa merasakan aura negatif dari rumahnya ini.

"Udah, ayo turun." Bian melepas sabuk pengaman, dan membuka pintu mobil.

Di belakang, Joilin turun melepas ikat pengaman yang melingkar di perutnya, dan bergegas membuka pintu mobil.

"Papabi! Bantu dolong pintunya dong! Belat tau!" Keluhnya dengan nada kesal, saat Bian malah membuka pintu mobil untuk Anya.

Bian tertawa. "Iya sayang, iya.."

Setelah Joilin meloncat turun dari dalam mobil, barulah Bian membuka pintu mobil di sisi Anya.

Melihat Anya yang masih terdiam, Bian pun bergerak melepaskan sabuk pengaman, lalu menggandeng tangan gadis itu keluar.

"Ayo, udah kebelet nikah ini. Gak bisa di undur."

Anya berdecak mendengar penuturan Bian.

"Huum, Joiyin juga ndak sabarl pengen gendong bayi." Sahut Joilin sok dewasa.

Bian kemudian menggendong Joilin dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri Bian menggandeng tangan Anya.

Anya membuka pagar rumahnya. Sepi. Tidak ada orang ataupun kendaraan yang biasanya terparkir di halaman depan.

Anya berjalan memasuki teras rumah. Ia melihat sandal kedua orang tuanya berada rapi di rak sepatu.

Belum sempat Anya membuka sepatu, suara pintu yang dibuka membuat kepalanya terangkat.

Ia bisa melihat wajah terkejut Papanya.

"ANAK KURANG AJAR KAMU YA!"

Sebuah semburan meluncur dari bibir pria paruh baya itu, membuat Anya berkacak pinggang.

"Papa yang kurang ajar! Mau nikahin anak gadis perawannya sama aki-aki istri dua!"

Nampak wajah terkejut Papa Anya. Pria itu berteriak, memanggil istrinya.

Bad Duda [END]Where stories live. Discover now