Prolog

6.2K 570 81
                                    


"Kita masih terlalu muda untuk mengenal luka, masih terlalu lugu untuk memahami dunia tak selalu mendongengkan cerita bahagia."

•••

PACAR

Lima huruf itu ditulis kapital dengan tinta merah, tercetak tegas di lembar pertama buku jurnal milik Valeria. Tanda si empunya tidak menyimpan keraguan sedikit pun. Selain pacar, Valeria juga menggoreskan beberapa huruf lain di selembar kertas itu, tentang apa saja yang ingin ia capai tiga tahun dari sekarang.

"Apaan, tuh?" Sissy tanpa izin merebut buku jurnal Valeria. Lalu, mulai mendikte keras-keras. "Satu, aktif eksrakurikuler. Dua, ranking minimal sepuluh besar. Tiga, jadi anggota osis. Empat, pacar—hmpft!

Valeria membungkam bibir Sissy dengan telapak tangan. Ekspresi panik terlukis di wajahnya. "Ada abang gue di ruangan sebelah!"

Melihat reaksi Valeria, Celine yang sedang asik mencamil kentang goreng, menyeletuk pelan, "Baru gitu doang udah panik. Yakin mau pacaran?"

"Harus yakin dong," ujar Valeria, entah untuk menjawab pertanyaan Celine atau untuk meyakinkan dirinya sendiri. "Makanya, gue tulis di bucket list."

Sissy menepis tangan Valeria. "Kenapa lo tiba-tiba ngebet pingin punya pacar?"

"Soalnya besok Senin kita resmi jadi anak SMA!"

"Apa hubungannya resmi jadi anak SMA sama punya pacar?" tanya Celine.

"Kalian nggak tahu kepanjangan dari SMA?" Valeria menatap tak percaya.

"Sekolah menengah ke atas?" Tebakan Sissy langsung dibalas gelengan kepala oleh Valeria. Kening Sissy berkerut. "Terus apa dong?"

"Siap mencari ayang."

Celine nyaris tersedak, sedang Sissy sempat terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak karena jawaban nyeleneh Valeria.

"SMA itu waktu yang paling pas buat pacaran," Valeria menjatuhkan pantatnya di atas ranjang. Kepalanya mendongak, memandangi langit-langit kamar dengan tatapan menerawang. "Bayangin gimana serunya nongkrong bareng di kantin setiap hari, syukur lagi kalau sekelas. Bisa lebih sering ketemu."

"Yaelah..." Celine menggelengkan kepala. "Lo pingin punya pacar cuma karena itu?"

"Nongkrong di kantin, mah, bisa sama siapa aja kali. Nggak harus pacar." Sissy menyahuti.

"Nggak, lah. Yakali gue sedangkal itu," hela napas berat terdengar dari celah bibir Valeria. "Gue pingin punya pacar yang perhatian, bisa jadi tempat bersandar, terus selalu siap melindungi gue dalam kondisi apa pun."

"Melindungi dalam kondisi apa pun?" Celine tertawa. "Itu pacar atau super hero?"

"Pacar spek super hero," ucap Valeria setengah bergurau.

"Kalau dilihat dari ciri-cirinya, sebenernya lo nggak butuh pacar," komentar Sissy. "Sekarang aja lo udah punya super hero."

Valeria mengerutkan kening. "Siapa?"

"Abang-abang lo."

Binar di wajah Valeria meredup. Aura suram menguar dari sekujur tubuhnya efek mendengar kata 'abang'. Sosok yang telah mengekangnya selama bertahun-tahun, juga potensi terbesar mengacaukan bucket list-nya. Dengan bibir bergetar, Valeria mengerang kesal.

         
"Abang gue bukan super hero, tapi super kepo!"

♠️♦️♣️

Gara-Gara Abang [SUDAH TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA DAN TBO]Where stories live. Discover now