Rule #19

12.6K 1.9K 322
                                    

"New game?"

"Nope. Cuma baru sempat kumainin." Randi menjawab pertanyaan Reva yang membahas tentang game yang sedang tampil di layar TV. "Itu apa?"

"Beef ravioli. Minggu lalu kamu bilang pengen makan ini..." jawab Reva dan mengambil tempat duduk di sofa tepat sebelah Randi. "Sorry aku nggak sempat masakin buat kamu, tapi. Tadi sampai di bandaranya masih terlalu pagi. So, I just ordered it."

"No prob."

"Do you want some chili flakes on it? Nggak pedes, kok."

"Nope." Randi menggeleng dan menerima suapan dari Reva sementara tatapannya tidak lepas dari layar TV berikut dengan jarinya yang bergerak lincah di controller. "Ini enak... pesan di mana?" Ia melirik ke Reva sekilas.

"A new Italian restaurant near here, just about 2 km. Forgot the name."

Randi mengangguk-angguk puas sambil menerima suapan selanjutnya. Beberapa kali diselingi oleh pertanyaan Reva terkait game yang sedang ia mainkan, sampai akhirnya piring tersebut habis tak bersisa.

"That was superb. Thank you for the delicious brunch."

"You're welcome." Reva menjawab sembari beranjak dari sofa dan menuju ke pantry. "Randika."

"Ya, Sayang?" Randi membalas dengan volume yang lebih dikencangkan karena keberadaan Reva di luar jangkauan penglihatannya.

"How come..." Suara Reva terdengar semakin jelas, yang menandakan pemilik suaranya berjalan mendekat. "... Kamu nggak makan apapun semalam?"

Randi melempar tatapan sekilas ke Reva sebelum kembali fokus ke game-nya. "Wait..." Ia mengingat-ingat apa yang ia lakukan semalam. "Ah... right." Ia reflek menekan tombol pause dan akhirnya menatap Reva langsung. "How did you find out?"

"There are only an empty can of coffee and beer in your trash bin, your dishwasher is empty and there is no trace of food at all. Kalau kamu buang sampah semalam, harusnya tempat sampah kamu kosong. Meanwhile, when I arrived here early in the morning, you were still sleeping," terang Reva panjang lebar. "We also talked on the phone last night when you had just finished work, and you mentioned that you went straight home. I remember asking if you had dinner, and you said you preferred to order delivery once you arrived home. We even talked until you arrived home and took a shower."

"And I just remember that... yeah I forgot to have a dinner last night." Randi meringis. "Aku semalam abis mandi ya langsung main game. Trus selesai pas Shubuh, ya udah baru tidur setelah itu."

Reva melipat tangannya sambil menatap Randi lurus-lurus. "It means you only had one meal yesterday. Kamu kan juga skip makan siang karena udah keburu late breakfast. Makanya aku ingetin biar jangan lupa pesan makan malam begitu sampai rumah."

"I'm sorry..."

"Randika, kamu kalau sakit lagi kayak sebelumnya—"

"No, I won't." Randi menimpali dengan cepat. "I won't. I promise I'll eat properly. Trust me."

Reva menghela napas dan akhirnya mengendurkan ekspresinya yang sejak tadi menatap Randi dengan kening berkerut. "I'm so going to stole that console, kalau kamu masih aja punya pola makan berantakan."

Randi berjalan menghampiri Reva dengan senyum geli mendengar ucapan kekasihnya itu. "You'll steal it? You won't toss it away?"

Reva meringis—kali ini ikut tersenyum dengan Randi. "That's a waste. Soalnya aku yakin aku marahnya nggak akan lama. Ntar kalau PS nya udah keburu rusak karena kubuang, yang ada jadi aku juga yang pusing kalau kamu sakaw nggak ada mainan."

RestrictionWhere stories live. Discover now