Addicted to Love | 20 • Golden Hour

2.2K 285 127
                                    

Hola

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hola. Ayang Rome Update.
Buat nemenin kalian tidur. Chapter 21-22 sudah update di Karyakarsa, ya.

Komen yang rame di sini! Wajib 😆

Happy reading. Semoga suka.

•••

Playlist :
Klergy - and so it Begins

______

Pagi ini, Cakrawala menyebarkan warna kuning keemasan yang terlihat lebih cantik dari biasanya. Hangat menjangkau seluruh kota bagai jam ajaib, menyapa ramah.

Anastasia duduk termanggu. Menikmati detik memesona yang selama ini ia nantikan. Melihat warna itu, Asia menyadari sesuatu hal, bahwa telah banyak hal yang ia lewatkan. Padahal sebelumnya Asia tak pernah lupa, untuk sekejap memperhatikan bagaimana cara kerja cahaya itu berganti.

Golden Hour? Kau masih menyukainya?” parau, suara dari dalam ruangan menjangkau. Membuat Asia lekas menoleh.

Romero tersenyum. Mendekat dengan tubuh shirtless sambil membawa tray berisi sarapan. Oh. Pancake dan saus maple yang manis.

“Aku tidak sarapan,” ucap Asia.

I know. Tapi, kau harus mencobanya,” ucap Romero. Tetap menyusun hidangan di meja.

“Kenapa?” Tanya Asia.

“Karena aku bangun sangat pagi untuk membuatnya. Jujur saja, aku gagal tiga puluh kali, hingga akhirnya Daniella membantu.”

Asia tersenyum, mendengus cukup kencang. Sial! Pagi ini benar-benar waktu berkualitas bagi Romero. Ah, ia menikahi wanita impiannya, dan sekarang sedang tertawa.

Romero bergegas, menaruh tubuh di kursi. “Ayo, duduklah!” tawar Romero. Menunjuk satu-satunya tempat yanga tersisa.

Sekejap, Asia berpikir. Meski ragu untuk berasa di sisi Romero, kali ini mungkin tidak ada salahnya untuk mengapresiasi. Setidaknya, pria itu berusaha. Padahal, luka di tangannya masih belum kering. Sejujurnya, hampir sepanjang malam, Asia memikirkan tujuan hidup yang dikatakan Daniella.

Romero melirik, kemudian menarik kursi Asia untuk membuat wanita itu jauh lebih dekat dengannya. Asia terdiam, sedikit syok. Romero sangat antusias. Nah, Ia melakukan itu lagi, dan kini mereka sangat rapat.

“Makanlah!” Romero menggeser piring.

Thanks.”

“Yah. Little red.” senyum di bibir Romero merekah. Kini begitu berani mengusap helai rambut Asia.

Addicted to Love Where stories live. Discover now