20 - Senja dan Sebuah Bingkisan

8 1 0
                                    

Beberapa pekan telah terlewati sejak Mia dan ayahnya kembali ke rumah mereka. Ini semacam babak baru. Mia merasakan sesuatu telah hilang, sesuatu yang tidak terdefinisikan oleh kata-kata. Suasana TPU Islam Nurani dan sekitarnya tak lagi sama.

Hari pertama Mia sibuk bersih-bersih. Lantai serta perabotan rumahnya dilapisi debu tipis karena lama tidak tersentuh. Ia tidak lagi harus membersihkan kawasan TPU. Pekerjaan itu sudah diambil alih oleh orang lain, sementara Pak Warto jadi kurir di perusahaan Pak Andri. Untuk sementara, Pak Andri rasa hanya posisi itu yang paling cocok, karena saat ditawari jadi sopir pribadi, Pak Warto sama sekali tidak bisa menyetir.

Ditinggal kerja sang ayah dari pagi hingga sore, Mia terpaksa menjalani hari-hari yang sepi. Ia merindukan kebersamaan mereka sewaktu masih jadi kuncen. Namun di balik semua itu ia bersyukur, mengingat pekerjaan ayahnya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kadang Mia merindukan keberadaannya di tengah-tengah keluarga Pak Andri beberapa minggu terakhir, terutama saat-saat bersama Evan atau Elen. Pernah terpikir olehnya untuk mengunjungi kediaman mereka sekali lagi, tetapi keraguan pekat buru-buru menelannya. Mengingat sikap dingin Evan di perbincangan terakhir mereka di rumah sakit beberapa hari yang lalu.

Hingga hari ini Mia tidak pernah mendapatkan kabar tentang Evan. Posisi ayahnya di kantor kurang potensial bisa bertemu Pak Andri untuk sekadar menanyakan keadaan Evan. Namun Mia yakin, Evan baik-baik saja. Terlepas ia sudah bebas dari kemelut masa lalunya atau malah semakin menjadi-jadi.

Mia banyak menghabiskan waktu di kawasan TPU, tempat yang merangkum sejumput kenangannya bersama Dirga. Setiap kali daun-daun bergemeresik gugur, disangkanya getaran dawai biola Dirga. Ia senang berlama-lama di balik pohon oak seperti dulu, berharap masih bisa merasakan kedamaian yang sama.

Kadang Mia merasa kewarasannya sudah tergadaikan. Setiap detik dan hela napas ruang hatinya disesaki bayangan Dirga. Hal ini membuatnya sedikit banyak lebih mengerti, bagaimana cinta mengaburkan logika Evan.

Separuh waktu telah terlewati sejak sepasang liontin merpati itu terpisahkan. Tiga bulan itu terangkai pelan-pelan dengan segenap siksaannya. Mia akan bertahan dalam penantian demi sebuah kepastian.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Dirga dan Mia, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Calon Besanku Cinta Pertamaku [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now