Blink of Love

3.8K 390 7
                                    

Matanya mengerjap menatap ponsel di tangannya. Jelas sekali pesan masuk itu tertulis 'kita putus' meski dia baca berulang kali. Hazel pikir dia salah baca, tapi memang benar itu pesan yang dia terima.

"Bagus deh kalau dia yang mutusin gue."

Hazel melempar asal ponselnya ke atas kasur. Senyumnya terukir indah. Akhirnya dia bisa bebas dari jeratan Bimo. Laki-laki kasar yang berpacaran dengannya 6 bulan lalu.

"Bego banget gue mau-mau aja pacaran sama cowok kasar kayak dia."

Sambil melanjutkan kegiatannya membersihkan kamar, Hazel bermonolog sendiri. Dia tidak habis pikir dengan dirinya karena mau menerima Bimo padahal tahu laki-laki itu tidak akan bisa berubah.

"Awalnya doang lembut. Setelah dapet gue? Balik lagi kasarnya. Emang udah bawaan lahir. Nggak akan bisa diubah."

Kepala Hazel menggeleng pelan. Dia bergidik membayangkan jika hubungan mereka bertahan lebih lama lagi.

"Zel?"

"Ya?"

"Sibuk nggak?"

"Lagi beresin kamar!"

Pintu kamar terbuka menampakkan Harper, kembaran Hazel. Gadis berambut pirang itu menatap kembarannya yang tampak murung.

"Kenapa lo?"

Harper membuka lebar pintu kamar Hazel, lalu masuk dan naik ke atas kasur. Dia biarkan saja kembarannya itu melanjutkan aktivitasnya.

"Lo udah dengar soal Hansel?"

Kening Hazel berkerut samar. Hansel? Namanya seperti tidak asing. Tapi siapa?

"Cowok?"

"Iya. Masa cewek," gerutu Harper.

"Bisa aja, kan? Kayak nama lo. Harper. Itu nama cowok."

Hazel tertawa geli melihat raut wajah masam Harper. Dia meninggalkan pekerjaannya, kemudian duduk di sofa menghadap Harper sepenuhnya.

"Kenapa dia?"

"Dia mau nginap di sini."

"Why?"

Harper mengedikkan bahu. "Abang yang ajak. Katanya rumah Hansel lagi direnovasi. Apartnya juga belum aman."

"Hansel siapa sih sebenarnya?" Hazel menggaruk pelipisnya. Dia tidak paham apa yang Harper bicarakan karena tidak mengenal siapa itu Hansel.

"Temen abang yang dulu naksir elo, ege!"

"Hansel Marquez?"

"Iya!"

"Kok bisa?"

Harper memutar bola mata jengah. "Capek gue ngomong sama lo. Nggak nyambung."

"Maksud gue, kok bisa dia ke sini? Bukannya dia balik ke US dan kuliah di sana?"

"Mana gue tahu! Tanya abang lo."

"Abang lo juga wei," balas Hazel sambil berdecak. Hazel menahan Harper yang ingin keluar dari kamarnya. "Kapan dia ke sini?"

"Udah di jalan. Palingan bentar lagi sampai."

"Terus kenapa muka lo kayak nggak seneng gitu?" Hazel menatap curiga pada kembarannya.

"Gue dulu suka dia, dia suka lo. Lo nggak suka dia. Menurut lo gimana perasaan gue setelah dulu mempermalukan diri ngejar-ngejar dia?"

Hazel meringis. "Lo bego sih."

"Dahlah. Males banget gue. Mending gue tinggal di apart aja daripada serumah sama tuh cowok."

"Jangan dong. Masa lo tega ninggalin gue sendiri." Hazel memelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT STORY 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang