Bagaimana Perasaanmu?

56 7 3
                                    

Judy masuk ke kamar tidur Hank, membawa banyak buku dan kertas di tangan kanan, serta alat-alat tulis di tangan kiri. Matanya menyapu ruangan dan menyadari ada seseorang yang tidak hadir di sana.

"Frey?" tanyanya.

"Pulang. Sakit perut," ujar Hank, tampak serius dengan pekerjaannya menggaris kertas dengan mistarnya. "Kau tahu, siklus bulanan."

Setelah mengerti, Judy ber-ooh panjang. Ia duduk di lantai, meletakan buku dan kertasnya di meja kecil pendek yang kini juga digunakan oleh Hank. "Aku masih ada tugas matematika integral. Bagaimana denganmu?"

"Aku hanya menggambar saja," Hank mengangkat bahu.

Judy mengangguk. Ia mulai menulis-nulis di atas kertasnya, berkonsentrasi pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di tugas.

"Kuharap kau tidak kecewa, Jude," kata Hank sambil menghela napas.

Judy mendongak dan mengangkat sebelah alisnya. "Apanya? Apa yang membuatku kecewa?"

"Tidak ada Frey malam ini."

"Apa itu sesuatu yang harus kukeluhkan?" Judy mendengus mendengar perkataan temannya.

"Maafkan kelancanganku, tapi Mitchie sudah menceritakan semuanya."

"Ap—" Judy baru saja hendak protes ketika ia memahami maksud perkataan Hank. Seluruh darah di tubuhnya naik ke kepala dan bibirnya langsung memucat.

"Tunggu! Tidak seburuk yang kau pikir!" Hank mendesah cemas karena melihat wajah memerah Judy. Sesuatu yang pasti terjadi kalau cowok itu merasa malu.

"Kau...sebentar, aku akan menghajar Mitchie," Judy bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu, hendak menghampiri adik perempuan Hank yang kemarin menjadi tempatnya menumpahkan cerita.

"Hei!" Hank bangkit dan meraih pergelangan kaki Judy, lalu memaksanya untuk kembali duduk. Terpaksa, Judy pun duduk kembali di hadapan Hank. Tapi sekarang wajahnya seperti bergolak marah dan memberengut. Matanya menatap mata Hank tajam.

"Kau pikir kau anak kecil yang baru mengerti cinta-cintaan?" Hank menggeleng-gelengkan kepala. "Kenapa tak kau ceritakan sejak dulu? Kenapa harus Mitchie? Kupikir kau lebih suka membicarakannya dengan sesama laki-laki?"

Judy membuang muka. "Keadaan membuatku bercerita pada Mitchie. Ia menanyakan aku, di jalan sewaktu kami berdua pulang sekolah bersama."

"Nah. Untungnya adikku mau bertingkah sehingga kau bisa membuka cerita," Hank mendecih dan menghela napasnya, menepuk bahu Judy. "Dengar, kau tak perlu menutupinya, kau tahu? Aku mengerti. Sangat mengerti. Aku tak terkejut kau menyimpan perasaan seperti itu pada Frey."

Mata Judy memicing curiga. "Apa kau bersekongkol dengan Mitcie untuk mengorek rahasiaku?"

"Mungkin?" Hank mengedikkan bahu. "Kau tak perlu sepanik itu kalau aku tahu. Itu bukan sesuatu yang harus kau tutupi dariku."

"Aku hanya tak ingin kalian malah memandangku aneh. Antara aku dan Freya, maksudku," Judy menggaruk tengkuknya, menghela napas. "Aku menduga kalian akan membuat situasi di mana kalian akan memojokkan aku dengan Frey. Aku sudah tak bisa menghadapinya sekarang, oke? Sudah tidak sama lagi. Apalagi orang seperti Mitchie...dia pasti akan membuat situasi semacam itu."

"Tidak. Kalau kau berkata itu, maka kami tidak akan membuatnya," Hank tersenyum tipis. "Setidaknya kau sudah mengutarakannya. Terima kasih, Jude."

Judy balas tersenyum. "Bagaimana menurutmu? Apa aku melakukan hal yang salah?"

"Salah? Dengan Frey? Jelas tidak. Kenapa aku harus berpikir kau melakukan hal yang salah?" mendengar pertanyaan Judy, Hank tertawa. "Tepat, kurasa. Kalian berdua dekat sekali, sampai-sampai kadang aku merasa iri. Kuharap Frey bisa jadi adikku menggantikan Mitchie."

Mendengar perkataan Hank, Judy tersenyum menerawang. Benar—hubungannya dengan Frey memang sedekat itu.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Hank lagi. "Bagaimana perasaanmu? Yang sesungguhnya?"

"Entahlah?" Judy menoleh pada Hank. "Bahagia...tapi lebih dari itu?"

Hank tak mengatakan apa pun, melainkan hanya menepuk bahu Judy sambil tersenyum kecil. "Aku turut senang mendengarnya, Jude."

**

Yo. Akhirnya bisa beneran publish cerita setelah membusukkan diri sekian lama di Wattpad. Alhamdulillah.

Jude & FreyWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu