Persiapan Kejutan

14 2 6
                                    

Hari itu, Judy terbangun dengan menyadari bahwa ulangtahun Frey tinggal tiga hari lagi. Ia merutuki dirinya, bagaimana mungkin ia bisa lupa? Namun masalah lain datang; Hank dan Mitchie belum akan pulang di hari ulangtahun Frey, jadi kemungkinan Judy harus menyiapkan rencana sendirian.

Judy mengerang. Bagaimana ini?

Ia mengirim SMS yang menyiratkan kepanikan pada Hank.

Oi, cepat pulang. Masa aku harus menyiapkan semua persiapan ulangtahunnya sendirian?

Dan Hank baru membalasnya sekitar dua belas jam kemudian, pukul delapan malam.

Hank: Tentu saja. Kenapa pula kau sampai harus bertanya? Jawabannya sudah jelas.

Yang benar saja! Ayolah, cepat pulang!

Hank: Sudahlah. Ambil saja kesempatan ini sebaik mungkin. Buat dia senang, nyatakan perasaanmu, dan sebagainya. Kau bisa memberinya hadiah apa pun yang kau mau. Kutebak sekarang kalian sudah lebih dari dekat, bukan?

Hank: Tolong jangan salah paham. Bukan aku dan Mitch yang membuat situasi memojokkan ini. Dunia yang mengizinkan kalian. Bergembiralah.

Tiga SMS itu membuat Judy semakin panik sendiri, ditambah lagi Hank malah menggodanya. Ia bahkan tak bisa tidur tenang malam harinya.

Baiklah. Masih tiga hari lagi. Masih ada waktu untuk mempersiapkan semuanya.

**

Esoknya, Judy pergi ke toko kelontong terbesar—dan satu-satunya yang ada di desa—untuk membeli lilin, atau kado-kado yang lain. Pemilik toko, Paman Wang, menyapanya ramah dan Judy membalasnya.

"Mencari apa?" tanya Paman Wang.

"Hmm," Judy berpikir. "Entahlah. Aku akan melihat-lihat dulu, Paman."

"Baiklah. Kau mencari alat sekolah? Ah, bukan. Kado untuk seseorang, kurasa?"

Mendengar tebakan Paman Wang, wajah Judy memerah. Pria itu tertawa dan menepuk bahu Judy. "Tak apa. Banyak kado yang bisa kau temukan di sini. Pilih yang benar-benar bagus untuknya, oke?"

Judy mengangguk dan menelusuri seisi bangunan toko yang menjual segala macam hal—mulai dari kebutuhan makanan, tas, sepatu, hingga hal-hal sepele seperti gelang, payung atau kartu pos. Segala macamnya ada.

Ia berjalan ke bagian yang agak jauh, terletak di sudut toko. Ke bagian pernak-pernik ulangtahun.

Mata Judy mengamati kalau-kalau ia menemukan barang bagus. Pandangannya jatuh ke lilin-lilin kecil berwarna-warni. Judy mengambilnya. Lalu ia juga melihat balon-balon bagus—tapi rasanya ia tak membutuhkannya.

Ia melihat tumpukan gulungan kertas kado di lantai. Judy berjongkok dan mencari kertas yang bagus. Walaupun ia belum menyiapkan kado sama sekali, tapi itu bisa dipikirkan belakangan. Ia mengambil kertas berwarna hijau yang cenderung polos dan tidak mencolok.

Baiklah, lilin dan kertas kado dirasanya sudah cukup. Ia memandang sekeliling lagi. Bagaimana dengan kadonya?

Ia berjalan mengelilingi toko dengan kebingungan. Frey tak pernah mengatakan ia sedang ingin sesuatu. Kalau saja ia mengungkitnya barang sedikit saja, mungkin Judy tak akan kesulitan memilih kado sekarang.

Judy tahu banyak soal barang-barang kesukaan Frey. Ia bisa saja membelinya satu di sini. Tapi ia ingin menghadiahkan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang belum pernah Frey punya, atau bahkan belum gadis itu ketahui.

Namun tampaknya hadiah seperti itu tak bisa diharapkan di sebuah toko kelontong desa yang tak ada apa-apanya dengan supermarket di kota. Judy menghela napas kesal. Baiklah, mungkin lilin dan kertas kado cukup untuk hari ini. Hadiahnya, akan ia pikirkan nanti.

Jude & FreyWhere stories live. Discover now