Masa Depan

9 2 3
                                    

Tahun ajaran sudah nyaris berakhir. Hanya tinggal menunggu beberapa bulan lagi sebelum musim panas.

Itu berarti, masa sekolah Judy sudah akan selesai. Dia akan terlepas dari dunia sekolah dan mempersiapkan diri untuk ke universitas.

Hari ini, Judy mengisi urutan daftar universitas yang hendak dia tuju.

Ia mendaftar ke universitas terbaik yang ada di negerinya, sambil berharap-harap, universitas ini dengan baik hati mau memberinya beasiswa penuh—mengingat nilainya tidak jelek-jelek amat. Judy pulang dengan wajah sedikit muram, dan ketika ia bertemu dengan Frey di gerbang, gadis itu langsung menyadarinya.

"Hei!" panggilnya.

Judy menoleh. Saking muram hatinya, ia bahkan tak bisa membalas senyum Frey dengan tulus. "Hei juga. Kau mau pulang?"

Frey mengangguk. "Aku tadi menunggumu. Kurasa kita harus pulang berdua saja, karena Mitchie dan Hank masih ada di kota. Jadi, ayo, kita pulang bersama."

Mereka berjalan bersisian, menyusuri jalanan yang diapit oleh rerumputan hijau di kanan-kiri dan angin sepoi-sepoi yang berhembus ke arah mereka. Suasana surgawi itu menyelimuti mereka berdua.

Judy berdeham. "Aku mendaftar untuk universitas."

"Oh, bagus," Frey berkata seolah-olah ia terkejut. "Pertanian dan kehutanan, kan?"

Mendengarnya, langkah Judy terhenti. Ia mengarahkan tubuhnya untuk menghadap Frey. Gadis itu melakukan hal yang sama. "Bagaimana menurutmu?"

Kedua alis Frey bertaut. "Apanya yang bagaimana?"

"Keputusanku itu. Kehutanan dan pertanian. Apakah menurutmu tepat?"

"Selama kau merasa itu hal yang tepat, maka aku juga akan beranggapan sama," Frey kembali menghadap depan, begitu juga dengan Judy, dan mereka kembali berjalan. "Hanya kau yang tahu tentang langkah yang akan kau ambil, Jude. Kau yang mengambilnya. Kami hanya berusaha menemanimu di jalan itu dan menuntunmu ke arah yang tepat."

"Kurasa ini tepat. Aku...kau tahu, seberapa besar aku mencintai hutan dan pertanian, semacam itu. Desa ini yang membuatku menjadi demikian. Kurasa aku perlu mempelajarinya. Harus ada sesuatu yang aku lakukan, untuk membuat bumi ini jadi lebih baik. Aku ingin semua tempat di dunia menjadi seperti desa kita, Frey."

Gadis itu mengangguk mengerti. Tidak ada tempat yang lebih indah daripada desa mereka, rumah mereka, yang merupakan tempat mereka tumbuh dewasa.

"Tapi, Ayah dan Ibuku tidak setuju. Mereka ingin aku untuk masuk ke teknik sipil, karena dengan alasan yang sama, mereka ingin aku membangun sesuatu untuk desa kita. Aku...aku tak mau melakukannya. Aku tak bisa merancang, kupikir Hank yang lebih ahli dengan hal itu."

Frey tersenyum menatap sahabatnya itu. "Pikirkan baik-baik, Jude. Aku tak ingin kau salah mengambil langkah. Maksudku, aku tahu maksud orangtuamu pun sama mulianya denganmu. Hanya saja, bukankah lebih menyenangkan melakukan hal yang kita sukai?"

Mendengar penuturan Frey membuat Judy terdiam sepanjang perjalanan mereka pulang.

Pikirannya berkecamuk dan dipenuhi dengan nasib akan masa depannya kelak.

Jude & FreyWhere stories live. Discover now