Aurora - 24

37.7K 8.3K 770
                                    

Setelah menunggu cukup lama di dalam mobil bersama manager yang bernama Nikolai, akhirnya acara musik yang dihadiri Bryan dan kawan-kawan selesai juga. Kami pun langsung meluncur ke tempat selanjutnya, yaitu gedung agensi mereka.

Ini pertama kalinya gue menjejakkan kaki di gedung agensi yang menaungi Bryan, Sean, dan lainnya. Saat ini gue tengah duduk di salah satu ruangan yang cukup privat. Ruangan itu diisi oleh, gue, Bryan, Sean, dan Pak Nikolai. Gue hanya terpekur sambil memikirkan nasib gue setelah konferensi pers nanti.

"Kalian ceroboh," ucap Pak Nikolai pedas.

Gue dan Sean membungkukan badan bersamaan sebagai tanda penyesalan.

"Maaf. Aku salah, Niko-hyung," kata Sean pelan.

Pak Nicholas memandang gue. "Aurora, kau punya akun sosial media?"

"Punya, Manager-nim...," jawab gue menunduk.

"Apa saja?"

"Hanya Instagram."

"Privat akunmu. Jangan menerima pertemanan dari sembarang akun. Tutup kolom komentar. Dan jangan ada member yang mengikuti akunmu. Paham?" perintah beliau ketus.

Gue mengangguk dengan takut-takut. "Sudah kulakukan semua, Manager-nim. Sejak awal tidak ada member yang mengikuti akunku."

Pak Nikolai mengalihkan perhatiannya ke Bryan. "Kau!"

Bryan tersentak. "Iya?"

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah punya kekasih baru?! Coba waktu itu kau bilang sejak awal, masalahnya tidak akan serumit ini! Sean tidak akan mengajak Aurora ke Everland!" tegur beliau yang membuat Bryan membungkukan badannya untuk meminta maaf.

Beliau menghela napas. "Ayo pergi. Sepuluh menit lagi konferensi pers dimulai. Jangan sampai terlambat."

"Maaf. Tapi aku izin pulang duluan, Niko-hyung," ucap Bryan.

"Kenapa malah pulang?!" heran Pak Nikolai.

Bryan menatap gue sebentar yang membuat gue menggigit bibir.

"Suasana hatiku sedang buruk," jawab Bryan pelan, lalu meninggalkan kami begitu saja.

Bryan, lo pasti nggak mau melihat konferensi pers itu, kan?

Maafin gue....

🍃🍃🍃

Kafe yang dijadikan tempat konferensi pers sangat ramai. Bukan hanya wartawan, para fans pun mengerubungi bagian luar kafe itu. Entah darimana mereka mendapatkan informasi tentang konferensi pers ini. Yang jelas situasi saat ini membuat detak jantung gue seakan mau berhenti. Gue nggak siap kalau tiba-tiba ada telur busuk singgah ke kepala gue. Serius. Gue nggak sedang berlebihan atau mengada-ada. Nyatanya fans gila itu benar-benar hidup di dunia ini dan gue takut kalau suatu hari nanti jadi korbannya.

Pengamanan luar biasa membuat gue merasa jauh lebih aman. Dengan menutupi sebagian wajah, gue berjalan tergesa-gesa. Kilatan kamera terlihat. Para fans mulai riuh. Gue semakin berdebar. Tiba-tiba seseorang menggamit lengan ini yang membuat gue menoleh. Sean yang tersenyum manis dan mendekatkan wajahnya ke gue. Perbuatannya itu membuat beberapa penggemar memekik heboh.

"Sudah kubilang, aku akan melindungimu," bisik Sean lembut.

Gue tersenyum hambar. "Terima kasih."

Sontak gue mendengar berbagai komentar dari fans yang ada di sana.

"Woah.... Manis sekali."

Fangirl TaleWhere stories live. Discover now