4

246 24 0
                                    

Mei 2012

"Dek lo mau kemana?" tanya Satria saat Dora melewatinya tanpa menyapa atau menoleh kearahnya.

"Ke rumah budhe, lo mau ikut?"

Sakti tiba - tiba hadir dengan segelas susu coklat ditangan kirinya, dan roti tawar di tangan kanannya "Mau ngapain lo kerumah budhe? Tumben" sahutnya memasukkan sepotong roti itu kedalam mulutnya, lalu menyesap susu coklat setelahnya.

"Mau cari angin" jawab Dora asal

Sakti terbatuk mendengar jawaban adik sematawayangya itu "Busett gayaan lo udah kaya pemain sinetron, cari angin dibilang, sini gue tiup"

Dora melangkah tenang mengabaikan ocehan kakaknya yang satu itu,entah kenapa mulutnya sulit sekali dikondisikan. Satria membekap mulut Sakti saat kembarannya itu hendak melanjutkan ocehannya "Lo mau gue anter gak Sya?" tanya Satria sedikit berteriak

Dora menutup pintu "Gak usah, gue jalan aja, itung - itung olahraga, deket ini"

"Lo pulang jam berapa? Gue jemput gak?"

"Gak perlu, gue pulang sendiri aja, lagian gue juga gak tau pulang jam berapa"

"Ati - ati" teriak Satria selanjutnya.

***

Dora yang sedari tadi duduk di sofa memperhatikan Aryanti yang sedang membuat kue tiba - tiba bangkit "Budhe, Sasya pulang dulu yah?" pamitnya

"Lho kok buru - buru? Belum juga selesai kuenya, kamu gak mau cobain kue bikinan budhe?"

Dora tersenyum "Lain kali aja deh, nanti Sasya kesini lagi kok budhe. Sasya pulang dulu ya hehe" ujarnya kemudian mencium punggung tangan Aryanti

Tidak tahu kenapa, mood Dora hari ini benar - benar tidak karuan. Tadinya Dora ingin bertemu saudara sepupunya, tapi ternyata mereka sudah pergi bermain deng teman - temannya lebih dulu sebelum Dora datang. Alhasil lagi - lagi Dora harus dirudung kebosanan.

Di perjalanan pulang, Dora melihat ke sekitar, sepi. Biasanya banyak anak bermain di sekitar sini, mungkin saja anak - anak itu sekarang sibuk bermain dengan teman - temannya di lain tempat seperti sepupunya, hanya Dora disini yang sendirian tanpa teman.

Jarak 10 meter dari rumahnya, Dora sudah mencium kedatangan manusia - manusia di rumahnya. Pasti teman kakaknya. Bagaimana tidak? Suara tawa dan obrolan mereka sampai terdengar jelas di telinga Dora.

"Assalamualaikum" Dora mengucapkan salam tanpa menoleh atau sekedar menyapa teman - teman kakaknya yang menurutnya tidak begitu penting dibanding acara tidur siangnya.

"Hai Sasya" suara itu terdengar seperti toak yang langsung membuat sistem pendengaran Dora berjalan begitu sempurna.

Dora menoleh mendapati orang itu tengah tersenyum melambaikan tangan padanya. Dora hanya terpaku tanpa membalas sapa atau melambaikan tangannya balik.

Seseorang yang sudah lama menghilang dari hidupnya. Seseorang yang membuat Dora memiliki kepercayaan diri seperti saat ini, seseorang yang secara tidak langsung memberinya kekuatan meski guncangan hebat sempat membuat Dora lemah dan hampir memilih menyerah. Seseorang yang masih sangat melekat di ingatannya.

Dora terkejut, selain karena si empunya suara itu, Dora juga terkejut melihat dua orang yang ada di depan matanya sekarang, entah karena terlalu senang membuatnya berhalusinasi, atau murni kenyataan dua orang itu sangat mirip? Entah.

Detik berikutnya Dora memilih pergi. Satu fakta baru yang Dora ketahui, seseorang tanpa nama itu ternyata kembar, sama seperti kakaknya. Ah ya, Dora hampir lupa satu fakta lagi, bahwa seseorang itu ternyata teman kakaknya.

Dora tidak masuk ke dalam kamarnya, Dora berdiri di depan pintu sedikit mencondongkan tubuhnya mencuri pandang ke ruang tamu.

Dora meneliti kemiripan diwajah dua orang itu, Dora hampir saja tidak bisa membedakannya, sangat mirip. Hanya saja, satu hal yang bisa Dora pastikan, salah satu diantara dua orang itu sangat ceria, dan lebih banyak bicara dan tertawa dibanding satunya yang sepertinya sangat pendiam, hanya tersenyum tipis beberapa kali.

Dora yakin ia tidak mungkin salah mengenali orang yang sama seperti sosok yang meraih tangannya waktu itu. Meski kejadian itu sudah lama berlalu, dan Dora pikir mungkin orang itu juga sudah melupakannya dan hanya mengingat namanya karena Dora adalah adik dari sahabatnya. Mungkin saja.

Tapi berbeda dengan Dora, ingatannya memang tidak terlalu baik, tapi kali ini Dora lebih dari sekedar yakin bahwa orang yang menyapa tadi dan orang yang menyapanya ditaman waktu itu, adalah orang yang sama.

"Lo ngapain ? Ngintip ya lo?!" celetuk Sakti yang tiba - tiba muncul di hadapan Dora. Sontak Dora membalikkan tubuhnya meraih handle pintu saat Sakti mendekat menahan bahunya "Apaan lo? Ngintipin siapa? Ngaku gak lo" katanya

Dora diam menggaruk dahinya yang tiba - tiba gatal seperti ada ratusan komodo mini yang hinggap di dahinya.

Dora mundur mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Sakti, kemudian berbisik "Bang, temen lo yang duduk di sofa namanya siapa?"

Sakti menoleh ke belakang "Ohh Billy"

"Yang tadi nyapa gue?" tanya Dora lagi, Sakti tampak berpikir karena sejujurnya Sakti tidak tahu kalau salah satu temannya menyapa adiknya tadi, jadi Sakti terpaksa mengangguk.

Dora tersenyum lebar mendorong handle pintu, masuk ke kamarnya "Eh Sya, main pergi aja. Ngapain lo nanya nama temen gue? Woyy" Sakti mengetuk pintu dengan sedikit berteriak.

Kali ini fakta terpenting yang baru saja Dora ketahui, bahwa dia, seseorang tanpa nama itu. Oh tidak. Ternyata dia punya nama, namanya Billy.

*****
Halooo selamattt siang menjelang soreee 😊😊 update an ke-4, semoga sukaaaa 😉😄😄 jangan lupa tinggalkan jejakk ✋✋

TBC

RASVANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ