13

165 13 0
                                    

September 2017

Sore itu setelah pulang sekolah Dora memutuskan untuk pulang jalan kaki. Sesampainya di rumah, Dora mengganti seragamnya dengan training yang dipasangkan dengan jaket parasut berwarna abu - abu miliknya.

Tok. Tok. Tok. Ceklek. Dora membuka pintu kamar Sakti dan Satria. Melongokan kepalanya "Bang"

"Hm" gumam mereka bebarengan.

Dora menutup kembali pintu kamar kakaknya, pergi ke kamarnya mengambil sesuatu, lalu kembali ke kamar kakaknya tanpa mengetuk pintu.

Brugggh. Dora menjatuhkan coklat, biskuit, kue, permen, dan semua surat di atas tempat tidur.

Sakti dan Satria yang sebelumnya sibuk dengan ponsel masing - masing sontak terduduk "Ngapain sih lo"

"Nih surat-surat lo, sekaligus tetek bengeknya"

Satria merapikan surat - surat yang berserakan di sekitarnya "Tumben, lo udah gak doyan coklat?"

Dora mendadak murung "Doyan sih doyan. Tapi gak ah, gue mau kurus"

Kata - kata Dora sukses membuat mata Sakti dan Satria membulat sempurna dengan mulut terbuka lebar, melongo.

"Gak salah dengar gue?"

Satria turun dari kasur, berkacak pinggang menilik adiknya itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Sakti mendekat, menakup puncak kepala Dora, menggerakkannya ke kanan dan ke kiri, lalu meniup ubun - ubun Dora "Pergi lo dedemit, setan gundul, gondoruwo, buto ijo, jauh - jauh lo dari adek gue.... wushhhhhh"

"Avada kedavra" teriak Sakti mengguncang tubuh Dora sembari mengucap mantra pembunuh yang ada dalam film Harry Potter kesukaannya.

Dora menempelkan telapak tangannya di dahi Sakti, setelah itu menempelkannya di lipatan ketiaknya "Pantes..... sama" ujarnya serius, kemudian tertawa.

"Lo kenapa sih pakai diet - diet segala? Gak wajar tau gak"

"Lahhh... Gak wajar lo kira gue sableng. Siapa juga yang diet? Gue cuma mau jaga kesehatan, kebanyakan manis ntar muka gue yang udah manis jadi makin diabetes"

Satria mengusap muka Dora dengan satu tangan "Lo itu adek gue, lo gak bisa ngibulin abang lo sendiri"

"Yeee siapa juga yang bohong, emang gue mau jaga kesehatan" Dora membalikan tubuhnya hendak keluar saat Sakti menarik rambutnya yang terikat "Alasan lo jaga kesehatan apa? Dari dulu lo gak pernah pusinh sama penampilan, gak pernah denger komentar orang, lo juga sehat - sehat aja tuh. Oh ya, lo pernah ngomong ke gue kalau penampilan itu bukan segalanya, asal lo nyaman sama hidup lo, selagi lo seneng dan masih sehat, lo gak peduli. Terus sekarang lo tiba - tiba mau kurus itu kenapa hah? Gue yakin, pasti ada yang ngomong gak - gak ke lo kan? Ada yang ngebully lo? Ada yang gangguin lo? "

"Lo jujur sama kita, siapa yang berani nyinyirin lo hah? Siapa yang berani gangguin lo? Biar gue sumpel itu mulutnya pakai kaos kaki keramat gue. Siapa yang udah berani bikin lo kaya gini? Lo jujur deh, ada apa? Kenapa lo tiba - tiba mau kurus?"

"Ya biar gue sehat. Apalagi? Aduh udah deh, gak ada yang gangguin gue, gak ada yang nge bully gue, gak perlu khawatir. Dengerin, suudzon itu gak baik. Udah ah gue mau olahraga dulu. Bye"

Dora melanjutkan langkahnya menarik ganggang pintu hampir menutupnya "Bang Sat, tadi ada cewek, namanya gue lupa. Dia berharap banget lo mau datang ke ulangtahunnya, undangannya ada di dalam surat. Tau deh surat yang mana, gue lupa. Lo cari sendiri ya"

Dora menarik ganggang pintu lalu menutupnya. Dua detik selanjutnya, pintu kembali terbuka menampilkan orang yang sama "Bang Ti, tadi juga ada yang nyuruh gue ngomong ke lo, gak usah tebar pesona sana- sini, muka sok kegantengan lo itu bikin enek rasanya kaya pengin muntah bayi kingkong lihat lo, gitu katanya"

Blam. Pintu tertutup.

***

"Itu Sasya ngapain?" tanya Billy yang duduk di dekat jendela.

Saktu mengedikkan bahu acuh "Tau tuh. Katanya biar sehat, padahal sih gue yakin ada alasan lain. Cuma dia gak mau ngomong"

Billy mengangguk mengerti. Billy bangkiy kemudian beringsut keluar untuk menemui sekaligus menyapa Dora.

"Sya"

"Iya" jawab Dora singkat sambil masih melanjutkan aktivitas lompat talinya.

Billy duduk di bangku teras menghadap jalan.

"Apapun alasan lo, kalau bener - bener buat kesehatan gue setuju. Tapi kalau ada alasan lain yang buat lo gak nyaman, dan lo gak suka, saran gue lo gak perlu ngelakuin itu. Lo itu udah cantik tanpa harus ngurusin badan, lo pernah bilang kalau kurus itu bukan tolak ukur kecantikan kan? Gue harap lo ingat. Tapi kalahu emang tujuan lo murni karena kesehatan, gue dukung"

Dora berhenti mengayunkan seutas tali yang ada di gengamannya, dengan posisi tubuh membelakangi Billy, tersipu.

"Asal lo gak nyiksa badan lo dengan paksain diri sendiri. Lakuin semampu lo, sebisa lo. Kalau lo perlu bantuan, lo bisa bilang, gue pasti ada kok. Gue bakal bantu lo"

Sebelum pergi, samar - samar Dora mendengar cowok itu mengatakan "Gue lebih suka lo apa adanya"

*****
Halooo... Semoga sukaa 😄 jangan lupa tinggalkan jejak 😄 Alhamdulillah udah selesai part 13, memenuhi persyaratan SCofficial tepat pada waktunya hehe 😄😄

Sampai jumpa di next part ✋✋

Dapat salam dari duo serigala, gdnite katanya 😘😘

Dapat salam dari duo serigala, gdnite katanya 😘😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

RASVAWhere stories live. Discover now