15

150 16 0
                                    

September 2017

"Wididih tumben - tumbenan nih Agung Hercules udah rapi di dini hari yang mendung ini" goda Sakti yang sempat terkejut melihat adik perempuannya yang biasanya masih bergelut dibawah selimut sekarang sudah duduk di meja makan lengkap dengan tas dan seragam sekolah yang terpasang rapi ditubuhnya

"Iyee, mang lo kerjaannya molor mulu"

"Wah parah baru sehari doang bangun pagi udah songong..."

"Lo mau ngapain pagi - pagi gini udah siap?" potong Satria

"Berangkat sekolah lah, mau ngapain lagi" jawabnya

"Iya gue tau mau ke sekolah, yakali lo pakai seragam mau berenang. Maksud gue ada angin apa lo udah siap jam segini?"

"Gue mau berangkat ke sekolah jalan kaki"

Sakti tersedak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Dora "Ngapain? Biar kurus? Mana ada... lo itu udah ditakdirkan gendut ya udah terima aja..." ucapannya terpotong saat melihat Tina datang membawakan sepiring penuh aneka sayur dan buah "Ini lagi, lo makan beginian doang herbivora lo?"

"Dan lagi, gue gak ada mau traktir lo makan di kantin kalau lo kelaperan gara - gara sarapan daun doang ya" sahut Satria

"Sakti, Satria gak boleh gitu, Sasya kan pengen kurus buat jaga kesehatan juga" kata Tina yang berjalan kembali ke dapur

"Yaelah, Ma kalau karena kesehatan sih dari dulu - dulu dia lakuin, lah ini gak ada angin gak ada hujan tiba - tiba mau kurus, kan gak masuk akal. Jangan - jangan Sasya kesurupan setan kurus lagi Ma"

"Sakti" suara Tina menginterupsi bersamaan dengan sosoknya yang muncul membawa nampan besar berisikan bubur yang masih panas "Kamu ini aneh - aneh aja. Udah kalau itu positif dan baik buat Sasya, kamu dukung dong adik kamu. Jangan di ledekin terus"

"Yahh terserah Mama deh" ujar Sakti pasrah menerima semangkuk bubur yang disodorkan Tina kearahnya.

***

Dora sampai di sekolah tepat pukul 6.30 yang artinya sekolah masih terbilang sangat sepi, hanya hitungan jari siswa yang sudah terlihat di sekolah, yah siapa lagi kalau bukan siswa berpredikat kutu buku terajin yang pagi - pagi lebih memilih memeluk buku dibanding bergelut dengan guling dan mimpinya dirumah.

Dora melihat sekeliling lapangan basket, sepi. Biasanya anak eskul basket pagi - pagi pasti menggunakan lapangan untuk latihan rutin, tapi ternyata hari ini tidak. Mungkin libur, karena mereka mendapat wangsit kalau Dora akan menggunakan lapangan basket pagi ini untuk jogging. Ya bisa saja kan. Haha

Tiga putaran sudah cukup membuat betis Dora kaku, ternyata olahraga tidak semudah yang ia bayangkan. Berattttttt, melebihi tidak makan coklat 10 tahun.

Tiga setengah putaran,dan berakhir Dora memilih duduk di pinggir lapangan meluruskan kakinya untuk istirahat sejenak. Bukan hanya napasnya yang ngos-ngosan, keringat pun mengucur keluar dari seluruh pori - pori tubuhnya.

Beberapa menit kemudian datang seorang cowok berambut cepak rapih, berkacamata, yang Dora tahu itu adalah kakak kelasnya, lebih tepatnya satu angkatan dengan kakak kembarnya. Tanpa mengatakan apapun cowok itu pergi setelah meletakkan sebotol air mineral di samping Dora.

Sejenak Dora menatap kearah cowok aneh itu dan air mineral disampingnya bergantian, kemudiaan setelah insting kemanusiaannya berfungsi ia segera berteriak "Buat gue nih ? Makasih ya"

"Masa iya tuh penjaga perpus naksir gue? Ngefans kali ya gak pernah liat cewek segemesin gue? Apa dia kasian terus takut gue dehidrasi karena lemak gue berkurang?" gumamnya sendiri

RASVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang