5

250 20 2
                                    

Agustus 2017

Dora keluar dari kamarnya tanpa disuruh juga tanpa paksaan dari kedua kakaknya yang entah sedang apa saat ini. Dora keluar dengan mata setengah terpejam ditambah dengan rambut yang acak-acakkan.

Dora mendengus melirik selembar kalender yang menggantung di dinding sebelah meja makan “Hari libur gini, lo masih aja sibuk ya?” tanya Dora yang hanya mendapat anggukan singkat  sebagai jawaban.

“Sarapan tuh di meja, nyokap jenguk bokap dulu katanya” ujar Sakti dengan perhatian yang sepenuhnya tertuju ke laptop di pangkuannya.

“Kok gak ngajak gue sih? Lo juga kenapa gak ikut?”

“Adek gue yang langsing, lo kira bangunin lo itu semudah bangunin anaconda?” sahut Sakti balik tanya

Dora mendengus untuk kedua kalinya di hari Minggu ini “Terus lo kenapa gak ikut?”

“Kejar deadline nih buat acara tujuhbelasan” jawabnya, Dora mengangguk mengerti karena seingatnya dua kakak menyebalkannya ini adalah Ketua MPK dan Wakil Ketua OSIS di sekolahnya “Nanti sore kali gue ke makam bokap, lo mau ikut?” tanyanya, Dora mengangguk

“Sya”

“Hah?”

“Lo ada ide buat lomba tujuhbelasan gak?” tanya Sakti

Dora tampak berpikir sebelum menjawab “Ada bang”

“Apaan?”

“Makan..” Sakti menoyor kepala adiknya yang sudah seperti bola voli itu “Itu sih doyanan lo doang”

“Yeee kan gue belum selesai ngomong, main potong aja” Dora mengelus bekas kejahatan kakaknya itu “Ngomong – ngomong bola, gue jadi ada ide nih, gimana kalau main sepak bola pakai bola bekel?”

Satria yang sejak tadi bungkam akhirnya bereaksi menggeleng – gelengkan kepala takjub dengan ide brilliant adiknya “Gue makin berasa gak ada harga dirinya jadi Ketua MPK kalau punya adek model lo”

Dora memonyongkan bibirnya saat satu ide gila lagi muncul di otaknya “Gimana kalau estafet bola bekel yang di olesin tepung, saos, kecap, oli, bensin, sianida, baygon, asam amino, apa kek terserah, tapi estafet kali ini pakai bibir gimana?”

Satria yang meneguk segelas susu di tangannya tiba- tiba tersedak mendengar kalimat terakhir yang diucapkan adiknya itu. Sedangkan Sakti mulai sibuk dengan pikiran licik yang tercipta di benaknya.

"Pasti seru deh" sambung Dora sumringah

***

“Ganti baju dulu terus makan yuk” ujar Tina menepuk pundak dua putra dan putri sematawayangnya.

Satria menghembuskan napas panjang kemudian bangkit dari sofa hendak berjalan ke kamarnya.

“Bentar lagi ya, Mah. Capek banget seriusss” rengek Sakti

Setelah pintu kamar Satria tertutup, Dora mengikuti jejak kakaknya yang satu itu, meninggalkan Sakti yang sudah merebahkan tubuhnya diatas sofa.

“Saktiii.... Ayo dong sayang, ganti baju terus makan, baru tidur biar tidurnya enak. Bangun yuk” Tina menarik kedua tangan Sakti bersamaan, membuatnya berdiri.

“Ma, Sakti makan nanti aja yaa... Ngantuk, tidur dulu yaa”

Tina tersenyum “Yaudah nanti mama bangunin kamu ya, mama anter makanannya”

Sakti tersenyum lebar mengecup pipi Tina sebelum masuk ke kamarnya.

“Sat, kamu makan yang banyak, minum vitamin juga, jaga kesehatan” Tina menyodorkan vitamin dengan segelas air putih ke Satria

RASVAWhere stories live. Discover now