Chapter 13

10.2K 1.5K 296
                                    

[Tak ada tempat bagimu bersembunyi ketika aku telah menetapkan targetnya.]

◾◽◾

         Polisi datang beberapa menit kemudian memasang garis kuning. Dengan dipapah Taeyong, Yoojung dan pemuda bersurai merah itu memberi kesaksian mereka pada detektif. Selepas itu pun akhirnya Taeyong menemani Yoojung yang masih terlihat shock kembali ke apartemen gadis itu. Yoojung tak mengelak bantuan Taeyong lantaran pikirannya pun kalut akan apa yang baru saja ia lihat.

Sepertinya malam ini, Yoojung tak akan bisa tidur.

"Kau baik-baik saja?"

Yoojung mengangguk lemas menerima uluran segelas air dingin yang Taeyong berikan. Tak banyak berbicara dan membiarkan Taeyong di sisinya mengusap punggungnya menenangkan. "Haruskah aku menemanimu malam ini?"

Taeyong masihlah pria asing dari gedung apartemen seberang bagi Yoojung. Meskipun ia memang pernah mampir ke apartemen pemuda bersurai merah itu, meminum coklat hangat disana dan bahkan tertidur disana, namun itu tak lantas membuat mereka berteman.

Interaksi mereka hanya saat itu dan setelahnya tak banyak mereka bertemu satu sama lain. Barangkali pemuda itu sibuk dengan urusan kuliahnya sehingga Yoojung jarang sekali bertemu dengan Taeyong. Bukankah pemuda ini salah satu anggota yang mengurus majalah kampus? Mungkin ia juga disibukkan oleh hal tersebut.

Namun kendati Taeyong masihlah lelaki asing bagi Yoojung, setidaknya bukan lelaki yang terlampau asing. Maksudnya, Yoojung mengenalnya dan Taeyong mengenalnya juga. Pun gadis itu kini sedang kalut akan kejadian barusan. Maka Yoojung berkata lirih, "Bisakah kau tetap disini hingga aku tertidur?"

Taeyong terdiam, menarik garis bibirnya dan menjawab, "Tentu."

---

Taeyong benar-benar menunggui Yoojung hingga gadis itu tertidur malam itu. Begitu Yoojung tertidur dan terbangun di pagi harinya, Taeyong sudah pergi. Namun di meja makannya telah tersiap sarapan dan sebuah sticky note. Nampaknya pemuda tersebut terus menungguinya sepanjang malam.

[Hwaiting~]

Begitulah isi sticky note tersebut. Yoojung tersenyum menatap sticy note tersebut. Lantas menatap sajian di atas meja makan, termasuk sup ikan yang tiba-tiba membuat nafsu makannya meningkat. Kapan terakhir kali ia makan sup ikan?

Mungkin sebelum mama meninggal. Ya, saat itulah terakhir kali ia mencicipi sup ikan buatan mama.

---

Teringat akan permintaan Yoojung, Paman Jaesuk pun mencaritahu nama baptis para korban. Ia penasaran mengapa Yoojung memintanya untuk mencari tahu. Barangkali gadis itu mengetahui sesuatu yang membantu penyelidikan, ia harus bertanya pada Yoojung.

Kapten Song baru saja menyuruhnya bergegas datang untuk rapat. Laporan pembunuhan di Seoul nampaknya diiidentifikasi dilakukan oleh pembunuh yang sama yang melakukan pembunuhan berantai di Busan. Kenapa demikian? Hal ini dikarenakan motif yang dilakukan sama dengan tanda yang ditinggalkan pelaku.

Sebuah tato kupu-kupu di punggung gadis bernama Jo Hyejin, 19 tahun.

Semua korban memiliki tanda yang sama. Yaitu sebuah tato kupu-kupu di punggung mereka. Namun cara terbunuh mereka yang berbeda.

Namun mengapa pembunuhan kali ini terjadi di Seoul?

Sebelum Jaesuk bergegas pergi ke ruang rapat, ia mengirimkan pesan kepada Yoojung. Memberikan apa yang keponakannya itu minta.

---

Yoojung baru saja selesai membersihkan meja makan selepas menghabiskan sarapannya ketika handphonenya bergetar. Ia menatap layar handphonenya dan melihat Paman Jae mengiriminya pesan. Jarinya mengetuk pada layar dan membuka pesan tersebut.

Matanya bergerak membaca isi pesan tersebut dan memicing, mengerutkan kening dengan serius. Lantas dengan cepat berlari masuk ke dalam kamarnya dan membuka laptopnya.

[ Korban pertama : Hwang Chorong – Leah

Korban kedua : Son Naeun – Marcella

Korban ketiga : Lee Chaeyong – Katarina

Korban keempat : Han Youngji – Stella

Dan korban kelima aku baru dapat laporannya, namanya Shin Ryujin dengan nama baptis Samantha. Kenapa kau memintanya? ]

Begitulah isi pesan Paman Jae yang membuat kening Yoojung berkerut.

Semua nama korban sama persis yang ada di website. Bahkan urutannya pun sama. Maksudnya, nama-nama baptis itu sama seperti yang digunakan penulis menulis ceritanya. Leah, Marcella, Katarina, Stella, dan astaga! Bahkan urutannya pun sama.

Yoojung membuka cerita update dari website Astaroth tersebut. Cerita tentang Samantha yang tempo hari belum diceritakan kini telah diceritakan. Dan gilanya, cerita tersebut benar-benar seakan menceritakan bagaimana semalam gadis yang ia lihat dengan wajah hancur tersebut.

Dalam cerita Samantha di website ini, pembunuh memukul palu puluhan kali pada wajah Samantha. Kejam dan menakutkan. Mencongkel matanya dan mengatakan akan menyimpannya sebagai souvenir.

Benar-benar sinting!

Semua ini masuk akal. Bisa jadi jangan-jangan si pembuat website adalah sang pelaku itu sendiri. Namun siapa? Mark lah yang memperkenalkannya dengan website ini. Apakah Mark tahu sesuatu tentang website ini?

Beberapa detik kemudian muncul notifikasi update dari website tersebut. Cerita baru. Dengan nama Maria. Nama yang sontak membuat jantungnya berdegup kencang.

Maria adalah nama baptisnya. 

Mendadak bulu kuduk Yoojung meremang. Jika pemikirannya benar, jika nama-nama tersebut adalah nama baptis para korban sesungguhnya, dan cerita keenam berjudul Maria. Sedangkan Maria adalah nama baptisnya. Apakah itu berarti ia korban selanjutnya?


To be continued.

APARTMENT 127 [SUDAH TERBIT - PREORDER DIBUKA]Where stories live. Discover now