Chapter 26

11.5K 1.2K 152
                                    

Taeyong tidak sepenuhnya tidur selepas meniduri Yoojung, pun gadis itu. Mata Yoojung memang terpejam, ia kelelahan luar biasa, namun hak tersebut tak lantas membuatnya langsung menyelam ke dalam mimpi.

Taeyong merengkuhnya dari belakang. Kulit telanjang mereka saling bersentuhan. Punggung Yoojung dapat merasakan dada Taeyong bergerak naik turun seiring deru nafas kelelahannya.

Pemuda itu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Yoojung. Mengecupnya beberapa kali. Kemudian Taeyong mulai bercerita.

"Dulu aku memiliki adik angkat. Lee Soyeon. Dia cantik dan manis. Sama sepertimu." Taeyong menjeda sejenak untuk mengecup leher Yoojung lagi. "Mama mengadopsinya saat aku berumur 11 tahun. Hal yang kusukai dari Soyeon adalah ia pendengar yang baik. Sangat penurut seperti anak anjing. Manis sekali. Bahkan ia menurut saat kusuruh mengukir luka di tubuhku."

Yoojung membuka matanya sedikit. Tak berniat mengeluarkan sepatah katapun, atau memberontak dari pelukan Taeyong. Ia terlalu lelah untuk melakukan hal itu. Ditambah nyeri di bagian intimnya.

Taeyong menghela nafas pelan sebelum melanjutkan. "Soyeon membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia senang jika aku memeluknya, dan menciumnya. Soyeon menggemaskan. Semakin hari, Soyeon semakin cantik, terlebih saat ia beranjak remaja dengan seluruh lekukan indah tubuhnya." Pemuda itu kembali menjeda, memeluk Yoojung semakin erat.

"Saat Soyeon berumur 15 tahun, aku melakukan yang pertama kalinya pada Soyeon. Dia tidak pernah semarah itu padaku, dan untuk pertama kalinya dia membangkang. Jadi, aku memaksanya untuk tidur bersamaku." Taeyong terkekeh kecil. "Tapi ternyata sangat menyenangkan melihat ia memberontak seperti itu."

Hening kembali sesaat. Selain suara dan deru nafas Taeyong, Yoojung hanya mendapatu detik jarum jam. Ia mengabaikan ocehan Taeyong lantaran pikirannya memikirkan kondisi ayahnya. Apakah ayah baik-baik saja?

"Aku melakukannya berulang kali pada Soyeon. Dan setelah itu Soyeon menjadi pendiam. Tak lagi marah saat aku menyetubuhinya. Di kemudian hari aku terkejut saat melihat Mark, adikku juga melakukannya pada Soyeon. Saat itulah aku sadar bahwa aku dan Mark sama."

"Kami berdua melakukannya berulangkali pada Soyeon. Tidak ada yang mengetahui rahasia kami itu. Suatu hari secara mengejutkan Soyeon membalas apa yang kami lakukan. Ketika aku menciumnya, ia membalas ciumanku. Menikmati semua yang aku dan Mark lakukan padanya."

Hening kembali sesaat.

"Tapi, esok paginya aku dan Mark mendapati Soyeon mati. Menggantung dirinya di dalam kamar. Ah, sayang sekali. Padahal aku masih masih ingin bersamanya. Kemudian setelah itu aku dan Mark mulai mencari gadis lain. Bermain dengan mereka dan menjadikan mereka gadis paling cantik di dunia. Hihihi..."

Taeyong mengecup leher Yoojung. Menghiruo aroma vanilla yang ia sukai dari gadis dalam rengkuhannya. Kulit mereka saling bergesek. Rasa hangat yang ia dapatkan dari Yoojung memberikan rasa nyaman absolut dalam diri Taeyong.

Setelah sekian gadis yang ia bawa, tak satupun seperti Soyeon. Tak satupun beraroma manis seperti anjing kecilnya. Tapi akhirnya ia menemukannya lagi. Pengganti Soyeon.

Kim Yoojung. Ia beraroma manis seperti Soyeon.

---

Tak ada satupun sinar matahari yang dapat memasuki ruangan ini. Bahkan celah sedikitpun tak memberikan aksesnya untuk masuk kesini. Yoojung terbangun dengan tubuh pegal. Mengerjap pelan.

Ia membalikkan tubuhnya dan tak mendapati Taeyong di sampingnya.

Namun Taeyong datang beberapa detik kemudian dengan senyum mengembang. Masih bertelanjang dada namun telah memakai celana jins miliknya.

APARTMENT 127 [SUDAH TERBIT - PREORDER DIBUKA]Where stories live. Discover now