Chapter 38

10.6K 1.1K 274
                                    

Yoojung tak pernah membayangkan seberapa buruk skenario yang akan ia dapatkan. Ia terlalu fokus pada seluruh kejadian yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi. Kenangan-kenangan mengerikan menahannya untuk memikirkan masa depan.

Dua garis merah pada test pack itu seakan memberitahunya bahwa ia tak lagi memiliki masa depan. Waktu seakan berhenti untuknya. Yoojung ingin menangis dan berteriak marah, atau bahkan menusuk dirinya dengan belati puluhan kali. Namun semua keinginan itu seakan tak lagi mampu meluapkan segala emosi yang ia miliki sekarang.

"Yoojung-a!" Mark menggoyangkan bahu Yoojung. Namun gadis itu terlalu larut dalam kenyataan pahit yang baru saja ia dapatkan. Maka, pemuda itu mengguncang bahunya lebih keras. "Kim Yoojung! Dengarkan aku! Jangan katakan ini pada Taeyong hyung ataupun Lucas
Mengerti?!"

Yoojung tak menjawab.

"Kau mengerti?!"

Mark menatap tajam dua manik Yoojung, menunggu jawaban gadis itu. Obsidian itu bergetar seolah menahan tangis.

Apa yang baru saja ia ketahui mendadak membuatnya gusar. Ini buruk. Ia yakin sekali bahwa Taeyong dan Lucas pasti sudah pernah meniduri gadis ini. Janin dalam kandungan Yoojung pun tidak dapat dipastikan siapa ayahnya.

Antara Taeyong atau Lucas.

Mark tahu betul bahwa Taeyong dan Lucas tak pernah bersahabat sejak dulu. Jalan pikir mereka, pendapat mereka tak pernah satu arah. Ia bahkan tak dapat memastikan apa yang akan terjadi jika mereka berdua mengetahuinya.

Suara pelan langkah kaki seseorang di belakang Yoojung dan Mark melangkah mendekat. Menyipitkan matanya dan menajamkan indera pendengarannya. "Apa yang tak boleh kuketahui?" Tanya Lucas dengan tatapan tajam mengintimidasi.

Mark dan Yoojung sama-sama terkejut. Lucas melirik sesuatu dalam genggaman Mark. Lantas ia menyambarnya sukses membuat Mark meloloskan nafas kasar dan mengusap surainya.

"Apa ini?" Lucas mengeluarkan decihan. Dua garis merah itu seakan mengatakan padanya sesuatu. "Apa ini karenaku?" Tanyanya menatap Yoojung yang menundukkan wajahnya dan memainkan jemarinya.

Taeyong datang beberapa detik kemudian setelah sekian lama menunggu Lucas tak kunjung keluar. "Ada apa?"

Mark melirik dua pemuda itu dengan was-was. Berbeda dengan Mark, Yoojung terlalu larut dalam kenyataan bahwa ia hamil anak seorang pembunuh. Bayi seorang monster ada dalam kandungannya.

Taeyong menyambar test pack dalam genggaman Lucas. Matanya membulat lantas segera berpaling menatap Yoojung.

Bayiku?

Tidak. Tidak ada yang tahu siapa ayah dari janin dalam kandungan gadisnya jika saja Taeyong tahu bahwa Lucas pun sudah pernah tidur bersama gadisnya meski ia yang melakukan pertama.

Lucas kini menatap Taeyong tajam. Apa yang telah ia dengar memberitahunya apa yang ia cari tahu ketahui selama ini.

Siapa yang meniduri gadisnya pertama kali. Jika saja Mark mengatakan bahwa dirinya dan Taeyong tak boleh mengetahui kehamilan Yoojung, bukankah itu berarti Taeyong sudah pernah meniduri gadis itu dan menjadi yang pertama.

Lucas yakin sekali bahwa selain Taeyong, Mark sama sekali belum menyentuh gadisnya. Taeyong melanggar perjanjian mereka. Ia sudah tahu dari awal bahwa suatu saat Taeyong akan berulah padanya. Merusak perjanjian dan kepercayaannya.

Tangan Lucas terkepal dan dengan cepat meraih kerah Taeyong, mendorong pemuda bersurai merah itu menghantam dinding di belakangnya dengan keras. Ia terkekeh marah menatap dua manik sipit Taeyong. "Itu kau, kan?"

APARTMENT 127 [SUDAH TERBIT - PREORDER DIBUKA]Where stories live. Discover now