"Jim! Aku tidak percaya kau masih selamat setelah dia mengantarmu!" ungkap Taehyung sambil menyesap Macchiatonya.
Jimin mendengus. Meskipun ia sama tak percayanya dengan Taehyung namun ia menganggap ucapan Taehyung terlalu mendoakannya untuk tidak selamat. "Aku tidak suka dengan kalimatmu!"
Taehyung memutar bola matanya. "Jim, aku serius. Mendengar cerita yang beredar, pembunuh itu menyukai menyiksa makhluk-makhluk cantik. Kau cantik....dan aku khawatir akan hal itu!"
"Hey aku ini laki-laki tau!" Jimin berseru tidak terima. Jimin masih sedikit terima bila dia dibilang imut, tetapi kalau cantik. Ugh, jiwa maskulin Jimin mengamuk mendengarnya. Jimin yang sedang mengaduk capuccinonya mendongak dan menatap Taehyung penuh teliti. "Darimana kau tau dia menyukai hal-hal itu?" tanya Jimin curiga.
Taehyung menelan ludahnya. "Oh ayolah! Jangan bilang kau mau mencurigaiku sekarang?" tanya Taehyung dengan tatapan tak senang.
Jimin mengedikan bahunya lalu menyesap minumannya. "Kau tau istilah don't judge the book by it's cover, kan?"
Taehyung mendecih. "Aku bukan buku!" ucapnya asal.
"Bukan begitu maksudku!" Jimin menggeram. "Kau..."
"Jimin! Kau tidak percaya padaku? Soulmatemu? Okay, bagaimana kau bisa berhipotesis aku adalah pembunuh itu coba jelaskan!"
"Dengar ya Taehyung! Aku bahkan tidak mengatakan kalau kau pembunuhnya!" bentak Jimin mulai kesal.
Taehyung menggeram. Entah kenapa kini Jimin jadi nampak menyebalkan. "Secara tidak langsung kau mengatakannya!" bentak Taehyung.
Jimin menatap Taehyung marah. Dibentak di hadapan orang banyak membuat emosinya makin tersulut. Dengan segera Jimin menggebrak meja dan berlalu meninggalkan Taehyung.
"Jimin, karena pria itu kau begini kan?" tanya Taehyung ketika Jimin sudah mulai melangkah.
Jimin menoleh dan menatapnya tajam. "Tidak!"
"Kau tidak percaya padaku?" tanya Taehyung sedih.
Jimin menatapnya datar. "Aku bahkan belum mengenalmu terlalu jauh."
ВИ ЧИТАЄТЕ
At the Next Door
Фанфіки[completed] Kasus pembunuhan mawar berdarah di lingkungan tempat tinggalnya membuat hidup Jimin mulai tidak tenang. Meskipun korban pembunuhan itu adalah wanita, tetap saja Jimin merasa nyawanya ikut terancam. Apalagi sejak seorang laki-laki bernam...