8. Berdua

378K 46.9K 66.7K
                                    

FOLLOW INSTAGRAM AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

8. Berdua

Pintu kamar Ragas terbuka dan cowok itu muncul dari sana. Muka bantalnya membuat Ragas nampak lebih ganteng.

"Hai, maniz," sapa Ragas saat melihat Alaia melintas di depannya.

Alaia menoleh dan tersenyum manis. "Hai."

Langkah Alaia membawanya menuju halaman belakang rumah. Hujan masih turun, mau ngapain Alaia ke sana?

Ragas segera bertanya, "Mau ke mana, Neng?"

"Ke Langit," jawab Alaia.

Ternyata Alaia salah tempat. Ia belum mengenal denah rumah ini, jadi maklumi saja kalau Alaia nyasar.

Dengan kaki timpang Ragas menghampiri Alaia. "Ayo ke Langit."

Maka mereka berdua jalan bersama menuju ruang keluarga. Sebenarnya Ragas tidak tau di mana Langit, tapi tempat yang biasa Langit singgahi adalah ruang keluarga dan kamarnya sendiri.

Sayangnya perkiraan Ragas salah. Tidak ada orang di ruang keluarga. Ia balik arah, instingnya membawa Ragas pergi ke dapur.

Benar saja. Langit ada di sana bersama Bunda, keduanya asyik berbincang sambil menyiapkan hidangan yang super lezat. Perut Ragas auto bunyi kala mencium aroma itu.

Ragas menempatkan diri di salah satu kursi dan mengamati Langit serta Bunda. Alaia masih berdiri, nampak bingung mau duduk di mana.

Menyadari kehadiran Ragas dan Alaia, Langit menoleh. Cowok itu duduk di sebelah Ragas lalu disusul Bunda yang duduk di hadapan Ragas.

"Sayang," panggil Bunda pada Alaia, seraya menepuk kursi di sampingnya. "Sini, duduk deket Bunda."

Alaia menghampiri. Ia duduk, kemudian bertanya, "Kenapa aku dipanggil Sayang?"

"Karena itu panggilan buat orang yang kita sayang." Bunda menjawab.

"Oh...," gumam Alaia, mengerti.

Tatapan Alaia teralih ke lain arah, lalu berhenti tepat lurus ke depan. Ia menatap Langit dengan senyum tipis di bibir. Merasa diperhatikan, Langit spontan menoleh.

Lalu, Alaia memanggil Langit, "Sayang."

Bunda refleks tertawa geli. "Oh, Alaia sayang Langit ya?"

ALAÏA Where stories live. Discover now