28. Hampir

345K 33K 62K
                                    


28

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

28. Hampir — 🔞🔞🔞
(sampe tiga tanda nih.)

Bibir Alaia terbuka sedikit, lalu mendarat tepat di bekas gigitan itu. Dari mulutnya ia mengeluarkan asap biru dan mengembalikan segala ingatan Langit tentang dirinya lewat luka tersebut.

Sesudah itu Alaia membenamkan wajahnya di lekuk leher Langit, merasakan rengkuhan cowok itu mengerat. Beberapa detik pertama, Langit masih setia peluk Alaia. Namun di detik-detik berikutnya pelukan dia mengendur dan dilanjuti tubuh Langit tumbang.

Langit jatuh ke badan Alaia, hingga cewek itu hampir kehilangan keseimbangan. Alaia menahan Langit dengan tetap memeluknya, seraya mencari posisi yang tepat untuk merebahkan Langit di lantai.

Tubuh Langit berat, tentu saja. Alaia sampai kewalahan mengubah posisinya. Tapi untungnya dia berhasil membawa Langit tiduran di lantai kamar yang dingin.

"Langit?" Alaia membungkuk, menatap wajah Langit yang tenang tanpa beban.

Tangan kecil Alaia menyentuh pipi Langit, mengusapnya lembut penuh kehangatan. Wajah Alaia sendu, khawatir melihat pasangannya tak sadarkan diri seperti itu.

"Langit nanti bangun lagi kan?" Alaia bergumam, masih memandangi Langit penuh kecemasan.

Kini Alaia beranjak, meraih bantal dari kasur Langit. Bukan hanya bantal, ia juga mengambil selimut tebal dari sana.

Omong-omong, Alaia kesulitan memindahkan Langit ke kasur, makanya ia membiarkan tunangannya tergeletak di lantai.

Alaia mengangkat kepala Langit dengan terhati-hati, kemudian menyelipkan bantal di bawahnya agar kepala Langit tidak sakit menyentuh lantai granit terlalu lama. Dan Alaia mengibar selimut untuk membungkus tubuh Langit.

"Aia mau di sini, nunggu kamu bangun." Alaia berkata.

Cewek itu duduk bersila di dekat Langit, kedua tangannya menopang dagu. Matanya tak henti mengawasi Langit, seperti enggan melihat objek lain.

Alaia hanya ingin memastikan Langit baik-baik saja, terutama ingatan tentang dirinya. Kalau ternyata cara Alaia salah, maka Langit akan melupakan dia untuk selamanya.

Sepuluh menit.

Dua puluh menit.

Duapuluh lima menit.

Alaia masih di sini, dan Langit tetap pada posisinya. Dia seperti tidur pulas bahkan bermimpi indah. Tangannya dingin ketika Alaia pegang, wajahnya pun menjadi sedikit pucat.

ALAÏA Where stories live. Discover now