Dear Surga part 10 - For a Reason

106 13 0
                                    

DS 10. For a Reason

Hati-hati.
Lantai yang kamu pijaki licin.
Kamu bisa terjatuh kapan pun.
-Smith Melviano

🍁🍁🍁

Gadis itu tampak akan membuka mata. Jemarinya mulai bergerak secara perlahan, diikuti dengan kerutan di dahi yang seolah menggambarkan, jika dia ingin sekali tersadar.

Gerakannya semakin gelisah sebelum pada akhirnya mata cantik itu terbuka, tetapi kembali menutup ketika serbuan cahaya menusuk mata. Kernyitan di keningnya semakin dalam untuk mengumpulkan semua kesadaran.

"Fatimah?"

Suara itu berdengung-dengung di telinga. Fatimah menekan kepalanya yang terasa sangat pening sebelum memaksa diri membuka mata.

Rey adalah orang pertama yang dia lihat. Berdiri tinggi dan kuat, dengan bersidekap dada di hadapannya. Wajah dingin dan mata elangnya seolah menguliti Fatimah yang masih lemas.

"Fatimah? Kamu baik-baik saja, Sayang?" Suara lembut itu berasal dari wanita paruh baya cantik di samping Fatimah. Emma Geraldine.

Sekalipun Fatimah masih merasa sangat pening, sebisa mungkin ia menunjukkan senyum. Mencoba untuk duduk dengan lengan menekan kepala ketika Calista di samping kirinya menahan Fatimah.

"Kamu nggak boleh gerak, Fa! Kamu masih lemas! Belum puas bikin aku kebingungan kalang kabut?" omel Calista mencipta tawa pelan Fatimah.

"Aku bukan gadis lemah, Ta. Aku kuat, kamu tau? Aku bisa." Fatimah memaksa diri untuk duduk. Kali ini dibantu oleh Aunty Emma, dan Calista yang mengatur posisi bantal di punggung Fatimah untuk kenyamanannya.

Fatimah masih di kampus, di ruang kesehatan. Ia baru saja menyadari ketika netranya mengelilingi ruangan. Sampai tatapan Fatimah terjatuh pada sosok Rey yang masih menatapnya lekat. Seolah memastikan lewat tatapan tajamnya, apakah Fatimah baik-baik saja atau tidak.

Fatimah tersenyum pada Rey. Berusaha meyakinkan lelaki itu jika dia baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tepat setelah itu, Rey pergi tanpa kata.

"Kamu kenapa, Fa?" tanya Calista dengan mata berkaca-kaca.

Fatimah terkekeh. "Kata dokter kenapa? Ada yang memeriksa aku, 'kan?"

"Bukan dokter. Tapi tim kesehatan kampus kita. Kata mereka, kamu kelelahan dan kurang tidur, Fa. Kamu itu kenapa, sih?" keluh Calista dengan bibir mencebik.

"Kelelahan dan kurang tidur?" Kening Fatimah mengerut, Calista mengangguk. Kemudian Fatimah terkekeh. "Oh, semalam aku maraton drama Korea terbaru." Calista memukul lengan Fatimah pelan. Bibirnya semakin mencebik, sementara Fatimah semakin terkekeh.

"Aku serius, Fa!" seru Calista.

"Aku juga serius, Ta. Maaf buat kamu dan yang lainnya khawatir." Fatimah mengusap lengan Calista. "Tapi kamu tau? Pemainnya itu mirip banget sama Sam. Dia asal Korea, 'kan? Atau jangan-jangan pemainnya memang dia?" Fatimah kembali terkekeh. Menarik ujung hidung Calista yang semakin mencebikkan bibir, tetapi pipinya merona merah.

"Ada apa ini? Ada yang Aunty lewatkan?" Emma bersuara. Menatap Fatimah dan Calista bergantian. "Calista, kamu dan Sam ... ada apa? Apa Rey tau? Aunty hapal banget bagaimana kakak kamu, Ta. Rey nggak akan membiarkan sembarang orang mendekati kamu, kecuali kalau Rey mempercayainya."

Fatimah baru tahu hal ini. Membuatnya semakin mengerti seberapa besar rasa sayang Rey untuk adiknya. Mungkin saja, Rey menjaga Calista karena tidak ingin kehilangannya seperti dia kehilangan kedua orang tuanya. Mungkin saja, Calista adalah hal paling berharga lainnya yang Rey miliki.

Dear Surga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang