TIGA PULUH

402 36 0
                                    

"Honey itu semua hanya salah paham. Tolong dengarkan aku dulu," pinta Ralex pada tunangannya. Riana mengabaikan pria itu, untuk melihat wajah Ralex saja ia sangat benci.

"Honey."

Gadis itu mendorong Ralex menjauh. Saat ini mereka berdua berada di kamar Riana.

"Honey percayalah padaku." Ralex memohon.

Riana memalingkan wajahnya, "untuk apa aku percaya pada pria brengsek sepertimu?"

"Kau harus percaya padaku honey " Ralex meraih tangan Riana dan gadis itu menepisnya.

"Jangan sentuh," kata Riana membuat wajah Ralex berubah. Pria itu berusaha mengatur emosinya.

"Baiklah, tapi kau harus mendengarkan aku dulu." Ralex berusaha membujuk Riana.

"Apa perlu aku dengarkan? Lebih baik kau keluar dari kamarku."

"Tidak, kau harus mendengarkan penjelasanku dulu." Ralex masih berusaha membujuk Riana akan tetapi gadis itu malah murka.

"Aku tidak suka ada orang lain di kamarku," katanya.

"Honey aku akan keluar dari kamarmu setelah kau mendengarkan ku."

"Apa yang perlu aku dengarkan darimu?" wajah Riana yang cantik tampak sembam.

"Ini semua salah paham," ujar Ralex

"Buktikan jika ini semua salah paham," balas Riana pada akhirnya, nyatanya ia tidak bisa tidak mendengarkan penjelasan pria itu.

Ralex menjauh dari ranjang tunangannya. Riana pikir pria itu akan keluar kamarnya untuk menghindarinya. Akan tetapi pria itu malah mengambil laptopnya di meja belajar Riana. Lalu setelah itu, pria itu kembali duduk di samping ranjang Riana.

Sesaat Ralex tampak mengotak-atik laptopnya. Riana melihat apa yang dilakukan Ralex. Ia penasaran, apa yang bisa pria itu bisa buktikan untuk meyakinkannya. Ralex menghadapkan laptopnya pada Riana.

"Lihat video ini baik-baik dan lihat siapa sebenarnya pria di dalam video itu," ujar Ralex.

"Ini...ini," Riana gagap tidak sanggup berbicara, ia tampak tidak percaya. Ralex menikmati ekspresi kaget tunangannya. "Mengapa kau menunjukkan video tidak senonoh itu padaku."

Ralex kesal dan mempause videonya, ia menatap tajam gadis itu, "gara-gara video ini kau menangis kan?"

Riana memalingkan wajahnya, "aku sudah melihatnya."

Alis Ralex terangkat, "jelaskan apa yang kau lihat."

"Pria itu bukan kau," kata Rina dengan wajah memerah.

"Lalu kenapa kau membuatku kesal?"

Wajah Riana semakin memerah, "kau menunjukkan video tidak senonoh itu padaku."

"Tapi kau menontonnya saat wajah itu diedit menjadi wajahku kan? Kau juga melihatnya."

"Iya, iya aku tahu. Aku terlalu emosi," ujar gadis itu.

Ralex memutar kembali video itu dan berbicara, "wajah itu diedit menjadi wajahku dan dekorasi kamar itu diedit menjadi dekorasi kamarku."

Riana melihat kembali video itu, ia seperti mengenal pria itu. Sesaat Riana mencoba mengingat, dimana ia pernah melihat pria itu. Setelah mencoba beberapa saat, akhirnya ia tahu siapa pria itu.

"Aku mengenalnya. Aku mengenal pria itu," kata Riana yang mendapat tatapan penasaran dari Ralex. "Dia guru di sekolahku. Tapi dia tidak mengajar di kelasku. Hanya saja aku tahu dia, dia guru Multimedia."

"Guru Multimedia?" tanya Ralex.

"Iya, dia yang memegang kunci lab komputer," lanjut Riana. Ralex mengangguk, pria itu dapat melihat percintaan manis antara Gina dan guru itu.

Riana & RalexWhere stories live. Discover now