TIGA PULUH TIGA

234 23 0
                                    

Penangkapan guru multimedia di sekolah Riana cukup membuat kehebohan. Pasalnya guru yang terkenal akan nama baiknya itu diduga pencemaran nama baik seseorang. Tetapi orang-orang tidak tahu orang besar mana yang disinggung guru multimedia itu. Penangkapan itu membuat nama sekolah mereka tercemar.

Murid-murid dari sekolah lain bergunjing setiap kali berjumpa dengan murid sekolah High School Emperis. Sekolah swasta yang beberapa bulan lalu menarik perhatian media untuk diliput karena salah satu muridnya bertunangan dengan orang penting. Dan sekarang sekolah itu pun diliput kembali karena gurunya yang mencemari nama baik seseorang.

Mungkin Riana dan sahabatnya tidak mendapat gunjingan dari murid sekolah lain. Tapi Ailen yang tidak sengaja bertemu dengan beberapa murid dari sekolah lain kena dampaknya. Gadis itu sedang menunggu bus ketika beberapa murid dari sekolah lain berbisik-bisik sambil menunjuk baju seragamnya. Hari ini supir Argamawan tidak dapat mengantarnya karena masalah penangkapan Gina. Sebagai adik Gina sekaligus orang yang tahu diri, Ailen berangkat sendiri. Ia tidak berharap dapat diantar ke sekolah setelah masalah yang dibuat kakaknya.

Sungguh Ailen tidak enak hati pada Riana. Ia sering kali membuat Riana benci padanya. Seandainya ia tahu isi kado Gina, ia mungkin dapat menghentikan masalah ini. Mungkin pula Gina tidak akan dipenjara.

"Bukankah dia murid sekolah sebelah ya?" seorang gadis seumuran Ailen menunjuk gadis itu.

"Sekolah sebelah kan? Yang gurunya berani menyinggung..." kata gadis lainnya.

"Aku tidak percaya sekolah yang awalnya terkenal karena muridnya bertunangan dengan orang besar, sekarang terkenal karena gurunya yang mencemari nama baik seseorang."

"Hahaha, bagaimana ya rasanya digunjingkan sekolah lain," ujar gadis lainnya.

Ailen tidak mengerti apa yang mereka gunjingan tentang sekolahnya. Akan tetapi ia tetap was-was pada tatapan mencemooh mereka.

Ailen berusaha mengabaikan mereka walaupun ia tetap dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Dalam hati ia meratapi kebodohan kakaknya yang membuat masalah.

Gadis-gadis itu terus membicarakan sekolah mereka sambil tertawa karena sesungguhnya gadis-gadis itu ingin bersekolah di sekolah besar itu tetapi mereka tidak mampu. Oleh karena itu melihat berita seperti ini, mereka tertawa-tawa untuk melampiaskan ketidak mampuan mereka.

Setelah menunggu beberapa saat lamanya, bus pun berhenti di halte. Ailen segera naik supaya ia tidak mendengar ocehan gadis-gadis itu. Setelah mendapat tempat, Ailen bernapas lega. Setidaknya ia jauh dari tempat duduk gadis-gadis penggosip itu. Cukup lama Ailen berada di dalam bus sampai akhirnya dia sampai ke sekolah.

Ailen menatap gerbang sekolah yang ramai dan polisi yang tampak sibuk. Wartawan dimana-mana. Ailen penasaran dan mendekati kerumunan itu. Ia bertanya pada seorang murid perempuan yang berada di sana.

"Ada apa ini?"

Murid perempuan itu menoleh pada Ailen, "pak Arez guru multimedia kita ditangkap?"

"Bagaimana bisa?"

Murid perempuan itu lalu berkata lagi, "kau tidak tahu? Kalau pak Arez ditangkap polisi karena telah menyinggung nama seseorang."

Ailen terkejut, ia sama sekali tidak mengetahui berita ini. Pantas saja murid dari sekolah lain terus membicarakannya.

"Aku rasa kita memiliki kelas kosong hari ini karena penangkapan ini," ujar murid perempuan itu yang Ailen tidak tahu siapa namanya.

Ailen memilih meninggalkan lokasi itu sembari berjalan lesu. Kakaknya berada di penjara dan hari ini guru multimedia sekolah mereka ditangkap polisi. Sebuah kebetulan yang menakutkan bagi Ailen. Karena kurang memperhatikan langkahnya, Ailen terjatuh dengan sangat memalukan sehingga roknya tersingkap.

Riana & RalexWhere stories live. Discover now