05 - Punya kekasih

428 73 6
                                    

Selamat membaca.
.
.

Prilly terbangun karena sinar matahari yang begitu menyorot kearah wajahnya. Gadis itu mengerjapkan matanya, meneliti isi kamar yang begitu luas dengan bingung.

Hingga pintu yang terbuka membuat Prilly menoleh, melihat laki-laki tampan dengan pakaian yang sudah rapi. Laki-laki itu berjalan kearah ranjang dan duduk di pinggirnya.

"Ayo mandi, kita harus sarapan pagi." ajaknya eh titahnya, dengan senyum manis seperti biasa.

Prilly mendudukan tubuhnya, meneliti wajah Ali yang selalu memamerkan senyuman manisnya. "Rumornya pewaris Wirama ini tidak suka senyum?" gumam Prilly tanpa sadar.

Ali berdehem kecil, "aku hanya tersenyum untukmu."

Prilly bersemu malu, memalingkan wajahnya dan beranjak bangun menuju kamar mandi yang memang tersedia didalam kamar pribadi Ali.

Dikegiatan melangkahnya, Prilly berhenti sebentar menoleh pada Ali dan mengerutkan dahinya bingung. "Ini kamar lo?" tanyanya kebingungan. Bagaimana tidak bingung? Masa iya kamar tamu perabotan kamarnya lengkap bahkan beberapa barang terlihat limited edition.

"Iya!"

"LO TIDUR DIMANA?" spontan Prilly memekik kaget.

"Di sini, di sampingmu." Ali terkekeh kecil lalu keluar dari kamar begitu saja. "Bajumu sudah lengkap di walk in closet. Jangan bertanya lagi! Aku tunggu dimeja makan. See you love!" Ali mengedipkan satu matanya lalu menghilang ditelan pintu.

Prilly hanya mampu menelan ludah. Apa benar Ali tidur di sampingnya? Gila! Kenapa Prilly tidak sadar? Senyenyak itukah tidur Prilly? Tunggu, apa katanya? Love?!

Prilly menggeleng kecil, bergegas menghampiri walk in closet yang Ali katakan. Gaun-gaun berjajar di dalam lemari kaca bening. Sepatu-sepatu cantik berjajar di rak paling bawah, sementara tas di simpan rapi dibagian atas. Membuka lemari, banyak baju-baju yang menurutnya lengkap. Mulai dari baju santai, baju kerja, baju tidur bahkan baju renang!

Walk in closet ini cukup lebar, jika di sebelah kanan pintu adalah barang-barang miliknya. Maka di sebelah kiri adalah barang-barang milik Ali.

"Gila! Gue balik tajirrr!" pekiknya melompat-lompat kegirangan.

Prilly berlari menuju kamar mandi, melakukan ritual bersih-bersih dengan santai. Menikmati kehidupan yang sebelumnya sudah lupa bagaimana rasanya.

***

"Hai, sini duduk." Ali menarik kursi di sebelah kanannya. Laki-laki itu menarik Prilly untuk duduk. "Bagaimana mandimu? Emmm baju ini? Cantik begitu juga dengan orangnya." gombalnya.

"Terimakasih." Prilly terdiam, membiarkan maid-maid Ali yang lumayan banyak menyiapkan makanannya. Ia masih terlalu sungkan untuk banyak beraktifitas. "Terimakasih bi-"

"Bibi Una." sahut maid itu tersenyum kecil.

"Terimakasih, bibi Una." ujar Prilly dengan senyuman tulusnya.

Ali yang melihat itu tanpa sadar terdiam. Gadis di hadapannya memang cantik, padahal wajahnya polos tanpa polesan make up sedikitpun karena Ali tidak tahu apa merek make up Prilly. Takut-takut alergi.

"Apa kamu perlu belanja?"

Prilly menoleh disela makannya, menatap Ali yang juga tengah menyantap makanannya. "Belanja apa?"

"Ya apapun, make up? Atau mungkin baju-baju yang lain." Ali mengedikan bahunya tidak paham. Ia hanya menawarkan.

Prilly tampak berfikir, memutar bola matanya keatas dengan jari telunjuk yang disimpan di depan dagu. Berfikir kah? "Boleh deh. Tapi biar dianter pacar gue aja."

Ali membulatkan matanya. Pacar? Hancur sudah rencananya! Bagaimana Prilly akan mencintainya jika Prilly memiliki seseorang dihatinya? Dengan cepat Ali beranjak berdiri. "Pakai kartu yang ada dibawah bantal tidurmu. Saya harus pergi ke kantor." setelahnya laki-laki itu berlalu pergi dengan wajah dinginnya.

"Satu lagi, jangan coba-coba lari. Karena keujung duniapun saya pasti menemukan kamu." ujarnya tanpa menoleh.

***

"Widih ceria banget nih!" Yoan selaku seketaris sekaligus sahabat Ali, masuk begitu saja kedalam ruangan Ali. Tidak perduli karena Ali tidak melarangnya juga, mungkin karena merasa sudah dekat. Ali sudah sangat percaya pada Yoan.

Ali menatapnya tajam. "Ceria?! Lo gak liat muka gue, hah?!" bentaknya membuat Yoan terkekeh kecil seraya duduk disofa. "Info dari lo itu hoax! Prilly punya pacar!" tuduhnya tajam.

Yoan terkekeh kecil, menatap Ali dengan pandangan jahilnya. "Oh anda cemburu tuan?"

"Brengsek! Pake otak lo, gimana bisa dia cinta sama gue, kalau gitu?!" Ali mendengus kecil, berdiri dari duduknya dan menghampiri jendela besar didalam ruangannya. "Lo ceroboh Yoan!"

"Lo kenapa sih? Lagian santai, lo ga usah panik gitu, kan beres dapet ortu badung, lo mau nikahin dia."

"What the fuck!" Ali berbalik spontan, menatap Yoan dengan tajam lagi.

Yoan kali ini mendelik tajam. "Lo ga lupa? Lo bilang sama dia, kalau lo didesak nikah sama bonyok KW." ujarnya dan seketika membuat Ali terdiam, mengingat mungkin?

Yoan beranjak bangun, meninggalkan ruangan Ali dengan senyum penuh kemenangannya. Lihat saja!

***

"Apa kamu ngidam?"

"Iya,"

Laki-laki itu mendengus dalam hatinya. "Oke, aku pulang." ujarnya membuat wanita di sebrang sana memekik kegirangan.

"Ckck sangat terpaksa!" gumam laki-laki itu sebelum akhirnya naik kedalam mobil untuk pulang kerumah.

.
.
-Tbc.

Sape lagi sih yang ngidam?! Lierrr hulu aing:(

Sebuah DENDAM [Every Day]Where stories live. Discover now