01 - Lowongan Kerja

507 92 11
                                    

Selamat membaca.
.
.

Prilly mengayunkan kedua kakinya dengan ringan. Membawa sebuah map ditangannya, kali ini ia berniat akan mencari pekerjaan dari pagi hari.

Jalanan lumayan lenggang, mungkin karena masih pagi belum terlalu banyak aktifitas. Jalanan trotoar yang biasanya ramai juga terlihat sepi.

Hingga seseorang menabrak bahunya dan menempelkan secarik kertas menutupi wajah cantiknya.

"HEI!" Prilly memekik tidak terima. Gadis itu mengepalkan tangan kanannya diudara dengan kesal. Padahal tadi suasana hatinya sedang bagus, tapi kenapa ada saja yang menghancurkannya? "GUE TANDAI BAJU LO!" pekiknya lagi.

Prilly menyingkirkan secarik kertas tersebut, niat awalnya mau membuang tapi saat melihat sebuah tulisan 'Lowongan pekerjaan' dengan 3 tanda seru dibelakangnya membuat Prilly mengurungkan niatnya itu dan mulai meneliti dengan seksama.

"Hanya butuh lulusan S1?!" Prilly memekik diujung kalimatnya. Surat berisikan lowongan pekerjaan menjadi seketaris pribadi membuat Prilly senang bukan main. Seingat Prilly, menjadi sekretaris membutuhkan surat kelulusan S2. Apalagi yang dibacanya adalah lowongan pekerjaan dari perusahaan ---

"WIRAMA?!" lagi-lagi gadis itu memekik histeris.

Bagaimana tidak? Perusahaan Wirama adalah perusahaan yang sedang besar-besarnya saat ini. Itu karena pemegang perusahaan sudah berganti menjadi yang lebih segar dan baru diolah alias anak baru lulus. Lulusan negara orang pula. Memang dari dulu sudah menjadi perusahaan terbesar, tapi kali ini lebih naik dari sebelumnya.

"Mau meninggoi!" serunya meloncat-loncat bak orang tidak waras. "Oke tenang, kita balik rumah ganti baju terus pergi kesana!"

Dengan pikiran yang mulai tenang, Prilly berbalik berjalan menuju rumahnya lagi. Tidak mungkin melamar ke perusahaan besar dengan baju lusuh seperti ini! HIH MEMALUKAN!

***

Dengan kemeja putih dipadukan rok span hitam juga rambut yang tergerai, Prilly beranjak pergi menjauhi rumahnya.

Gadis itu berjalan sembari merapalkan sebanyak-banyaknya kalimat bismillah agar semuanya lancar dan ia bisa diterima diperusahaan itu.

Apa perusahaan itu sekarang semakin turun seleranya? Hingga mencari lulusan S1 untuk dijadikan seketaris. Dalam langkahnya tidak ada sedikitpun pikiran aneh, ataupun curiga. Yang ada hanya senang, bahagia dan waswas, takut tidak diterima.

Prilly menunggu angkutan umum, dan naik setelah lumayan lama menunggunya.

Jalanan sudah lumayan ramai, tidak sesepi tadi itu karena jam juga sudah merangkak menjadi siang hari bukan pagi lagi.

***

Turun dari angkutan umum Prilly langsung diperlihatkan sebuah bangunan besar nan tinggi yang sudah pasti sebuah perusahaan besar. Prilly terdiam sebentar, mungkin terkesima dan takjub.

Hingga bola matanya melihat seseorang dengan seragam security, dengan cepat Prilly menghampirinya, "Permisi?"

Security itu menoleh, tersenyum sungkan. "Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?"

"Apakah disini benar sedang ada lowongan pekerjaan?"

Security itu terdiam sebentar, berfikir dan menggeleng kecil. "Maaf nona tap-"

"Benar!" tiba-tiba sebuah pekikan terdengar. Prilly menoleh melihat laki-laki tampan yang tengah berlari tergesah-gesah kearahnya. Setelah dekat, laki-laki itu menarik Prilly menjauh dari security.

"Kamu mau melamar pekerjaan kan?" tanya laki-laki itu yang membuat Prilly mengangguk saja karena memang benar. "Baik, perkenalkan nama saya Yoan. Mari ikut saya, untuk interview langsung bersama bos besar."

Sepanjang perjalanan, beberapa karyawan menatap Prilly dengan sedikit senyuman. Sepertinya rumor yang Prilly dapat memang salah.

Rumor tentang--- perusahaan yang diisi oleh orang-orang dingin tak bisa senyum. Nyatanya ketika Prilly menginjakan kaki disana, semua karyawan menatapnya dengan senyuman.

Yoan, laki-laki yang menjadi petunjuk jalan Prilly masuk kedalam lift, begitupun Prilly. "Kantor ini memiliki 15 lantai, dan ruangan bos besar ada dilantai 13," ujar Yoan seolah-olah memberitahu kepada Prilly yang nampak bingung melihat tombol ber-angka disamping pintu lift.

"Lalu lantai 14 dan 15?" Prilly menyahut kepo, yang ia tahu biasanya boss besar akan menempati ruangan paling atas. Tapi ini, bos besar ada dilantai 13?

"Lantai 14 adalah kamar pribadi bos besar, sementara lantai 15 rooftop milik bos."

"Karyawan tidak punya rooftop?"

"Punya, ada dilantai 12. Bersatu dengan kantin."

Prilly seketika membayangkan kantin. Kantin dilantai yang tinggi? Menarik bukan? Sepertinya itu akan menjadi spot terfav Prilly selama bekerja disini.

Ting!

Pintu lift yang terbuka menyadarkan lamunan Prilly tentang kantin, gadis itu kembali berjalan dibelakang mengikuti Yoan.

"Ini ruangan bos besar, anda boleh masuk dan saya izin permisi." laki-laki itu pergi, meninggalkan Prilly yang tidak tahu harus melakukan apa.

Prilly beranjak mendekat pintu, meneguk air ludahnya sebentar lalu merapalkan sebuah bismillah lagi.

Tok tok tok.

"Masuk!"

"Permisi," saat membuka pintu, hal pertama yang Prilly lihat adalah seseorang yang tengah memunggunginya. Prilly terdiam sebentar, merasa terpesona dengan hanya melihat punggung kokoh laki-laki itu, walau sedikit tertutup sandaran kursi. "Saya-"

"Duduk!"

Prilly mengantup mulutnya dengan cepat dan duduk dengan sedikit gugup. Kemudian beberapa saat kursi itu berputar memperlihatkan laki-laki tampan yang tengah tersenyum manis. "Prilly Azera?"

Deg! Laki-laki tampan itu terdiam beberapa saat. "Mata Hazelnya?"

"I-iya." Prilly mengangguk kaku, darimana laki-laki ini mengetahui namanya? Interview bahkan belum dimulai. Apa laki-laki ini bos sekaligus cenayang? Ekhem lupakan.

"Ekhem! Saya Rakha Aliand Wirama."

"Aku Akha."

.
.
-Tbc

Sepi amat dah:v

Sebuah DENDAM [Every Day]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang