08 - Ulah Yoan!

183 32 2
                                    

Selamat Membaca.
.
.

Yoan menyunggingkan senyumannya saat melihat Ali mabuk berat. Laki-laki mabuk itu terus menggerutu tentang Prilly yang makin terlihat cantik belakangan ini. Tak jarang marah-marah karena Prilly membuat hatinya berontak.

"Sial! Dia makin cantik Yo."

"Bisa gila gue."

"Dasar gadis gila! Bisa-bisanya dia cantik!"

"Dia bisa bikin hati gue cenat-cenut." wait! Yoan menoleh geli, kenapa ia baru tahu kalau Ali sealay ini saat mabuk? "Bikin gue kangen seseorang, Yo!"

Terkekeh kecil, dan kembali fokus pada kegiatan menyetirnya. Kembali tidak memperdulikan Ali yang terus menggerutu.

Membelokan mobilnya kearah mansion Ali dan memarkirkan mobilnya didepan pintu besar. Yoan memutari body, membuka pintu samping kiri Ali dan mengangkatnya untuk keluar.

"Sialan! Berat banget lo." gerutu Yoan setelah berhasil mengangkat Ali kedepan pintu.

Ting tong!

Pintu terbuka, menampilkan maid yang memasang wajah terkejutnya. Bagaimana tidak terkejut? Belakangan ini tuan besarnya tidak pernah mabuk-mabukan lagi, tapi sekarang? Tuannya itu mabuk lagi, parah pula. "Den Yoan? Tuan Ali mabuk lagi?"

"Panggil Prilly bi!" bibi Dea berlari terbirit-birit menuju kamar majikannya. Bibi Dea memang selalu spontan, dan gercep. Tidak mau ada salah dalam bekerja.

Beberapa saat, suara langkah kaki yang menggema terdengar. Munculah gadis mungil dengan wajah kesalnya mendekat.

"Ckck! Nyusahin." decaknya dengan tangan yang sibuk mengikat rambutnya asal. Gadis itu menatap Yoan dengan kerutan didahinya. "Kenapa dia?"

"Mabuk, bawa kekamar. Saya harus pulang." dengan sekali dorongan, tubuh Ali berpindah kepelukan Prilly. Yoan memang tidak punya otak! Bagaimana kalau tubuh mungil Prilly tidak seimbang? Bisa jatuh keduanya.

"Hey!" Yoan mengabaikan itu, berlalu pergi dengan seringainya. "Dasar laki-laki brengsek!"

Sementara Prilly hanya mampu mendesah frustasi. "Aliiiii!" Prilly merengek kesal, memapah laki-laki itu kearah lift untuk menuju ke lantai 4.

Ting!

Pintu lift terbuka, Prilly kembali memapah Ali yang anehnya tiba-tiba diam tidak seperti saat bersama Yoan. Apa dia pura-pura? Jelas tidak! Tapi dia tertidur!

Mendudukan tubuh Ali diranjang sembari menggerutu, "Kalo mabok lagi gue perkosa lo!"

Ali yang mengerjap-ngerjapkan matanya, shit ternyata dia tidak tidur. Ali yang mendengar perkataan Prillypun menoleh, menatap Prilly dengan lekat. "Cantik." dan setelahnya memangut bibir tipis Prilly.

***

Prilly membuka kedua matanya, melenguh dan merasakan sesuatu yang berat menimpanya. "Kyaaaa!" pekiknya spontan membuat laki-laki disampingnya terbangun. "Aliii! Lo anu-anuin gueeee!"

"Berisik!" Ali membalikan tubuhnya. Tanpa memperdulikan Prilly yang merengek-rengek tidak terima. "Kenapa sih?" tanyanya dengan dingin.

"Kenapa? Kenapa lo bilang? Ali lo udah nganu-nganuin gueee!"

Ali beranjak duduk, menfokuskan pandangannya dan mulai tersadar pada drama yang ia mainkan. Pura-pura manis!

"Emangnya kenapa sayang? Kita kan udah sah." Ali sebenarnya melakukan tanpa sadar, tapi daripada pura-pura tidak tahu nanti urusannya makin panjang, kan?

"Kalo gue hamil gimana?"

"Kan ada bapaknya!"

Ali berlalu masuk kedalam kamar mandi dengan tubuh polosnya. "Pake baju lo Aliiii!" pekik Prilly membuat Ali terdiam sebentar.

"Udah terlanjur,"

"Gada otak!" maki Prilly dalam hatinya.

***

Yoan tertawa keras saat mendengar Ali bercerita tentang pagi tadi bersama Prilly. "Sumpah anying, lo beneran udah ga punya malu."

Ali menghela nafas. "Malu, tapi terlanjur udah jalan."

"Pasti lo salting kan? Makanya sampe lupa pake baju? Haha bego."

"Ga." Ali beranjak bangun dari duduknya, berjalan menuju kursi kebesarannya dan duduk disana.

Sebenarnya tadi pagi Ali salting sekaligus bingung, sampai ia masuk kedalam kamar mandi tanpa pakaiannya. Harusnya ia tidak melakukan itu, bagaimana jika Prilly hamil? Bagaimana dendamnya? Tidak mungkin meninggalkan Prilly jika sedang hamil!

Dia bukan laki-laki brengsek, ya kalau urusan dendam beda lagi. Walaupun itu juga karena hasutan dari Yoan.

Ali memijat pangkal hidungnya, tidak tahu harus melakukan apa lagi. Disatu sisi ada Illen juga yang membutuhkannya. Masa iya ia harus memiliki 2 istri?

Yoan diujung sana hanya menggeleng kecil. Tidak ada rasa iba sama sekali dihatinya, karena semua berjalan sesuai kemauannya. Akan ada seseorang yang hancur, dan Yoan senang akan itu.

***

Prilly hanya mampu diam didalam kamar, bingung harus melakukan apa.. Apalagi dengan tubuhnya yang kurang fitt setelah digempur habis semalam oleh suaminya yang mabuk itu.

Membuka ponsel dan melihat foto laki-laki tampan yang tengah tersenyum menatap kamera.

"I miss you, kak!" gumamnya mulai menitikan air mata. Merindukan saudara satu-satunya yang telah pergi dengan begitu tragisnya. Setelahnya menggeser menjadi foto 4 orang yang sedang tertawa bahagia. "I miss you, mam pap."

"Aku harap, kita bisa ketemu dan kembali menjalin hubungan baik yang aku lupakan. Lihat? Aku sudah menjadi seorang istri sekarang. Minta doanya supaya rumah tangga aku baik-baik aja ya..."

"I love you, guys!"

Setelahnya terisak kecil, menyadari dirinya yang sekarang menjadi sebatang kara. Ditinggalkan oleh mamah, papah dan kakak satu-satunya. Ah miris sekali, ia bahkan ditinggalkan tanpa ingat rasanya pelukan sang ibu.

.
.
-Tbc

Tdi yg ke 15 itu kepencet anjay, yakali kan dri 7 ke 15. Ternyata ada yg msh nunggu:( ydh baca aja lah ide aku dri taun lalu ini.

Sebuah DENDAM [Every Day]Where stories live. Discover now