18.

487 136 31
                                    

18. Rose Flower incision

"Siapapun dia,pasti dia melakukan ini karena gue punya kensalahan terhadap dirinya."

•Happy Reading•

Anneth terbangun dari tidurnya karena merasakan perih ditanganya lalu, Anneth tak sengaja melihat kearah tangan kanannya terdapat lukisan bungan mawar yang diukir sepertinya menggunakan pisau lipat.

Anneth langsung terduduk saat melihat lukisan tersebut tanpa aba-aba ia langsung membersihkan lukisan tersebut dengan darah segar yang sudah mengering. Pikiranya bertanya-tanya apa yang terjadi semalam? Dan siapa yang meulukis dilenganya itu.

Itu sangat perih beberapa kali Anneth meringis saat ia tak sengaja menekan lukisan tersebut, setelah membersihkan luka dia melilit lenganya dengan perban.

Luka nya memang tak terlalu dalam cuma rasanya yang terlalu menyakitkan, perih.Anneth merasakanya dari tadi saat ia membersihkan luka.

Anneth memakai sweater untuk menutupi lukanya,untung saja cuacanya mendukung bila tidak pasti kedua abangnya bertanya-tanya siapa yang membuat lukisan ditanganya itu. Dan kenapa ia memakai sweater dicuaca panas.

"Cla siapa yang melakukan ini?" tanya Anneth kepada sosok yang tidak sembarangan orang bisa melihatnya.

Sebuah bisikan halus memasuki area pendengaran Anneth. "Aku melihatnya melakukan itu, tapi aku tidak bisa membantu mu Anneth. "

"Siapa dia, beri tahu aku Clara. Aku ingin memberi orang itu pelajaran karena telah menggores lenganku," ujar Anneth menggebu-gebu.

"Tetap saja Anneth, bila aku memberitahukan siapa dia kepada mu maka aku akan susah untuk kembali ke alam ku, walaupun aku sudah nyamanan disini."

"Maksud kamu, dia ancam kamu untuk tutup mulut dan sebagai gantinya dia akan membantumu menuju kealam mu?" tebak Anneth yang membuat hantu yang bernama Clara Pethouse tersenyum.

Clara salah satu hantu yang berasal dari Jerman yang saat itu tak sengaja menemukan Anneth dirumah lamanya. Lalu Clara mengikuti Anneth hingga ke Indonesia. Sebenarnya nama Clara hanya nama samaran saja nama aslinya hanya Anneth yang tahu.

"Yaudah,gue turun ke bawah dulu," ujar Anneth. Clara hanya tersenyum menatap Anneth.

Sesampainya Anneth disekolah. Hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang,mungkin karena hari baru menunjukan pukul 05:45. Anneth datang terlalu pagi.

"Cla. Kok gue gak ngerasa ya kalau tangan gue digores?" ujar Anneth masih memikirkan kenapa ia tak merasakan apapun ketika seseorang melukis ditanganya.

"Aku gak tau itu apa, but dia seperti orang kayak dirumah sakit gitu."

"Maksudnya?" Anneth mengerutkan keningnya tak paham dengan maksud hantu yang usianya telah mencapai ratusan tahun.

"Itu siapa yang sering obatin orang lagi sakit?" ucap hantu tersebut.

"Dokter?"

"Iya. Terus dia ngelakuin kayak gini."

"Cuus." Hantu tersebut berlagak seolah ia seorang dokter yang menyuntikan pasienya.

"Jadi yang melakukan ini seorang dokter?"

Clara menggeleng. "Bukan, dia pakai baju hitam terus di ngelakuin yang kayak aku tadi," ujar Clara.

"Bentar-bentar jadi dia orang biasa terus nyuntik gue?" Clara hanya mengangguk membenarkan.

Sungguh Clara merupakan hantu yang sangat polos. Bukan berarti Clara tidak tahu dengan suntik hanya saja dizaman waktu dia masih hidup ia tak pernah melihat benda berbentuk tabung tersebut dengan ujung yang lancip.

"Lo tau apa cairan yang disuntikan ke gue?" Clara hanya menggeleng pertanda ia tak tahu.

"Yaudah deh."

"Anneth marah sama Clara karena Clara gak tahu?" tanya Clara dengan tatapan senduhnya.

Anneth hanya tersenyum memaklumi hantu anak kecil itu. "Gak kok."

Sudah lima belas menit Anneth berdiam diri dengan Clara yang masih setia duduk disampingnya hantu anak kecil yang meninggal diusia 7 tahun itu. Melakukan hal yang sama dengan apa yang Anneth lakukan yaitu menelangkup wajahnya diatas meja.

Anneth tiba-tiba mendongak menatap Clara, Clara melakukan hal yang sama seperti dilakukan Anneth. "Cla. Dia bisa ngelihat lo?"

"Dia siapa?"

"Yang membuat ini." Anneth menunjukan lenganya.

"Bisa mungkin, karena dia bisa ancam aku," ujar Clara.

"Jadi dia sama kayak gue?"

Clara hanya menggeleng. "Tidak. Dibelakangnya ada banyak hantu yang mengikutinya dan ingin membunuhnya tapi, sayangnya parah hantu itu tidak dapat menyentunya."

Anneth semakin pusing dengan apa yang terjadi. Apa kah motif dari pelaku sampai menggores tanganya? Kenapa orang itu melakukan hal ini kepadanya dan kenapa ada banyak hantu yang mengikuti orang itu? Banyak pertanyaan yang muncul diotak Anneth.

"Apa para hantu itu besar-besar?"

Clara mengangguk mengigat kejadian tadi malam yang membuatnya tak berani untuk menatap para hantu yang bersama orang yang membuat lukisan mawar ditangan Anneth.

"Hantunya tinggi kayak kamu, terus aku gak berani untuk lihat wajahnya karena mereka seram. Mata mereka melotot saat aku melihat kearah mereka," jelas Clara yang membuat Anneth terdiam dan muncul pertanyaan baru.

"Apa hantu takut sama sejenis mereka sendiri? "

"Kita beda jenis Anneth." Hantu berambut sebahu tersebut mendengus kesal saat Anneth menyamakan dirinya dengan hantu yang tadi malam ia lihat.

"Lo ngomong sama siapa Neth?" tanya Ara yang baru datang dan ingin duduk disebelah Anneth.

"Bentar Ra."

"Lo pulang sana," ujar Anneth kepada Clara yang masih masuk diindra pendengaran Ara.

"Lo ngusir gue Neth?" ujar Ara.

Anneth gelagapan sendiri saat Ara ingin berbalik meninggalkannya. "Bu-Bukan gitu naksudnya," ujar Anneth menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Gue paham,gue boleh ngomong sama Clara?" tanya Ara yang langsung antusias duduk diatas meja.

Anneth melototkan matanya saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ara. Darimana Ara tahu tentang Clara?

"Lo..."

"Lo pikir gue gak tau kalau selama ini lo selalu ngomong sendiri, da ternyata gue tahu sekarang kalau lo bicara sama dia mahkluk astral yang bernama Clara benarkan?" Anneth hanya mengangguk untuk apa menyembunyika hal ini lagi temanya juga tidak akan menjauh bila dia terlahir sedikit berbeda.

"Hai kakak,nama kakak siapa?" tanya Anneth bukan Anneth lebih tepatnya ia Clara yang memasuki tubuh Anneth secara tiba-tiba.

"Kamu Clara?" tanya Ara antusias saat mendengar suara Clara yang sedikit lucu menurutnya.

"Iya kalau kakak siapa?" tanya Clara polos. Pandangannya tetap kebawah dengan mata yang terpejam.

"Hehehe." Clara tertawa kegirangaan.

Ara bergidik ngeri mendengar suara Clara tertawa.

"Kakak jangan takut kan kakak tadi yang minta pengen ketemu sama aku," ujar Clara.

"Kakak gak takut kok cuma merinding aja. Nama kakak Ara kalau kamu Clara kan?"

"Iya."

Bruk

"Sampai ketemu lagi kak Ara." Anneth membuka matanya dengan cepat Ara memberi air putih kepada Anneth dan langsung diminum gadis itu.

Seseorang tiba-tiba datang menghampiri Anneth dan Ara dia yang membuat keributan tadi saat melihat didalam kelasnya terdapat...

"Waw jadi selama ini..."

•••

Bisa kalian tebak siapa?

50 komen untuk next chapter!
Yuk kalian pasti bisa.

Indigo Vs Psychopath حيث تعيش القصص. اكتشف الآن