24.

317 45 3
                                    

Rey, Ara, Anneth,Aurora,Sandri,dan Bara terbangun dari tidur panjang mereka. Mengingat kejadian yang mereka alami beberapa hari yang lalu terlihat seperti nyata.

Clara, dia masih bersama Anneth hanya saja yang dapat melihatnya sekarang adalah Anneth seorang. Rey,Ara,Aurora,Sandri,dan Bara tak dapat melihat Clara didunia mereka sendiri. Mereka hanya dapat melihat Clara didunia Clara.

"Ah. Akhirnya gue bisa menghirup udara segar lagi," ujar Aurora sambil merenggangkan kedua otot tanganya, ia berbicara sambil melihat lurus kedepan disampingnya terdapat Anneth,dan Ara.
"Gue juga,lega rasanya walaupun gue sedikit takut." Ara menyahuti.

•••

Anneth,disibukan oleh Rey yang tiba-tiba meminta dimasakan olehnya, terlebih lagi Kenneth yang juga ikut hadir,sarapa bersama mereka. Bukan Anneth yang memasak melainkan pembantu yang dikirim Andra.

Mengenai Andra lelaki itu sedang berada di negara tetangga untuk mengurus bisnis keluarga, yang diserahkan kepadanya selaku anak pertama.

"Bang, gue duluan." Gadis itu nampak tergesa-gesa dalam melakukan sarapanya hari ini, ia meminum susu dengan cepat. Memasukan roti kedalam mulutnya padahal mulutnya masih penuh dengan makanan.

Terakhir ia memakai sepatu sambil berjalan mengambil kontak motornya,dan berlalu menuju tempat dimana yang katanya disebut sebagai rumah kedua.

Kedua tangan nya dipenuhi oleh barang-barang yang menurut Rey itu sangat tidak penting, lalu kedua pemuda berseragam sma tersebut pergi menunu tempat dimana mereka yang biasa mereka singgahi.

•••

Anneth sudah melupakan kejadian 7 hari yang lalu, tepat dimana ia dan keenam temanya mengalami kejadian yang cukup aneh. Anneth masih memikirkan kenapa tak ada satupun dari keenam orang yang tersesat bersamanya mengingat kejadian 7 hari lalu.

Cukup aneh,tapi Anneth bersyukur. Setidaknya teman-temanya tidak akan takut.

"Neth, yuk kantin," ajak Aurora menepuk pundak gadis itu.

"Ayo." Mereka berjalan beriringan menuju kantin sambil diiringi tawa di perjalanan mereka menuju kantin.

Ara melambaikan tanganya saat melihat kedua temanya berjalan menuju kearah dirinya.

•••

"Kalian gak ingat sesuatu?"

"Sesuatu?"

"7 hari yang lalu?" tanya Anneth memiringkan sedikit kepalanya. Mengencilkan volume saat ia berbicara. Tak ingin jika terdengar Bu Puput, bisa habis mereka di ceramahi guru yang satu ini.

Bu Puput, menaikan sedikit kaca mata nya, dan kembali menulis pelajaran.

"Yang dibelakang jangan ngobrol." Bu Puput berujar dengan nada tegasnya, tanpa melihat ia tahu siapa pemilik suara tersebut. Ayo lah, telinga Bu Puput itu sangat tajam.

Terlebih dia salah satu anak petinggi, tidak menutup kemungkinan kalau Bu Puput tidak bisa mengeluarkan para murid yang nakalnya keluar batas.

Guru yang belum genap berusia 26 tahun tersebut,menatap tajam Anneth dkk yang tal sengaja membuat keributan, sehingga menghambat sedikit acara pembelajaran menurut Bu Puput.

"Anneth."

"Nee,bu."

"Tidak jadi," ucap Bu Puput, dan langsung pergi meninggalkan kelas,membuat tatapan bingung dari para murid di kelas itu.

•••

"Kejadian apa yang lo maksud Neth?" tanya Aurora. Langsung duduk di sebelah Ara setelah ia memesan makanan. Dengan nampan yang sedikit ia hempaskan.

"7 hari yang lalu waktu kita di hutan." Cewek itu masih berusaha supaya temanya mengingat kejadian waktu mereka tersesat kemarin.

Seketika tawa Ara, dan Aurora menyembur keluar. "Emang kita pernah tersesat, bukanya tujuh hari yang lalu kita kumpul di Kafe sehabis gantar tiga curut dari bandara?"

"Bandara?" Apa yang dimaksud Aurora? Anneth semakin bingung dengan kejadian ini.

"Lo Amnesia mendadak Neth, bukanya lo hanya pingsan,karena gak mau di tinggal sama mereka?" celetuk Ara.

"Pingsan?"

"Anneth. Jangan membuat mereka mengingat kejadian 7 hari yang lalu."

"Tapi,kenapa Clara?"

"Lo bicara sama siapa Neth?"

"Clara."

"Lo kenapa jadi aneh begini, setalah pingsan?"

"Lo lupa,gue indigo? dan... "

"Bukanya kalian udah kenal Clara?" sambung gadis itu, ia semakin merasa aneh. Apa terjadi sesuatu dengan kedua temanya? atau yang kemarin hanya mimpi semata? Kalau mimpi kenapa terasa seperti nyata?

Anneth yang masih bergelut dengan pikiranya, Aurora dan Ara yang menatap bingung Anneth, yang tak kunjung berbicara. Entah apa yang di pikirkan gadis itu, hingga ia nampak seserius ini.

Mereka juga mengerenyit,kenapa sepanjang waktu Anneth selalu berbicara hal yang tidak masuk akal. Ada apa dengan gadis manis tersebut?

•••

Anneth memasuki kamarnya menaruh tas sembarangan lalu merebahkan tubuhnya tanpa mengganti pakaian yang ia kenakan sekarang, baru saja Anneth ingin memejamkan mata,suara ketukan membuat mata nya kembali melebar.

Tok tok

Dengan langkah gontai gadis itu berjalan menuju balkon,ia mengerenyit saat tidak mendapati siapa yang mengetuk pintu balkon nya. Anneth melihat sebrang, pintu balkon milik lelaki tegap tersebut tertutup rapat.

Tidak mungkin lelaki iru, sebab ia melihat dengan jelas jika lelaki itu di lantai bawah bersama abangnya.

Anneth mengerutkan keningnya saat melihat sebuah kertas yang berisi tulisan dengan tinta hitam.

'Jangan melakukan hal itu, karena semua akan sia-sia. '

Malas menanggapi kertas aneh yang ia sendiri tidak tahu dari mana asalnya. Lantas ia membuang kertas tersebut kedalam tong sampah. Lalu kembali merebahkan tubuhnya menuju alam mimpi.

Brak

•••

Rvisi emak Kenneth, makanya jrng up. Baru bsa up skrng.



Indigo Vs Psychopath Where stories live. Discover now