19.

449 128 31
                                    

"Selalu waspada terhadap apapun, karena kita tidak tau akan jadi seperti apa nantinya," --Saint Live

•••

Ara sendari tadi hanya diam meratapi nasibnya, ia berdiri didepan tiang bendera karena ketahuan bolos oleh kakak sepupunya itu, niat Ara ingin bolos untuk menemui Anneth dan keempat temanya gagal karena kehadiran Kenneth.

Keringat sudah membanjiri muka Ara karena, sinar matahari yang begitu terik hari ini, umpatan-umpatan sudah tak terhitung banyaknya.

Ara kesal. Kesal kenapa para sahabat laknatnya itu tidak peka tidak ada dirinya diantara mereka. Untung saja Ara lebih tua dari pada teman-temanya itu jika tidak pembalasan pasti akan Ara lakukan. Tapi, kali ini Ara tidak akan berbaik hati untuk tidak membalaskan dendam.

Ara menyeringai saat sebuah ide cemerlang muncul di otak liciknya itu, ia tahu harus membalaskan dendam seperti apa.

Tunggu saja pembalasan dari seorang Ara Putri Warld. Batin gadis itu sambil tersenyum licik.

Sedangkan Kenneth hanya menatap aneh sepupunya itu, kenapa sepupunya menyeringai. Sepertinya otak sepupunya yang satu ini harus disetel ulang.

"Ngapain senyum Ra?" tanya Kenneth sambil berjalan mendekati Ara dan menyentuh jidat gadis itu.

"OMO, KAK KENNETH JADIAN SAMA ARA, OMG," teriak seorang siswi yang bersama temanya.

Kenneth dan Ara hanya memutar bola matanya malas sepertinya mereka akan viral. Padahal status mereka hanya adik dan kakak tapi, sayangnya hanya sahabat dari Kenneth yang tau kalau Ara dan Kenneth memiliki hubungan darah.

•••

"Huaa siapa yang ngisi kecoa di meja gue?" ujar Aza histeris meratapi laci meja yang penuh dengan kecoa mati.

"Huaa siapa yang ngisi cacing dimeja gue?" teriakan serempak yang berasal dari Aurora dan Anya sedangkan,Anneth dan Aya hanya diam. Mereka tipikal orang yang tidak akan begitu terkejut dengan sesuatu apalagi Aya si gadis jutek dan ketika berbicara saja hanya seperlunya.

Meja Aya dan Aza dihiasi dengan beberapa kecoa yang sudah mati sedangkan dimeja Aurora dan Anya dihiasi dengan Cacing, dimeja Anneth terdapat Cacing dan Kecoa.

Ara tersenyum senang sambil berpura-pura memainkan ponselnya. Ia lah dalang dari kendala yang dialami sahabatnya saat ini, ini rencana yang ia pikirkan saat ia dijemur.

Ara tau kalau Aurora dan Anya sangat jijik dengan Cacing, maka dari itu ia mengisi Cacing dimeja kedua gadis tersebut. Ara juga tau kalau Aza takut dengan Kecoa maka, dari itu ia mengisi Kecoa dimeja gadis itu. Ara tahu kalau diantara mereka berenam Aya dan Anneth lah yang paling berani. Maka, dari itu ia mengisi kedua hewan tersebut di meja Aya dan Anneth.

Tentang darimana ia mendapatkan kedua hewan tersebut ia menemukanya di gudang dan taman sekolah. Ara benar-benar niat untuk mengerjai para sahabatnya itu.

Merasa situasi sedang tidak bagus Ara berdiri berjalan keluar kelas sebelum amukan dari para sahabatnya.

"Lo kau kemana Ra?"

"Kantin." Ara berjalan dengan cepat, ia bernafas lega saat mengetahui tidak ada siapapun yang mengikutinya.

"Wait. Kok meja Ara gak ada Cacing sama Kecoa?" Setelah mendengar pertanyaan Aurora mereka terdiam mencerna sesuatu.

"Atau jangan-jangan..."

Brak

"ARA PUTRI!"

•••

"Aku tidak sabar untuk menikahimu baby, tapi aku sadar kalau kau masih ingin bersekolah." Dibawah pohon seseorang bergumam sambil melihat kearah Anneth dkk yang sedang tertawa lepas. Lalu setelah puas melihat Anneth ia berlalu pergi meninggalkan kawasan tersebut.

Sedangkan disisi lain Anneth terus diganggu oleh hantu kecil yang tak sengaja ia bawa dari taman sekolah waktu bolos tadi.

"Clara come here!" Anneth bergumam dalam hati dan tak lama kemudian Clara datang dan langsung mengajak anak kecil yang dibawah Anneth tadi untuk bermain.

Tak lama setelah Clara membawa hantu kecil tersebut datanglah hantu lainya dengan berbeda tinggi badan dan sepertinya mereka bersaudara pikir Anneth.

"Halo kakak manis, tau gak? Aku mati karena dibunuh,daebak gak tuh? " Sebuah bisikan suara terdengar ditelinga Anneth dan apa tadi katanya? Mati karena dibunuh itu keren? Dasar hantu sinting. Sedangkan sang kakak dari hantu kecil tersebut hanya diam.

Anneth berusaha untuk tidak menghiraukan ucapan dari hantu yang tidak memiliki mata tersebut,ia jengah setiap saat selalu diganggu makhluk tak kasat mata. Tapi, apalah daya nya ia tak bisa melakukan apapun bahkan untuk menutup mata batinya.

Sekali waktu itu Anneth pernah mencoba untuk menutup mata batinnya, tapi malahan Anneth melihat hantu yang lebih menyeramkan dari pada sebelumnya. Jadi Anneth terpaksa untuk nenerima kelebihnya lagian ia juga tak takut dengan mereka parah hantu ia percaya kalau tuhan pasti akan selalu melindungi umatnya.

"Hantu gila! Mati dibunuh aja seneng banget," gerutu Anneth berusaha mengacuhkan hantu yang tidak memiliki mata tersebut.

"Aku tau kalau kamu tidak mau melihat ku, Aku cuma mau bilang jika kamu merasakan aura yang berbeda dari seseorang,seperti bukan aura yang biasa yang dikeluarkan oleh teman kamu maka, kamu harus berhati-hati dengan orang itu. Apabilah kamu melihat sosok tanpa mata berdiri tidak jauh didekat manusia maka, kamu juga harus berhati-hati, cukup aku yang menjadi korban terakhir."

Setalah mengeluarkan kata-kata panjang hantu tersebut menghilang entah kemana. Diikuti sang adik yang turut menghilang.

Anneth terdiam apa maksud dari para hantu tersebut? Apakah ini sebuah peringatan? Atau para hantu tadi hanya menakuti dia saja?

"Neth."

"Neth."

"ANNETH AWAS!".

Bruk

•••

Tinggalin jejak kalian kawan!

Jangan lupa share cerita unu

Indigo Vs Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang