bab 9

117 5 1
                                    

Pagi itu, sengaja Tan Sri Yahya menyediakan sarapan pagi. Malah dia sendiri yang menyediakan sarapan itu tanpa bantuan dari pembantu rumah.

" Assalamualaikum, Ayah, Ayah ada mana..." Terdengar suara perempuan beri salam ketika masuk.

" Waalaikumussalam... Ayah dekat dapur ni..ke sini lah. " laung Tan Sri Yahya sambil mengacau bubur yang dimasak itu.

Lalu wanita itu memasuki ke dalam ruang dapur dan menyalami tangan Tan Sri Yahya.

" Ayah tengah buat apa tu. Mari Yana buatkan. " Kata Dayana yang mahu mengambil alih.

" tak ada apa dah, lagipun dah siap. Cuma nak letak dalam mangkuk saja. " Kata Tan Sri Yahya sambil tersenyum pada menantu nya. Lalu dia menutup api dapur.

" kalau macam tu, mari Yana buatkan. " Ujar Yana lalu mengambil mangkuk yang disediakan lalu dia menceduk bubur nasi itu.

" Adik macam mana Ayah. Abang Jan ada cerita dekat Yana tadi, Adik melilau mencari Abang Lan, betul ke . " Soal Dayana sambil meletak mangkuk itu ke dalam dulang.

Lalu dia menghampiri pada Tan Sri Yahya yang duduk di meja marmar bersama dulang makanan itu. Dan duduk bersama.

Mengeluh berat Tan Sri Yahya. Terus dia teringat apa yang berlaku pagi semalam. Nasib dia menyuruh anak sulungnya untuk mencari Amar. Kalau tidak, tentu Amar akan duduk di dalam hujan ketika itu.

" ya Yana, Ayah jumpa dia dekat rumah Azlan. Teruk juga dia menangis masa Ayah jumpa dia. " Sedih saja muka Tan Sri Yahya.

"  Dia sampai merayu-rayu dekat Ayah jangan minta dia tinggalkan kampung atau paksa dia ikut family dia. Serba salah pulak Ayah rasa. " Keluh Lemah Tan Sri Yahya.

" Ayah suruh Adik ikut family dia ke. Tak apa ke, kalau Adik pergi sana. " Muram saja muka Dayana mendengar khabar itu.

" Itu yang terbaik bagi dia, Yana. Ayah bukan saja-saja nak lepaskan Adik. Memikirkan keadaan Adik kamu tu, Ayah rasa, ada baik nya kalau dia tinggal dengan keluarga dia. " terang Tan Sri Yahya

" Lagipun itu wasiat arwah Opah adik juga. Dia nak kan Adik tinggal bersama dengan keluarga dia. Malah Aliya pun ada sana, jadi ayah tak risau sangat nak lepaskan Adik dengan mereka. " Uji Tan Sri Yahya sambil tersenyum kecil

Mengangguk perlahan saja Dayana. Seakan mengerti apa yang di lakukan oleh Tan Sri Yahya terhadap Amar.

" Ke mana Abang Lan pergi, Ayah. Dah 3 tahun dia menghilang, langsung tak tanya khabar kita ni, jauh betul dia bawa diri kan. " Muram saja wajah Dayana ketika ini, memikirkan kehilangan Abang angkat itu.

" Entah lah Yana, Ayah pun tak tahu ke mana dia pergi. Dah macam-macam cara Ayah lakukan, tapi tak berhasil. " kesal Tan Sri Yahya rasakan dengan kehilangan anak angkat nya itu.

Redup saja wajah Dayana memikirkan tentang hal itu, bukan dia tak pernah bantu Ayahnya mencari Abang angkat nya itu. Ianya sangat susah, malah  data peribadi mengenai Abang angkat nya turut hilang.

" Ayah tak nak minta bantuan dari kak Dani ke. Mana tahu, mungkin kak Dani boleh cuba cari Abang dekat sana. Siapa tahu, mungkin Abang ada di sana. " Soal Dayana seraya itu memberi cadangan.

" Bukan Ayah tak nak cuba, cuma Ayah tak nak susahkan dia saja, lagipun dia dah...." Terhenti Tan Sri Yahya dari berbicara lalu menunduk kepala nya.

" Kita cuba dulu Ayah, mana tahu mungkin ada petunjuk pasal Abang. " Pujuk Dayana.

" last kita tahu pun. Dia ada dekat Malaysia lagi, kita sendiri tak tahu dekat mana dia turun. Malah senarai keluar masuk dari luar negara pun tak ada. Yana yakin ke dia pergi luar negara. " Soal Tan Sri Yahya dengan ragu.

Hati Yang disakiti Where stories live. Discover now