Bab 52

40 3 5
                                    

Termenung Amar sambil tangannya membelik wayar yang dia guna tadi. Masih banyak lagi barang yang belum di kemas, kadang tu, terdengar keluhan di bibir Amar.

Mengimbas tiga malam lepas.

Haus saja Amar rasa setelah pulang dari tempat kerjanya. Terus Amar menuju ke dapur sebaik saja di masuk ke dalam rumah. Puas Amar  rasakan setelah dua gelas dia minum air sejuk di peti ais. Sedang amar minum tiba-tiba lampu di ruang tamu menyala. Hairan saja Amar melihat gerangan yang sudah terjaga sedang menuju ke ruang dapur.

" Adik ke tu...." Soal seseorang yang ada di muka dapur. Suasana gelap sukr untuk mengesan siapa yang ada di dalam dapur tika itu.

" Ye...kenapa mama bangun..." Soal Amar sebaik saja dia melihat Datin Adila berada di ruang dapur.

" Mama terjaga tadi. Terdengar bunyi motor adik, sebab tu mama bangun. Adik dah makan ? Kalau belum mama sediakan. " Kata Datin Adila sambil mencari suis lampu

" Saya dah makan...tak perlu buka lampu, saya nak masuk bilik dah ni. Pergi lah tidur, sorry ganggu mama tidur. " Uji Amar sambil dia melangkah pergi.

" Adik marahkan mama ke?..."

Terhenti Amar dari melangkah dan terkaku tubuh Amar bila Datin Adila berkata begitu. Terus Amar memusing dan memandang pada Datin Adila dengan tanda tanya.

" Kenapa kata macam tu..."

" Sebab adik lain sangat dengan mama. Nampak macam letak bentang saja dengan mama. Mama rasa adik mula jauh....dengan mama...kenapa dengan muka adik tu..adik kemana? " Terkelu lidah Datin Adila melihat gaya Amar itu.

Tak pernah lagi dia melihat Amar mengayakan pakaian seperti itu. Walaupun dia tidak begitu nampak namun dia dapat melihat wajah Amar juga berhias.

" Tak kemana pun...saya naik dulu..." Baru Amar sedar tentang dirinya. Terus saja Amar meminta untuk pergi.

" Adik....kemana sebenarnya ni, adik tak buat masalah kan. Beritahu mama kenapa adik balik lambat. " Soal Datin Adila dengan nada kerisauan.

" Saya lepak dengan kawan saya. Jangan risau, belum fikir nak buat masalah pun. " gugup saja Amar bila dirinya hampir kantoi oleh Datin Adila.

" Jadi kenapa adik pakai macam ni? Apa Adik buat. Beritahu mama....adik tak bercampur dengan budak.."

" Budak apa!!!mama nak cakap saya macam budak jahat ke. " geram saja Amar bila ingin mengata pada nya.

" Tak mama tak maksud macam tu...mama.." resah saja Datin Adila ingin berkata. Takut Amar makin terasa dengan dirinya lagi.

" Tolong jangan fikir yang bukan-bukan....saya masih tahu baik buruk saya lagi. " Kata Amar yang tak puas hati lalu dia pergi meninggalkan Datin Adila berseorangan.

" Mama tak bermaksud macam tu pun...." Sedih saja Datin Adila rasakan dengan kelakuan Amar itu.

Tamat....

" Zack!!!..." Terdorong tubuh Amar ke depan bila ada seseorang menampar belakangnya

" Hang pasaiapa...ada masalah ka???...dari tadi aku duk panggil hang dok wat dek ja. " soal lelaki yang menegur Amar tadi.

" tak dak pa...hang dah siap kemas dah ka. " soal Amar balik.

" siap dah...jom, john duk tunggu hang dari tadi. " ajak Sham itu. setelah dia selesai melakukan kerjanya.

" kau pi dulu, sat gi aku pi dekat dia. " suruh Amar sambil tangannya mengemas barang yang masih belum di siampan lagi.

setelah siap megemas, amar menuju ke pejabat John seperti di katakan oleh Sham tadi. terus Amar mengetuk pintu itu, setelah mendapat arahan baru Amar membuka pintu itu.

Hati Yang disakiti Where stories live. Discover now