21

99.1K 16K 763
                                    

DOUBLE UP!!!

•••••••

Happy Reading 💜💜💜

•••••••

Semua orang berbaris rapi di depan istana, baik para bangsawan maupun rakyat biasa. Mereka beramai-ramai mengantar keberangkatan anggota kerajaan serta beberapa bangsawan berpangkat tinggi untuk menuju ke kerajaan tetangga yang memang sudah menjadi agenda rutin beberapa tahun belakangan ini.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana Duke Arsen selalu ikut serta, tahun ini Duke tampan itu tidak mengikutinya karena suatu hal yang penting. Semua wanita selalu saja curi-curi pandang padanya walaupun sudah tahu jika pria itu sudah mempunyai istri. Tatapan tajam yang sangat mengintimidasi justru membuat mereka semakin menggilainya. Para gadis yang berjejer rapi seperti memiliki tujuan tersendiri saat mengikuti pengantaran keberangkatan ini. Ya, mereka ingin melihat Duke tampan itu. Kesempatan mereka untuk bertemu dengan Duke Arsen mungkin hanya sekitar sepuluh persen pertahunnya. Hanya saat ada acara penting di kerajaan, dan juga saat ada pemeriksaan menyeluruh di pasar para rakyat untuk menghindari sesuatu yang merugikan. Seperti barang penyelundupan, obat-obatan terlarang, dan sebagainya.

Keberangkatan para anggota kerajaan mungkin akan dilaksanakan satu jam lagi karena harus melakukan berbagai pemeriksaan pada bagian keamanan. Banyak sekali pengawal yang dikerahkan dalam perjalanan yang memakan waktu selama dua hari satu malam itu.

"Kudengar kau tidak ikut, Duke Arsen."

Suara rendah yang terdengar menjengkelkan itu membuat Arsen melirik sekilas pemuda yang berdiri di sebelahnya.

"Pendengaran mu sepertinya sangat bagus, Putra mahkota." Balas Arsen santai.

Dua pria tampan berbeda generasi itu memang selalu terlihat tidak bisa akur, tapi di mata para perempuan justru itu malah terlihat menggemaskan. Seperti seorang teman yang selalu bertengkar dalam hal sekecil apapun.

Frederick mendengus, akhir-akhir ini sulit sekali memancing emosi pria di sampingnya ini.
"Sepertinya kau sangat bahagia setelah pernikahan mu dengan si singa Stansia itu."

Arsen tersenyum miring,
"Ya. Sangat." Balasnya mantap.

"Jadi kau sudah tidak akan keberatan untukku jika mengambil dia?" Frederick sengaja memancingnya. Dia tersenyum miring begitu melihat respon Arsen yang terdiam, tapi hanya sesaat karena jawaban diluar nalarnya keluar dari bibir pria itu.

"Ambil sesuka mu, lagipula aku tidak pernah mencintainya sedikitpun. Dia hanya ku anggap sebagai adikku, oleh karena itu aku tidak ingin dia bersama pria modelan seperti mu, Putra mahkota." Tekan Arsen menatap remeh pada Frederick yang terlihat marah.

"Kau-"

"Berhenti merecoki ku, Putra mahkota." Sentak Arsen yang sudah kesal dengan Frederick.

"Duke Allerix!"

Teriakan itu mengundang banyak atensi untuk melihat sang empu suara. Terlihat seorang gadis berpakaian pelayan yang tengah menaiki kuda coklat dan berhenti sekitar sepuluh meter dari posisi Duke Arsen dan pangeran Frederick.

Pelayan itu, Candra, dia dengan wajah cemas dan tangan bergetar turun dari kudanya dan berlari ke arah Arsen.

"Ada apa?" Tanya Arsen dingin dengan tampang datarnya.

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang