59

76.8K 13.6K 1.4K
                                    

Happy Reading 💜💜💜

•••••••••

"Sudah siap?"

Elle tidak menjawab, dia beberapa kali menghela nafas berat. Dia sangat resah entah karena apa,
"Mas Duke, pertunangannya tinggal berapa hari?" Tanya Elle mendongak menatap Arsen yang berdiri di hadapannya.

Melihat ekspresi Elle yang terlihat gelisah, Arsen merendahkan dirinya didepan Elle dengan lutut kanan yang menyentuh lantai sebagai tumpuan. Dia membawanya kedua tangan Elle dan menggenggamnya. Menatap Elle yang tengah menatapnya dengan tatapan lembut.
"Kenapa, hm? Ada sesuatu yang mengganggu mu?" Tanyanya dengan ibu jari yang mengusap punggung tangan Elle.

Memasang senyumnya, ia menggeleng sebagai jawaban. Tidak akan ia biarkan Arsen ikut merasa tidak enak karena perasaan gelisah tak berdasarnya ini.
"Nggak papa, cuman nggak sabar aja kok."

Mengusap pipi kiri Elle dengan ibu jarinya, Arsen ikut tersenyum tipis.
"Katakan segala hal yang membuatmu merasa tidak nyaman."

"Mungkin karena pangeran pedrik--"

"Frederick," ralat Arsen.

"Ya, intinya itu---karena dia sudah cukup dekat dengan ku seperti seorang teman, mungkin karena itu aku ikut merasa gugup."

Arsen terlihat hanya diam dengan menatapnya intens. Lalu, tak lama dia berucap,
"Nura, bisakah kau tidak ikut menghadiri acara pertunangannya?" Pinta Arsen yang membuat Elle merasa heran.

"Kenapa?"

Tidak bisa menjawab, Arsen hanya diam dengan mata yang tak lepas dari wajah istrinya.

Mengerti akan kecemasan Arsen, Elle mengusap tangan kekar penuh otot milik suaminya.
"Tenang, jangan berpikiran yang tidak-tidak."

Menghembuskan nafas berat, Arsen mengangguk.
"Kita akan terus bersama sampai kapan pun."

"Mau janji sesuatu nggak?"

"Apa?"

"Janji jika suatu saat nanti kita akan berpisah---ssttt!" Elle mengarahkan jari telunjuknya di bibir Arsen begitu pria itu akan memotong perkataannya.

"Janji jikalau suatu saat nanti kita berpisah dan akan dipertemukan kembali, kita akan kembali bersama menjadi pasangan hingga ajal kembali menjemput. Dan sampai kehidupan selanjutnya akan tetap seperti itu."

Tanpa ragu sama sekali, Arsen mengangguk mantap. Dia membuat pinky promise dengan Elle.
"Janji!"

Tersenyum lebar, entah mengapa Elle merasa tenang setelah Arsen setuju untuk membuat perjanjian gila dengannya seperti itu. Padahal ia tidak tahu akankah mereka berdua kembali dipertemukan di kehidupan selanjutnya atau tidak.

••••••••

H-1 acara pertunangan Frederick, Elle menginap di istana selama satu hari untuk kembali mengurus segala hidangan saat pesta dimulai.

Beberapa pelayan tampak sangat sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tidak ada yang berleha-leha sejauh mata memandang. Elle pun hanya duduk di kursi yang sudah disediakan untuknya, mengawasi mereka satu-persatu layaknya seorang mandor. Dan mereka akan datang untuk meminta saran serta penilaian pada Elle jika adonan sudah jadi.

Nyonya Duchess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang