Chapter 11 | Mysterious Bouquet Flowers

36 9 2
                                    

Yok baca lagi yok wkwkwk
Saksikan dalam imajinasi kalian tentang kegilaan chapter kali ini 🔥🦖
Happy reading all❤
_____

18 February at 16:23 PM, Hospital

Disiang hari bolong, otak Shean serasa mengebulkan asap dikarenakan masih menerka-nerka soal siapa yang memberi buket bunga yang diantarkan melalui perawat Perry. Berkali-kali ia membolak-balikkan buket bunga tersebut dengan harapan ada secarik kertas yang terselip atau apapun yang tertulis menjadi petunjuknya. Tetap nihil.

Sebenarnya, Shean ingin sekali melepas ikatan pita yang mengikat buket bunga itu agar bisa mengeceknya lebih teliti, namun sangat disayangkan jika tatanan bunganya akan berantakan karena dia tak bisa mengikat dengan rapi kembali. Maka dari itu, dia menganggap buket bunga tersebut sangat misterius. Tanpa nama pengirim. Sempat terpikirkan jika orang tersebut mungkin salah alamat. Namun, perawat Perry mengukuhkan bawasannya, Si Pengirim mengebut namanya. "Untuk Pasien Shean," kata Si Pengirim berdasarkan cerita dari perawat Perry.

Jika mengesampingkan perihal siapa pengirimnya, dilihat dari sisi manapun buket bunga tersebut sangatlah cantik nan indah. Bunga daffodil kuning, bunga iris, dan juga bunga baby breath dikemas rapi dengan kertas crepe berwarna ungu pastel dan kuning pastel, serta ada pita putih yang mengikat buket bunga tersebut supaya tertata rapi dan terlihat lebih menawan. Walau perpaduan warnanya tidak senada, keindahan dari penataan dan cantiknya bunga mampu mengesampingkan masalah tersebut. Benar-benar buket bunga yang cantik.

'Baru kali ini ada yang memberiku buket bunga tanpa nama dan tanpa tahu orang yang mengirimkannya. Siapa ya? Perawat Perry saja sampai tidak ingat wajah orang itu karena saking cepatnya orang itu pergi. Yang jelas kata perawat, dia adalah seorang pria. Besok saja akan kugali informasi lebih dalam. Jika ada lagi bunga yang dikirim, aku akan berterima kasih padanya. Langsung,' batin Shean.

***

19 February at 12:12 PM

"Ada buket bunga lagi," Perawat Perry memberikan buket bunga yang baru. Tanpa nama dan masih misterius.

"Lagi? Perawat Perry, apakah orang yang memberi ini adalah pria jangkung?"

"Ya, dia tinggi. Sekitar 180 cm lebih. Mungkin hampir 190 cm. Tapi, saya beruntung kali ini. Saya melihat wajahnya, Nona!"

"Seperti apa wajahnya?"

Perawat Perry yang tadi berdiri diambang pintu mendekat menuju kursi samping ranjang Shean. "Dia tampan. Tampan sekali. Postur tubuh tegap dan gagah, berkulit putih langsat, berjenggot dan cambang pendek. Baju yang dikenakannya tadi seperti pakaian kasual dengan turtleneck khaki dan celana formal hitam."

Shean langsung menaruh buket bunga itu di atas meja samping ranjangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shean langsung menaruh buket bunga itu di atas meja samping ranjangnya. "Apakah kepergiannya sudah dari tadi?"

"Tidak. Mungkin beberapa menit yang lalu. Jujur, Nona. Dia seperti model atau artis. Ketampanannya begitu membahana. Sampai-sampai..."

Beautiful Flowers: Always Got Picked UpWhere stories live. Discover now