11. rahasia tubuh

142 1 0
                                    

Hari ini adalah pertama dalam hidupnya Redera dia membolos dari sekolah. Disaat jam istirahat, Redera pergi dari sekolah dengan menyogok satpam di pintu gerbang untuk membukakan untuknya. Tapi, itu bukan usaha yang mudah. Bukan seperti yang kau pikirkan dengan mengeluarkan uang lalu menyogoknya. tetapi dengan beberapa kata-kata, akting, juga uang.

Redera memberikan alasan jika dia ingin mengunjungi Whiter dirumah sakit karena dia tidak tenang kalau Whiter dirumah sakit sendirian karena Ayahnya kerja juga Ibunya sakit-sakitan ditambah bumbu akting sedih, sedikit memohon, lalu disetujui. Redera memegang tangan satpam itu untuk ucapan terimakasih juga tidak lupa memberikannya uang. Lalu dia bisa keluar-naik taxi.

Redera sudah memasuki rumah sakit. Melewati beberapa lorong dan saat sampai, Redera melihat pria tampan memakai baju seragam sekolah sama dengannya selain itu, dia juga tinggi, bahu lebar, kulit putih pucat juga ada tahi lalat di batang hidungnya yang mancung itu. Keluar dari kamar Whiter. Redera benar-benar merasakan firasat yang aneh saat berpapasan dengannya. Bahkan auranya juga aneh walaupun dia tampan.

Aku harus mencari tahu tentangnya.

Redera tentu berbohong soal Whiter yang sendirian karena mulai sekarang, Marion dan inoka, yang akan menemani Whiter dirumah sakit.

"Kau terlihat sudah sehat Whiter."

Whiter yang sedang menunggu Marion mengupaskan apel untuknya Langsung melihat Redera dengan malas dan tidak berminat seolah bertanya, untuk apa kau datang kemari.

"Aku datang kemari untuk memberikan permen," ucapannya sambil tersenyum.

"Ada apa sebenarnya hari ini? Tadi aku ditawari eskrim, sekarang permen. Bawa pulang dan jangan temui aku lagi! Urusi ibumu yang sakit itu. Mungkin besok dia mati."

"Whiter, kau kelewatan," ucapannya.

Redera melangkah mendekat kepada Whiter dan meletakkan permen yang biasa dia makan dimeja tapi sebelum pergi. "Permen menenangkan penangkal amarah."

Setelah pergi dari kamar Whiter Redera memutuskan untuk keruangan cctv, mencari ruangan cctv tidak semudah itu, Redera harus bertanya kepada empat suster yang lewat untuk bertanya dimana tempat pasti ruang cctv itu. Sampainya disana, Redera meminta untuk melihat cctv didepan ruangan VIP tapi petugasnya malah bertanya kepentingan apa Redera sampai ingin melihat cctv, Redera hanya menjawab ingin melihat jelas wajah cowok yang baru keluar dari kamar saudarinya sambil memberikan sedikit intimidasi juga penekanan pada kata 'kalau nanti saudari saya dekat dengan cowok gak bener saya salahi bapak ya' akhirnya rekamannya diperlihatkan, Redera meminta petugasnya untuk zoom ke wajah pria itu lalu mengeluarkan ponselnya dan memotretnya.

Belum cukup sampai disana, Redera mengirimkan foto itu ketemannya lalu menelponnya. "Beb, tolong aku mau identitas tentangnya."

Temannya itu pun mengiyakan dan Redera juga bertanya kalau foto itu tidak jelas dia akan kirimkan yang sedikit jelas, setelah berbincang sedikit, Redera mematikan ponselnya menatap petugas yang juga meliriknya kearahnya. "Pak tolong kirimi saya rekaman cctv-nya."



.


.


.



"Dia sudah mati Re."

Itu adalah ucapan pertama kali yang keluar dari mulut temannya itu hingga dirinya bahkan temannya merinding dibuatnya.

"Sumpah, aku kaget sekali saat mengingat kau mengirimkan foto juga video cctv itu."

Saking kagetnya, Redera tidak mendengarkan ucapannya temannya lagi sampai lupa untuk menutup ponselnya dan meninggalkan sendiri temannya berceloteh. Redera pergi kekamar Whiter, saat sudah didalam, Redera menatap sendu potret wajah cantik Whiter yang terbingkai indah.

"A-apa ini alasan perubahan sikap kau Whiter? K-kau sudah m-mati? Dan tubuhmu sekarang dimasuki oleh sosok orang lain?"

Redera tidak kuat menahan kesedihannya, dia terjatuh disisi kasur sambil meremat selimut dan menjatuhkan wajahnya menangis disana. Setelah beberapa saat, Redera menegakkan kembali wajahnya dan menghapus air matanya. "Bahkan kau lupa tentang permen itu."

Antagonis vs AntagonisWhere stories live. Discover now